Salah sasaran
Semua bahan yang di siapakah gadis itu kini sudah berada di depan matanya, senyumnya mengembang setelah membayangkan bagaimana nanti lucunya wajah Rafa yang akan di penuhi dengan adonan kue.
Kanaya dan Karin serta anggota Cybele Squad sudah berdiri di tempat yang mereka sepakati yaitu di teras lantai dua dimana nantinya mereka akan menyiram Rafa dari atas.
"Tio lama bangat sih." Ucap Karin sembari terus melihat ke arah jalan menuju kantin.
"Pokoknya kalian ingat ya, pas ini adonan berhasil kita siram, kita langsung kabur." Ucap Kanaya menjelaskan.
"Siap Nay."
"Nah itu tu Tio sama Rafa." Ucap Karin setelah melihat tanda tanda kemunculan mereka.
"Siap siap." Kanaya mengangkat ember yang berisi adonan itu dengan di bantu Susi.
"Dalam hitungan ke tiga kita siap siap buat siram oke?" Ucap Kanaya lalu.
Tio dan Rafa berjalan menghampiri sasaran. Kanaya sudah mulai akan menuangkan adonan kue tersebut.
"Satu...." Kanaya mulai menghitung
"Dua...."
Tio mundur beberapa langkah seperti yang di rencanakan, melihat itu Rafa tersenyum miring dan ikut mundur kebelakang dan...
"Tiga...."
Byur!!!
"Mampus lo." Ucap Kanaya sementara anggota Cybele Squad sudah berhamburan pergi dari sana.
Karin dan Tio membulatkan matanya saat Kanaya salah sasaran. Harusnya yang di siram itu adalah Rafa tapi yang mengenainya adalah
"KANAYA!!!"
~~~
Sungguh nasib yang begitu malang, kini Kanaya, Tio dan Karin berada di lapangan dengan sinar matahari yang begitu terik. Kedua tangan menjewer telinga dan mata tertuju pada tiang bendera. sungguh hukuman yang cukup berat untuk mereka bertiga. Rencana yang sudah mereka buat gagal total, harusnya Rafa yang mengenainya tapi malah pak Robi.
"Rin Lo kenapa nggak bilang sih kalau ada pak Robi di bawah." Ucap Kanaya menoleh menatap Karin.
"Mana gue tau kalau ada pak Robi di bawah."
"Tapi kan tadi lo harusnya liat situasi yang di bawah."
"Kok Lo jadi nyalahin gue sih."
"Udah udah!! Gara gara kalian gue juga dapat hukum!!" Ucap Tio.
"Mama huuaaaa." Tio sedikit berteriak dengan suara yang ia buat buat seperti orang menangis.
"Dih lebay lo." Ucap Karin.
"Gue rasa Rafa tau rencana yang kita buat." Ucap Karin lagi.
"Aakh! Sial."
"Hahaha."
Mereka bertiga serentak menatap ke arah seseorang yang tengah tertawa. Pria itu sepertinya sangat bahagia ketika Kanaya salah sasaran dan berujung di hukum pak Robi.
"Emang enak?" Ucap Rafa di sela sela tawanya.
Pria itu menghampiri Kanaya sehingga jarak mereka sangat dekat. Rafa sedikit membungkuk agar tingginya sejajar dengan Kanaya. Sementara Kanaya sudah begitu kesal.
"Lo nggak akan pernah bisa untuk permalukan gue."
"Dan ingat satu hal, kalaupun rencana Lo itu akan berhasil maka gue nggak akan segan segan buat sebarin foto lo." Rafa kembali berdiri tegak setelah berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
STADIUM AKHIR
RomantizmKamu akan tetap menjadi yang kedua setelah mama, tidak akan ada yang menggantikannya