Penguntit
Suatu hari, di saat selesai melakukan pelajaran olahraga Kanaya melihat Ciara berlari memasuki lapangan basket. Di sana ada anak anak geng Eagle yang sedang berlatih. Kanaya berusaha untuk cuek dengan keadaan, berusaha melupakan semuanya dan kembali pada kehidupannya tanpa Rafa.
Namun hatinya merayu Kanaya untuk mengikuti Ciara. begitu banyak pertanyaan di dalam kepalanya, apa Ciara dan Rafa sudah pacaran? Apa Rafa benar melupakannya? Rasa penasaran itu membuat Kanaya kini berlari ke lapangan basket. Tapi baru saja tiba di lapangan basket Kanaya sudah tidak melihat Ciara, entah kemana perginya di sana juga tidak ada Rafa, di perkirakan Rafa sama Ciara pergi ke suatu tempat.
"Nay." Sapa Alfarez saat melihat Kanaya tengah sibuk mencari seseorang.
"Eh Al." Sapa Kanaya balik, namun gadis itu kembali melihat di sekitar lapangan, ia masih berharap Rafa ada di sana dan tidak pergi dengan Ciara.
"Lagi nyari Rafa?" Tanya Alfarez membuat Kanaya langsung menatap Alfarez, ia mengerutkan keningnya lalu tertawa hambar.
"Hahaha apaan sih Al, siapa juga yang nyariin Rafa." Ucap Kanaya namun matanya masih kesana kemari.
Alfarez hanya menggeleng, rupanya gadis itu tidak mau mengaku juga.
"Terus? Kalau bukan cariin Rafa, Lo cari siapa? Tio? Dia kan nggak masuk hari ini karena sakit."
"Iya juga ya." Gumam Kanaya.
"Gue...gue di sini nyariin Ciara kok, soalnya tadi di cari sama Vito." Ucap Kanaya masih berusaha berbohong.
Alfarez mengangguk anggukan kepalanya, "tadi Ciara ke perpus bareng Rafa." Ucap Alfarez membuat Kanaya diam mematung.
Ternyata benar, Ciara dan Rafa pergi bersama.
"O..oh gitu ya." Ucap Kanaya sembari tersenyum kaku, gadis itu lantas kembali ke kelasnya.
"Rafa Rafa, sampai kapan Lo mau buat cewek malang itu cemburu." Ucap Alfarez di sertai kekehannya.
Kanaya dan Karin berjalan bersama menuju kelas, dua hari yang lalu Karin tau cerita tentang kejadian di rumah sakit itu, ya kalau bukan Tio yang memberitahunya mungkin gadis itu akan mati penasaran, menanyakannya di Kanaya itu adalah hal yang sia sia, gadis itu sangat pintar mencari alasan untuk tidak membahas hal di rumah sakit itu.
Setelah selesai mengganti pakaian di dalam toilet Kanaya langsung memberitahu Karin untuk ke perpustakaan, soalnya ada buku yang ingin ia ambil tapi bukan itu alasan utamanya, tapi ada hal lain yang membuat Kanaya ingin ke sana.
Kanaya langsung mencari cari buku yang menarik untuk ia baca, namun matanya terus saja menelusuri setiap sudut perpustakaan itu. Berharap menemukan sosok Rafa dan Ciara di sana.
"Apa Al berbohong padaku? Dia bilang kalau Rafa ada di sini." Ucap Kanaya kesal.
Kanaya membalikkan badannya saat sosok yang ia cari tidak ia dapat, Kanaya menghembuskan nafas berat. Gadis itu berhenti saat mendengar suara tawa seorang pria yang amat ia kenali, Kanaya menoleh ke kiri, di seberang sana ada sebuah meja dengan dua kursi yang di duduki Rafa dan Ciara. Di perpustakaan tidak terlalu banyak siswa/i yang datang membaca hanya ada satu dua orang termasuk Rafa dan Ciara.
Tanpa ingin ketahuan, Kanaya langsung bersembunyi di balik rak buku hingga menabrak seorang siswi yang sedang membawa buku.
Brak
"Ahw siapa sih." Ucap siswi itu kesal."
"Maaf maaf, gue nggak sengaja." Ucap Kanaya memelankan suaranya sembari menyatukan kedua tangannya meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
STADIUM AKHIR
RomanceKamu akan tetap menjadi yang kedua setelah mama, tidak akan ada yang menggantikannya