Chapter 11

556 48 10
                                    

HUKUMAN

⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃

Sori gess othor lupa blom apdet
😭

-H A P P Y R E A D I N G-

TAK

TAK

TAK

Bunyi langkah kaki terdengar berirama disepanjang perjalanan menuju penjara bawah tanah. Tempatnya yang gelap dan sunyi menambah kesan seram pada lorong itu. Mereka hanya dapat mengandalkan cahaya dari obor yang dibawa Hendrick dan pengawal di depannya. Jalanannya yang menurun dan juga panjang membuat Lidya hanya bisa menduga-duga seberapa dalam tempat yang ia tuju.

Semakin dalam, bau amis semakin tercium. Hendrick yang menyadarinya menatap khawatir Lidya yang jauh lebih pendek darinya.

Dia pun bertanya "nona, apakah nona benar-benar yakin ingin melihat mereka? Saya khawatir nona tidak kuat nantinya. Seperti yang nona cium sekarang, baunya akan semakin kuat dibawah sana. Nona tidak ingin merubah pikiran nona sekarang?"

Lidya menoleh. Dia mengerti kekhawatiran yang dirasakan Hendrick padanya. Anak-anak seumurannya pasti tidak suka dan akan muntah jika mencium bau darah seperti ini.

Tapi ini Lidya. Salah satu perempuan yang berkontribusi besar saat penyiksaan musuhnya dahulu. Bau darah, Kepala buntung, tangan patah, organ berceceran, perut bolong bahkan tubuh meledak lalu hancur akibat bom pun sering dilihat.

Namun tidak mungkin jika dia mengatakan itu sekarang pada Hendrick.

Lidya hanya tersenyum mencoba menenangkan kehawatiran Hendrick tentangnya.

"Tenang saja.. Sekarang Ella masih kuat kok. Nanti jika Ella tidak kuat lagi, Ella akan memberitahu paman Hendrick agar membantu Ella keluar. Jadi tidak perlu khawatir."

Hendrick membuang nafasnya pasrah "baiklah, jika Lady mempunyai keluhan, jangan ragu untuk memberitahu saya."

Lidya tersenyum lalu mengangguk.

Mereka jalan semakin dalam lalu 10 menit kemudian setelah melalui jalan yang menurun, berbelok, dan memutar, sampailah mereka pada ruang tahanan bawah tanah kediaman Velvord.

Bunyi pintu pembatas yang bergesekan mengalihkan semua perhatian disana.

Lidya masuk diikuti Hendrick dan satu pengawal lainnya.

Beberapa pelayan nampak senang akan kedatangan Lidya. Mereka dengan tertatih berjalan mendekati jeruji besi lalu memanggil Lidya.

"Nona!! Nona selamatkan kami!!"

"Nona, ampuni kami! Kami mengaku salah!!"

"Nona!! Tolong nona!!"

"Berikan kami kesempatan, nona!!"

"Nona!!"

Lidya tidak menggubris, dia mengedarkan matanya melihat semua orang yang dulu menghinanya, sekarang memohon bantuannya.

Become the duke's adopted daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang