Chapter 17

322 24 4
                                    

~HAPPY READING~

⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃

Istana kekaisaran Carvil

Di sebuah ruangan di istana, terdapat dua orang pria sedang berbincang mengenai permasalahan negara. Pembicaraan mereka sudah memasuki waktu 3 jam dan belum terlihat tanda-tanda akan berhenti. Duke Velvord dan kaisar Carvil lah dua orang itu.

"Jadi pembicaraan kita cukup sampai disini, kuharap kau bisa melaksanakannya dengan baik Alverd." Ujar kaisar

Alverd menunduk hormat "saya akan berusaha yang terbaik yang mulia. Terima kasih sudah mempercayakannya pada saya."

Kaisar tergelak "hahahaha tentu saja kau bisa melakukannya, tidak, kau memang selalu bisa melakukannya. Tugas kemarin saja berhasil kau selesaikan dengan sangat baik."

Duke harus merendah "itu hanya keberuntungan yang mulia. Sekali lagi terima kasih, saya izin pamit undur diri."

"Ya ya ya kau selalu saja formal denganku Alverd, padahal sudah berapa kali kukatakan bila hanya berdua, kau bisa bebas akrab denganku. Tapi baiklah, kau boleh kembali. Terima kasih atas kerja kerasnya, dan kuharap tugas mu kali ini pun mendapatkan hasil yang terbaik."

"Tentu yang mulia. Kalau begitu saya permisi." Alverd membungkuk hormat "Semoga kekaisaran selalu dalam lindungan sang dewi."

Alverd keluar dari ruangan itu. Dia membuang nafas lelah. Selalu saja begini, Batinnya. Dia kembali berjalan berniat untuk pulang, namun diperjalanan Alverd justru bertemu dengan pangeran mahkota kekaisaran, Kaysen de Carvil.

Alverd membungkuk hormat memberi salam "salam kepada putra mahkota kekaisaran. Sang matahari kekaisaran Kaysen de Carvil. Semoga anda diberikan umur yang panjang."

Kaysen balas mengangguk "tidak perlu terlalu formal duke, bangkitlah."

Alverd kembali keposisi awal, badan tegap dan tatapan tajam khasnya.

'Ya.. dia memang duke berdarah dingin kerajaan ini, tatapan tajam adalah ciri khasnya.' Batin Kaysen

"Apa yang anda lakukan disini duke? Jika anda barusan keluar dari ruangan ayahanda, itu berarti anda habis bertemu beliau?" Tanyanya berbasa-basi.

"Benar yang mulia, saya baru saja bertemu beliau. Anda sendiri bagaimana?"

"Aku berniat ketempat latihan. Anda mau ikut? Duke dikenal dengan raja berpedang kekaisaran termasuk anjing gila disini, mungkin bila melawan anda akan membuat saya tau sejauh mana kemampuan saya" Tawarnya pada Alverd. Alverd menolaknya dengan hati-hati.

"Mohon maaf yang mulia, untuk sekarang saya tidak bisa menemani anda. Ada beberapa urusan yang harus segera saya selesaikan. Mungkin lain kali pangeran." Tolaknya sedikit menunduk.

"Ah.. sayang sekali, kalau begitu lain kali ya.." Kaysen terlihat tidak begitu kecewa.
Namun tiba-tiba dia terlihat celingak celinguk mencari seseorang. "Benar juga duke, dimana Cella? Biasanya anda selalu bersamanya bila datang kemari." Tanyanya heran

Dahi Alverd sedikit mengkerut "Cella?" Batinnya bingung

'Mereka sedekat itu?'

Alverd mencoba menjawabnya dengan tenang "apa yang pangeran maksud putri saya? Dia kali ini tidak ikut kemari lantaran tubuhnya yang masih butuh istirahat. Apa ada sesuatu dengannya yang mulia?" Tanyanya memastikan.

Kaysen sedikit menegang. Ingat, sedikittt. Mungkin beberapa orang tidak akan menyadarinya, namun untuk Alverd yang memiliki insting dan kepekaan setinggi langit dapat dengan mudah menyadarinya.

Become the duke's adopted daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang