BAIKAN DENGAN AYAH
~HAPPY READING~
⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃⊂⊃
Beberapa minggu telah berlalu, semua berjalan lancar dari minggu-minggu sebelumnya. Pelayan-pelayan baru yang dipekerjakan Duke disini memperlakukan-nya dengan hormat, tidak seperti kemarin. Bahkan beberapa dari mereka ada yang cukup akrab dengannya.Meylin juga selalu melakukan tugasnya dengan baik. Lidya puas dengan semua hasil kerjanya.
Suurrrr
"Silahkan nona."
Lidya menerima cangkir yang disodorkan oleh Meylin.
Slurp
Dia menaruh cangkir tersebut ke meja didepannya lalu mengelap mulutnya dengan sapu tangan.
"Seperti biasa, teh buatanmu selalu enak." Pujinya sambil melempar senyum.
Mey yang mendengarnya semakin melebarkan senyumnya "terima kasih nona, tapi pujian anda terlalu berlebihan. Teh buatan saya rasanya sama seperti teh lainnya, tidak ada yang membedakan."
Lidya terkekeh "ya, ya, tentu sama. Hanya saja cara pembuatan dan orang yang membuatnya 'lah yang berbeda."
"Bukan begitu, Meylin? Itu yang selalu kau katakan padaku." Goda Lidya.
"Eh?" Mey tersentak lalu menggaruk gatal pipinya. "Ya.. nona benar." Cicitnya pelan.
Lidya mendengus "dasar anak ini." Gerutunya lalu bersandar sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
Ia menarik nafas dalam sambil memejamkan mata. Memang, minum teh ditaman ini sangat menyenangkan. Tempatnya yang tenang, tamannya yang indah, udara segar tanpa polusi dan wangi bunga yang menyeruak masuk disetiap tarikan nafas. Sungguh, definisi nikmat dunia yang sesungguhnya.
Hening beberapa saat.
Walau sedikit ragu, Meylin tetap bertanya "Nona, maaf menganggu anda. Tapi saya ingin bertanya, apa yang ingin anda lakukan hari ini?" Tanyanya.
Lidya membuka kelopak matanya perlahan seraya berfikir "hmm kegiatan hari ini ya.." ia kembali menegakkan tubuhnya saat mengingat sesuatu.
"Mey, tanggal berapa ini?"
"10 Aproil, nona."
Tunggu, 10 Aproil? Lidya menimang-nimang apa yang dilupakannya.
.
.
Flashback_"Ada urusan apa ayah memanggilku?"
Duke yang mendengar suara ketus putrinya mengerut, dia lalu berhenti menulis dan memusatkan pandangan pada Lidya disana.
Meskipun nadanya cukup mengganggu batinnya, Duke tetap mencoba tenang.
Dia akan meluluhkan hati putrinya secara perlahan. Biarkan dia membayar semua kesalahan karena kelalaiannya selama ini terhadap putrinya. Jadi untuk sekarang, Alverd akan memaklumi segala tingkah kurangajar Lidya padanya.
"Kau sudah datang rupanya, duduklah."
Lidya duduk di sofa yang disediakan disini. Disusul duke yang duduk didepannya.
"Apa kau sudah makan siang?" Tanya duke.
Lidya mengangkat sebelah alisnya "sebelum kamari aku sudah menyempatkan diriku untuk makan, Mey yang membawanya ke kamar." Ujar Lidya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become the duke's adopted daughter
Science FictionMaulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya...