ROMA, ITALY
"Ciao ?" Ucapku
{Halo}" Padree!" Ucap orang diseberang telepon. Dan aku langsung mengenali suara ini.
{Papa}" Iya tuan muda. Anda ada dimana sekarang?" Jawabku malas.
" Kantor polisi pusat." Jawabnya, aku tau ketika dia sudah memanggil ku seperti itu dia pasti dalam masalah.
"Baik 10 menit lagi saya sampai disana" ucapku yang tidak menerima jawaban dari seberang telepon. " Lanjutkan! Jangan sampai mati dulu. Atau kalian yang aku bunuh!" Interupsiku pada bodyguard bawahanku.
Sesampainya dikantor polisi aku langsung mencari Armaan. Dan dia sedang duduk dengan arogan seperti tidak takut sama sekali. Dasar bocah tengik, aku sudah memperingatinya tadi siang. Dan apa ini aku sudah di sini lagi, oh ayolah baru 2 hari kemarin aku kesini. Kenapa ini seperti schedule mingguan saja. Karna paling tidak aku akan datang kesini 2-3 kali dalam seminggu. Untuk mengurus masalah yang dibuat pembuat onar itu, masalah apalagi sekarang yang dia lakukan.
" Buon pomeriggio signore isaac" sapa polisi itu padaku.
{Selamat sore tuan Isaac}" Buon pomeriggio signore felix." Jawabku, dia adalah kepala polisi di sini.
" Ini adalah berkas yang harus anda tanda tangani sebagai jaminan tuan isaac." Ucapnya sambil menyodorkan berkas padaku yang langsung ku tandatangani.
" grazie signore felix. Saya akan mengabari tuan Bailey tentang kebaikan anda ini. Dan tolong maafkan saya yang sudah lalai mengawasi tuan muda Bailey." Ucapku sambil menjabat tangannya.
{Terima kasih}" Tidak perlu sungkan tuan isaac. Sudah kewajiban saya membantu keluarga Bailey" jawabnya.
" Kalau begitu saya permisi tuan felix" ucapku sambil menarik lengan Armaan.
"Silahkan tuan isaac" jawab tuan felix.
Aku menarik lengan Armaan memasuki tangga darurat. Dan menyuruh bodyguard berjaga didepan pintu agar tidak ada yang masuk.
"Armaan Bailey!" Ucapku dengan tenang. " Melecehkan dan menghajar pria sampai masuk rumah sakit?" Tanyaku padanya.
"Hmmm." Jawabnya dengan enteng yang membuat emosiku meningkat.
"Saya sudah bilang untuk mengontrol emosi anda itu."
"Dia yang memancingku. Kau tahu sendiri bahwa aku tidak suka diremehkan" jawabnya sambil mendongak kearahku yang berdiri didepannya.
"Kenapa?" Tanyaku
" Dia mencoba melecehkan pacarnya didepanku" jawabnya dingin.
"Anda punya otak untuk berpikir bagaimana menghukumnya dengan cara yang benar. Bukan malah anda yang berada disini." Ucapku dengan penuh emosi
"Aku hanya ingin memberinya pelajaran. Agar dia tau seperti apa rasanya direndahkan" jawabnya dengan dingin yang menatapku nyalang.
"Bisa tolong jangan ulangi lagi? Bukan berarti jika dia melecehkan pacarnya, anda juga membalas dengan melecehkan nya juga. Lalu apa bedanya anda dengannya?" Tanyaku " lagipula sesuatu yang anda lihat belum tentu sesuai dengan apa yang anda pikirkan. Mungkin saja pacarnya fine-fine saja dengan apa yang dilakukan prianya".
"Aku tidak buta. Aku tau mana yang relax dan tidak" ucapnya penuh emosi.
" Baiklah... Terserah anda saja" jawabku lalu keluar dari sana. Aku langsung memerintahkan bodyguard bawahanku untuk mengawasi tuan muda sampai rumah. "Jangan sampai dia membuat masalah lagi!" Perintahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/318979420-288-k878214.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
U: Ti Amo
RomanceSelama hampir 8 tahun Arvins mengabdikan dirinya bekerja menjadi Asisten pribadi Caesar Bailey, CEO Bailey Groups yang juga merupakan duda beranak satu. Karna profesinya, Arvins diharuskan mengurus semua masalah pribadi Caesar Bailey termasuk putran...