09 ~> Mean (21+)

734 63 8
                                    

Roma, Italy




Armaan POV

Aku tidak tahu arti cinta yang sesungguhnya, tetapi melihatnya bersama dengan cintanya membuatku tidak nyaman. Apa ini Armaan dimana tembok pertahananmu mengapa hilang begitu saja saat kau bersamanya.

Sedari kecil aku sudah kehilangan cintaku karna wanita yang paling kucintai di dunia ini meninggalkanku. Hidupku seolah runtuh saat itu juga, dia pergi membawa hatiku bersamanya. Sejak saat itu aku tumbuh dengan hatiku yang kosong dan seakan mati. Namun dia datang dan berhasil mengembalikan hatiku yang hilang kembali. Aku mempercayainya.

.

Sialan! Haruskah aku duduk disini melihat sepasang kekasih yang sedang kasmaran ini. Tanpa bicara maupun bertindak aku bisa melihat rasa cinta yang terpancar dari kedua mata keduanya. Semenjak di kafe sampai didalam mobil saat ini hanya raut bahagia yang dia pancarkan dari wajahnya. Apa kamu begitu mencintainya.

Melihatmu begitu bahagia saat ini membuat hatiku senang sekaligus hancur seketika Arvins. Bukan aku alasanmu bisa tersenyum saat ini. Jika kau sebahagia ini saat bersamanya lalu apa maksud dari ocehanmu malam itu Arvins.




........................

Flashback


Mengandung adegan NSFW, NC 21+| dimohon kebijakannya dalam membaca⚠️












Brukk..

"Arvins?" Seruku ketika tiba-tiba seseorang menabrak ku.

"....."

"why are you here?" Tanyaku kebingungan melihatnya ditempat ini dengan keadaan seperti ini.

"...."

"Hei Arvins! you okey?" Ucapku yang terkejut karna tiba-tiba Arvins mengalungkan tangannya pada leherku. Tatapan matanya yang tak fokus dan keringat di sekujur tubuhnya.

"fuck me!" Ucapnya yang membuatku membelalakan mataku.

"Sadarlah Arvins!" Ujarku ketika merasakan Arvins yang menciumi ceruk leherku.

"....."

"Haisss...." Ucapku geram karna Arvins yang sama sekali tidak memperdulikan perkataanku. Bahkan aku yang kesulitan menahannya untuk berhenti menciumiku. Kenapa dia seperti kucing yang sedang birahi ingin dipuaskan. "Stop Arvins! Jangan membangunkan singa yang sedang tidur atau kau akan kesulitan untuk menidurkannya kembali." Ucapku ketika tangannya yang berusaha menyentuh penisku.

"Mengapa aku hanya memegangnya tetapi dia sudah bangun?" Ucapnya yang berhasil meremas penisku dan menyadari sesuatu yang sudah menonjol dibalik celanaku. Sialan kenapa kau berereksi hanya dengan melihat wajah birahinya.

"Bukankah seharusnya kita mencari tempat terlebih dahulu? Aku tidak suka melakukannya di toilet." Bujukku merayu padanya agar aku bisa segera mengantarkannya pulang.

"Mmm..."

Aku segera memapahnya keluar dari Bar ini, tidak baik jika berlama-lama disini. Aku membawanya ke hotel terdekat bar karna aku tidak mungkin membawanya pulang ke rumahnya dalam kondisi seperti ini apalagi membawanya pulang ke mansionku.

Aku membaringkannya di kasur kamar hotel yang baru kami masuki. Kulepaskan jas yang dipakainya dan sepatu yang dikenakannya beserta artibut lainnya dan hanya menyisakan kemeja dan celananya. Melihat pakaian formal yang dia kenakan sepertinya dia sedang bertugas, tapi bagaimana dia bisa berakhir seperti ini, dimana bawahannya.

"Sialan! Aku harus menidurkannya sendiri gara-gara kau Arvins aku akan memberi perhitungan padamu ketika kau sadar nanti." Ucapku menyadari penisku yang sudah mengembang sempurna dibalik celanaku. Aku memasuki kamar mandi karna aku harus mengurus juniorku terlebih dahulu.

U: Ti AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang