15 ~> Memory II

306 41 3
                                        

ROMA, ITALY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ROMA, ITALY



Author POV

Matahari sudah tak menampakkan sinarnya lagi, langit sudah menggelap digantikan bulan untuk menyinari bumi. Hari sudah menunjukkan pukul 19.00 Arvins sudah sampai di halaman rumahnya. Ia berjalan memasuki rumahnya mencari sosok yang sudah dikecewakannya kemarin, namun ia tak menemukan nya di sudut rumahnya. Hati dan pikirannya mulai khawatir dibumbuhi dengan pikiran-pikiran negatif entah dari mana. Ia mengambil ponsel yang ada di sakunya segera menghubungi Serra..

Ceklek...

Sebelum Arvins menghubunginya, Serra sudah menampakkan wajahnya dari balik pintu.

"Kau sudah pulang? Bagaimana keadaan Armaan?" Tanya Serra beruntun.

"Dia baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Apa kau baru pulang kerja?" Tanya Arvins setelah melihat outfit yang dikenakan Serra.

"Hmm. Apa kau lapar?" Tanya Serra.

"Iya. Aku belum makan apapun dari kemarin." Jawab lesu Arvins.

"Baiklah aku akan mandi terlebih dulu lalu akan memasak makanan untuk mu." Ujar Serra berjalan menuju kamarnya.

"Hmm." Jawab singkat Arvins.

.

Serra berjalan keluar kamarnya setelah menyelesaikan ritual mandinya, ia melihat Arvins yang tertidur di meja makan, ia menghampirinya, menyulurkan tangannya untuk mengelus lembut pipi Arvins yang tampak sangat kelelahan.

Serra menyadari bahwa Arvins belum makan sama sekali, ia segera mengibarkan bendera perangnya dengan dapur. Akhirnya Serra bisa menyelesaikan makannya setelah menghabiskan waktu beberapa menit. Ia meletakkan masakannya di atas meja makan, membangunkan si pria kelaparan.

"Wahh... Pasta bolognese?" Binar semangat Arvins melihat masakan kesukaannya. Semenjak hari itu Serra enggan memasakkan Arvins makanan kesukaannya itu karna masih dilanda kekesalannya.

"Hmm... Habiskanlah!" Suruh Serra yang segera dilaksanakan Arvins.

Arvins sudah menghabiskan makanannya, bahkan sekarang ia merasa perutnya sudah terisi penuh pasta bolognese buatan Serra. Ia menyadarkan tubuhnya di sandaran sofa sambil mengelus perut kenyangnya.

"Mandilah dulu sebelum tidur! Kau bau." Suruh Serra yang tak ditanggapi Arvins karna sang empunya sudah tertidur lagi. Serra membangunkan Arvins agar tidur di kamarnya. Huh.. salah satu pekerjaan menyebalkan Serra saat tinggal di rumah Arvins. Membangunkan Arvins dari tidurnya, sangat menguras tenaga dan emosi.

.

.

.



Hari-hari berjalan begitu cepatnya, hari ini tepat 1 bulan setelah kecelakaan Armaan, Arvins sangat sibuk bahkan sampai hampir tak pernah pulang ke rumah. Ia di sibukkan dengan urusan pekerjaan dan juga kesehatan Armaan.

U: Ti AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang