ROMA, ITALY
SERRA POV
Hari yang cerah, secerah senyuman lelaki yang selalu mengisi hari-hari ku selama ini. Arvins Isaac namanya sebentar lagi akan menjadi suamiku. Kami adalah teman sejak kecil bisa dikatakan sahabat menjadi kekasih.. hahaa.
Ketika aku berumur 5 tahun ayahku memboyong keluarga kami untuk pindah dari Bali, Indonesia ke Venice, Italia yang notabenenya negara kelahiran ayahku. Saat itu ibukku mengajakku pergi ke toko toserba yang ada di depan komplek rumah kami. Ibukku ingin berbelanja bahan membuat cake tetapi karna ibuku baru pertama kali datang ke toserba ini dia tidak tahu keberadaan tepung terigu ia mencoba bertanya pada penjaga toko tetapi karna ibukku tak bisa berbicara bahasa Italia dan si penjaga toko yang tak lancar bahasa inggrisnya membuat ibukku kesulitan. Tiba-tiba ada seorang wanita cantik yang menghampiri kami dan mencoba membantu kami.
Ternyata beliau mengerti bahasa Inggris dan akhirnya membantu ibukku berbelanja. Sampai kami mengetahui bahwa rumah kami bersebelahan. Wanita cantik tersebut bernama Shopia Isaac, beliau mengundang kami untuk masuk ke dalam rumahnya. Bibi Sophia mengenalkanku pada putranya yang berumur 2 tahun lebih tua dariku namanya Arvins Isaac.
Setelah kejadian itu ibuku dan bibi Sophia menjadi teman baik dan menjadikanku dan Arvins sering bermain bersama. Dan berakhir kami selalu menghabiskan waktu bersama sampai kami dewasa.
Ketika aku baru menginjak usia 16 tahun ayah dan ibuku harus kembali ke Indonesia karna pekerjaan ayahku. Aku tidak bisa ikut karna harus sekolah, jadi kedua orang tuaku menitipkanku pada keluarga Isaac.
Kala itu sepulang sekolah tiba-tiba bibi shopia memelukku dengan menangis dan mengatakan semua akan baik-baik saja, itu membuatku tidak mengerti sampai akhirnya bibi shopia mengatakan bahwa kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan pesawat ketika menuju Italia. Seketika pemikiranku kosong hanya air mata yang terus mengalir dari kedua mataku.
Semenjak saat itu aku dirawat oleh keluarga Isaac karna dari kedua keluarga orang tuaku tidak ada yang mau merawatku. Hanya paman dan bibi Isaac lah yang mengulurkan tangannya untuk menampungku. Itulah cerita singkat tentang pertemuanku dengannya.
.
"Sayang mengapa melamun?" Tanya Arvins yang membuyarkan lamunanku.
"Mm... Hanya sedang memikirkan restaurant." Bohongku.
"Perlu bantuan ku?" Tawar Arvins.
"No. Aku tidak ingin kamu kelelahan, aku tahu kamu juga sibuk akhir-akhir ini, percayalah padaku aku akan berusaha menyelesaikannya sendiri." Tolakku karna aku tidak tega jika terus membebaninya.
"Mm... Okey." Ujarnya sembari mengecupi punggung tanganku.
Arvins menghentikan laju mobilnya menandakan bahwa kami sudah sampai di rentaurantku. Sebuah restaurant mewah yang berada dipinggir danau. Dulunya restaurant ini hanyalah tempat makan biasa lalu kemudian Arvins membantuku dengan merekomendasikan restaurant ku kepada kolega bisnisnya lambat laun restaurantku menjadi ramai pengunjung berdatangan dan menjadikannya restaurant elit dikalangan konglomerat dan selebriti.
KAMU SEDANG MEMBACA
U: Ti Amo
RomanceSelama hampir 8 tahun Arvins mengabdikan dirinya bekerja menjadi Asisten pribadi Caesar Bailey, CEO Bailey Groups yang juga merupakan duda beranak satu. Karna profesinya, Arvins diharuskan mengurus semua masalah pribadi Caesar Bailey termasuk putran...