Mendekap CiptaKamu hadir dengan hangat menjadikan sugestiku terpusat pada dirimu, kita bertatap diri pada sebuah layar yang memunculkan suaramu sehingga malam yang sunyi mulai cetar karena malam yang kita lukis membekas pada sebuah benak lahirkan perasaan yang tumbuh saat kamu berkata kagum pada diriku. Sebuah hal yang membuatku hanyut dalam kesenangan, membuatku melangkah maju, membuatku ingin mengisi sebuah album, melukis sebuah sampul buku, dan menjadi sebuah awal cerita yang siap untuk berperang pada setiap suka duka yang menemaninya.
Kamu ada rasa kagum padaku karena aku seorang penulis, menuliskan sebuah pemikiran atau kenangan yang aku tuangkan pada sebuah lembaran buku, sehingga ada rasa yang menggoyahkan hatimu untuk bertutur kepadaku, namun kamu salah besar ketika mengatakan bahwa aku adalah orang yang hebat, aku hanya manusia biasa yang memiliki perasaan sehingga diberikan kemampuan untuk mencurahkan sebuah argumen hati ke dalam sebuah dunia kepenulisan. Saat kita mengobrol dalam layar yang terpampang wajahmu dengan rambut lurusmu serta senyum yang kamu sajikan, aku mulai luluh kala ujarmu meletup dan menusuk menerobos gendang telingaku, sehingga larut pad sebuah hati yang telah berada dalam tubuhku. Berdetak jantung serta kencangnya aliran darah kala itu, andai kamu tahu aku mulai jatuh hati padamu, namun kamu hanya menganggapku sebagai sahabat, ya. . . Sahabat yang semestinya dijalani oleh sepasang pria dan wanita. Aku mulai merasakan kenyamanan sehingga ada keinginan lebih dari apa yang kamu katakan. Aku mulai terbawa perasaan karena kamu merobek dinding perasaan yang kokoh sehingga kamu robohkan dengan belati tajammu, kamu hantam kan ungkapan itu sehingga aku pun jatuh hati padamu, aku lenyap dalam malam-malam kita mengobrol, setelah sekian lama aku hanya diam dan tak bisa berkata, aku hanya melihatmu dari layar, tak tahu bagaimana latar belakangmu, aku simpan perkataanmu itu sebagai hal bahwa kamu mengungkapkan perasaan padaku, itu yang aku sematkan pada sebuah mading yang tertanam di dinding hatiku.
Wanita cantik dan baik hati mampu membuat hatiku luluh, dan menjadikan acuan ke dirimu, walau ada opsi lain, namun aku tertarik padamu, aku yang masih memiliki pertanyaan besar, membuatku ingin terus mencari segala hal tentangmu. Aku menghargai setiap ucapanmu, aku mulai berusaha untuk mendapatkan hatimu, walau kamu pernah berkata, bahwa kamu ada yang suka, bahkah bila dilihat perjuangannya jauh lebih besar untuk mendapatkanmu. Kehidupanmu yang mewah kadang membuat hatiku ragu, namun kekuatan cinta itu begitu besar. Kehidupanmu yang bertolak belakang denganku membuatku kurang bila berpikir hanya dua kali. Bagiku aku seperti rakyat jelata yang mengincar sebuah putri dari anak sang raja.
Ucapanmu mampu membuat pikiranku tersugesti, sehingga banyak opsi yang perlu aku seleksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELATI MUTIARA
Non-FictionIni kisahku tentang permata yang begitu indah dan kukenal hingga pada akhirnya aku mampu meraihnya. Bukan sekedar bertemu lalu bersamanya dengan mudah, namun ada bentangan yang menghadang sampai air mata, keringat menyelimuti dengan paksa. Awal ber...