Ayolah, vote dan komen biar cerita ini up cepat, pada males-males banget buat vote aku lihat, lama bener.
Komen pun jangan cuma "Next" "Next kak" "Next terus"
Kepalamu aku tabok lama-lama, jangan komen next+next! Risih aku ngeliatnya, kek gabisa komen lain aja.
Ck, dahlah, kaya ngajarin anak TK jadinya. 200 vote dan 70 komen.
READING-ON
Seminggu setelah lomba di sekolah, Cyara menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa, tanpa ada kendala sama sekali.
Itu sih seharusnya ya, tapi apa ini? Kenapa dia malah melihat Falan tengah membully Arul?
Cyara tau selama seminggu setelah lomba dan menjadi dekat sama Arul, dia sering menyapa dan mengajak Arul makan siang bersama di kantin.
Tentunya bersama Aryan dan Nalen, tak lupa para kurcaci seperti Sendu, Ilpan, Viaz, Alpha, Gata, Dayan, Laro dan Ziam juga turut ikut.
Cyara kan sudah sampai ke kantin, tadi dia sudah mencari Arul ke kelasnya tapi gak ketemu, ternyata oh ternyata.
BUGH!
PLAK!
DUGH!
Arul sudah babak belur dihajar Falan, dan tak ada satupun yang perduli padanya, mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri.
Karena menurut mereka itu bukan urusan yang harus mereka campuri, mereka tak mau kena masalah kalau sampai mengusik kegiatan yang Falan lakukan.
Semenjak Cyara menjauhi Falan, sikap anak itu semakin bringas dan tak terkendali.
Entah sudah berapa banyak siswa yang dia hajar karena mendekati Cyara.
"Gue peringati sama lo ya cupu! Jangan bermimpi lo buat deket sama Cyara!"
Arul menunduk dalam, wajahnya sakit dan tubuhnya nyeri semua, kenapa dia harus mendapatkan semua ini, cuma karena dia mau dekat sama Cyara?
Memang dia kenapa? Ini tak adil.
Arul mendongak, tatapan matanya begitu tajam, perlahan dia berdiri dan tanpa diduga dia justru membalas pukulan Falan.
BUAGH!
"Lo kira lo siapanya Cyara hah!? Lo gak berhak larang siapapun untuk dekat sama dia." ujar Arul begitu dingin.
Dia menyeka darah disudut bibirnya, mendecih ketika melihat tatapan penuh amarah dari Falan.
"Heh, ini kantin bukan ring tinju!"
Keduanya tersentak, secara bersamaan mereka menoleh kearah sumber suara yaitu Cyara, gadis itu kelihatan marah.
"Cyara," panggil Falan senang, dia bangkit dan berjalan mendekati Cyara sementara Arul hanya menunduk tak berani menatap Cyara.
"Lo ini biang masalah banget Falan! Kenapa harus lo pukulin Arul hah!"
"Ya karena aku gak suka kalau kamu deket sama dia."
"Bukan urusan lo itu, sana pergi lo, urus tuh luka!"
Falan sontak menatap Cyara penuh binar, Cyara menyuruhnya ngobatin luka dia kan? Berarti Cyara perduli dong sama Falan.
Dengan patuh Falan mengangguk, dia berjalan penuh kebahagiaan keluar dari kantin.
Sementara Cyara kini menarik Arul untuk duduk dikursi kantin.
"Lo kok bisa dihajar tuh demit sih?" tanya Cyara heran.
Arul menggeleng "Gatau, tiba-tiba dia nonjok aku." cicitnya.
Cyara merotasi matanya malas, memang Falan suka cari ribut dimana tempat, sialan emang.
"Adek, ini pesenan kamu." Aryan hendak duduk disebelah kiri Cyara tapi Sendu yang entah datang darimana justru duduk disana.
Dan kursi disana langsung penuh sebab Sendu dkk turut gabung bersama mereka.
Aryan sedih, dia gak kebagian tempat duduk "Abang duduk dimana.." lirihnya.
Cyara tak tega, mana mungkin dia tega membiarkan abangnya makan siang sendiri atau di meja lain, dengan tenang dia meraih tangan Aryan lalu mendudukan kesayangannya itu dipahanya.
"Duduk sini aja bang Yayan."
Aryan berdebar, sial! Seharusnya gak boleh gini, tapi Aryan suka..
"O-oke." cicitnya.
Pemandangan itu ya pastinya membuat yang lain sebal, selalu ketinggalan 1 langkah dari Aryan!
"Nah ayo makan, biar aku suapin."
"Huum."
Mereka makan siang tanpa ada percakapan, fokus mereka ada dua, antara pada makanan atau pada Cyara.
"Oh iya, minggu depan kita udah ujian kenaikan kelas kan?" tanya Nalen memecah keheningan, dia baru masuk setelah seminggu libur.
Perban dikepalanya juga sudah dilepas.
"Masih belum tau juga." sahut Viaz.
"Halah ujian mah, tinggal cap cip cup." seloroh Gata begitu santainya.
"Iya lo kan bodoh, jadi cap cip cup." cetus Ilpan tanpa ada rasa bersalah, anak itu sedang makan siang dengan elegannya.
"Gue setuju, Gata emang bodoh." sahut Alpha singkat.
Gata tak terima dong, dia hendak mengamuk tapi udah keburu ciut duluan ngeliat tatapan mata Cyara, agak seram ya tapi seksi juga.
Jadi Gata lebih memilih melanjutkan makan siangnya tanpa harus ada ocehan.
"Oh iya Cyara, 3 hari lagi bakalan ada Pameran Seni di SMA sebelah, kamu mau ikut?" tanya Ilpan dengan raut wajah yang berseri-seri.
Ilpan suka seni, dia suka melukis, bahkan di rumah dia punya studio lukis sendiri dan isinya itu wajah Cyara semua.
Cyara mengangguk tanpa suara "Gue juga bakal ikut!" seru Sendu.
Dan sudah diduga kalau satu ikut maka semua ikut.
Padahal niat Ilpan tuh mau pdkt halus, tapi emang teman badjingannya gak bakal mau ngalah dengan membiarkan Ilpan pergi berdua sama Cyara.
Mereka kan setan, penuh dengan iri dengki, pasti bakalan iri kalau tau Ilpan jalan berdua sama Cyara.
Mereka tuh harus Solid, jadi kalau satu pergi maka semua pergi.
Tentu dong solid, suka sama cewek aja mereka juga solid, 1 suka sama cewek yang sama dan semua pun mengikutinya.
Hehehe canda, kalau urusan suka sama Cyara itu memang jatuh cinta pandangan pertama mereka, kebetulan aja mereka lagi bareng-bareng.
🔖Bersambung🔖
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyara's Harem [End]
Teen FictionCyara Dilara harusnya sudah mati karena dirinya masuk ke selokan depan rumahnya karena habis putus cinta. Tapi begitu dia bangun, dia malah kembali ke hari dimana dia ditembak kekasih tukang selingkuhnya itu, dia kembali ke 4 tahun sebelumnya. Karen...