🔖CB-31🔖

10.7K 1.9K 77
                                    

Gzzz, agak gak mood update soalnya habis menghadapi hate komen di lapak Luina.

Ayo vote nya jangan lupa.

200 vote dan 70 komen.

READING-ON

Cyara meneguk ludahnya kasar saat tak sengaja berpapasan dengan Alpha dan teman-temannya.

Memori buruk saat Alpha menembak tubuhnya masuk seketika, Falan yang kebetulan ada disebelahnya langsung menggenggam tanganya agar Cyara tenang.

"Ada aku, kamu gak perlu takut." bisik Falan.

Cyara mengangguk, dia mengatur napasnya sejenak lalu berjalan lagi, Ziam dan Sendu yang melihat kedatangan Cyara sontak tersenyum lebar.

Mereka berjalan menghadang Cyara "Selamat pagi, Ara." sapa Ziam, eh? Bukannya belum saatnya Ziam muncul ya?

Dan dimana Bebe? Belum saatnya Bebe mati ditangan Ziam dan belum saatnya Ziam muncul.

Harusnya yang muncul itu Baim.

"Hai Ziam." sapa Cyara diselingi senyum tipisnya.

Ziam terdiam, dia kemudian tersenyum tipis dan mengusap gemas rambut Cyara "Belajar yang rajin yah."

"Huum."

"Cyara, ini roti buat kamu. Aku beli kebanyakan nih." cetus Sendu penuh semangat, Cyara menerima nya dengan senang hati.

Karena memang Sendu tak bersalah, dia memang tulus mencintai Cyara dan selalu berlaku lembut padanya, di pengulangan pertama dimana Sendu bunuh diri, dan dipengulangan kedua Sendu juga bunuh diri sesaat setelah Cyara mati tertembak.

Sendu sama seperti Falan, dia tulus pada Cyara.

Alpha dan yang lainnya ingin menyapa Cyara juga, tapi mengingat mimpi dimana mereka berlaku jahat pada Cyara, membuat mereka takut.

"Oh iya, kamu masuk ekskul apa Cya?" tanya Sendu penuh semangat.

"Lukis."

"Panahan."

Cyara memicing kearah Viaz yang tiba-tiba menyebutkan kata panahan, kalau di pengulangan sebelumnya Cyara memang akan masuk ekskul panahan.

Tapi sekarang tidak, dia akan masuk Ekskul melukis.

"Mana yang bener?" tanya Ziam.

"Gue masuk ekskul melukis, bukan panahan. Gausah sok tau." sinis Cyara tajam.

Viaz menunduk dalam, meremat kedua tangannya guna menghalau rasa sakit didadanya.

"Oh ya, mana Bebe? Tumben gak keliatan." tanya Falan.

Ziam menelengkan kepalanya pelan "Bebe siapa? Di sekolah kita gak ada yang namanya Bebe." celetuknya.

Cyara dan Falan terdiam, aneh, apa mungkin setiap kali mereka mengulang waktu akan ada perubahan lagi?

"Jadi, Ziam. Ekhem, sorry kalau pertanyaan gue agak sensitif tapi, lo masih perjaka?" tanya Cyara serius.

Ziam tergelak kuat, dia mengusap lagi surai indah Cyara "Ya pastilah, gila aja, gue masih perjaka ting-ting tauuu." serunya gemas.

Cyara ber oh ria, berarti ada yang berubah setiap kali mengulang waktu, itu bagus!

"Lo masih punya alter ego?"

"Alter ego? Kagak lah."

Oke benar, semua sudah berubah dan tampaknya nasib buruk Ziam hilang karena Baim juga tak ada.

"Bagus deh, gue duluan yah."

"Iya Ara, sampai jumpa lagi~"

Cyara mengangguk, dia berjalan dengan Falan yang masih menggenggam tangannya.

Meninggalkan Ziam yang melunturkan senyum begitu Cyara pergi, dia memasang wajah datar tak berminat lalu menatap Alpha dan yang lainnya.

"Tolong, untuk kali ini menjauh dari Cyara, karena lo semua cuma jadi beban buat dia." ujarnya dingin.

Bukan tanpa alasan dia berkata seperti ini, yang pasti kini Ziam harus memastikan kalau Cyara aman.

Karena apa?

Karena, setiap Cyara mati dalam ketidak adilan, maka dia akan mengulang waktu sampai dia bisa bahagia dan merasa aman.

Kalau sampai Cyara kembali mati karena ketidak adilan dari seseorang, maka dia akan terus mengulang waktu.

Sampai ketidak adilan itu tak lagi mendatanginya.

🔖Bersambung🔖

Cyara's Harem [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang