6. Kecewa

1.5K 71 0
                                    

Erlangga

Hari ini kita gak usah ketemuan dulu ya.
Nanti kamu juga gak usah jemput aku

Baiklah, aku juga masih ada rapat.
Tapi nanti malam aku akan ke tempatmu.

Setelah membalasnya, Erlangga mematikan ponselnya dan segera ke ruang rapat. Seharian ini Erlangga tak membuka ponsel, ia baru membukanya kala sadar jika ini jam pulang Larissa, dan Erlangga belum memberitahu bahwa ia tak bisa menghabiskan waktu bersama. Tapi ternyata Larissa sudah mengirimi pesan lebih dulu sebelum ia mengirimkan alasannya.
......

"Liam," panggil Cempaka yang baru saja membuka pintu ruangan kekasihnya.

Langkah kaki Cempaka terhenti kala melihat sosok gadis berpakaian kurang bahan tengah duduk dipangkuan Liam yang terkejut karena kedatangan Cempaka yang tiba-tiba.

"MINGGIR!" sentak Liam mendorong gadis itu hingga jatuh ke bawah, lalu berjalan cepat menghampiri Cempaka yang memalingkan wajahnya.

"Hei sayang, lihat aku," pinta Liam mengarahkan wajah Cempaka untuk menatapnya.

"Ini gak kayak yang kamu lihat, dia sekretarisnya Lian. Aku cuman gantiin Lian dikantor untuk sementara waktu," jelas Liam membuat Cempaka menatap tajam ke arah wanita itu lalu kembali menatap Liam yang meneguk kasar ludahnya sendiri.

"Kalau gitu pecat dia," pinta Cempaka membuat wanita itu langsung berdiri dan berniat protes hingga suara Liam menghentikan niatnya.

"Dia orang Lian, biar nanti aku bicarain dulu sama dia hm?" Cempaka menggeleng keras tak menyetujui permintaan Liam.

"Lian sudah punya Istrikan? Aku yakin kalau Istrinya tau juga gak bakal suka kalau Suaminya bekerja dengan wanita penggoda sepertinya"

Liam menghela napas panjang lalu melonggarkan dasinya. Jika seandainya ini perusahaan miliknya, mungkin Liam akan langsung menuruti permintaan Cempaka. Masalahnya ini adalah milik saudara kembarnya yang meminta dirinya untuk mengurusnya sementara.

"Kamu gak mau?" tanya Cempaka digelengi pelan oleh Liam.

"Bukan gitu sayang, cuman--"

"Pecat aja gakpapa"

Liam, Cempaka, dan wanita itu langsung menoleh ke sumber suara. Dimana saat ini terdapat seorang pria dengan wajah yang serupa dengan Liam baru saja memasuki ruangan sambil membawa anak laki-laki digendongannya.

"Kau tak membutuhkan izinku. Perusahaan ini juga milikmu," kata Lian pada Liam setelah menidurkan anaknya disofa yang ada diruangan tersebut.

"Perusahaan ini atas namamu. Bagianku adalah hotel, rumah sakit, dan sekolah," jawab Liam membuat Lian tertawa pelan.

"Kan selama beberapa minggu ini tanggung jawab perusahaan ini ada ditanganmu. Itu artinya sudah jadi hakmu ingin melakukan apapun tanpa izinku, termasuk memecat wanita ular itu," kata Lian melirik sekilas dengan lirikan tajam pada wanita yang terkejut dengan ucapannya.

Wanita itu langsung mendekat ke arah Lian dan memegang tangan pria itu untuk memohon, tapi Lian justru menepis kasar wanita tersebut.

"Pergi! Sebelum aku meminta satpam untuk menyeretmu keluar!" dinginnya membuat wanita itu meringsut mundur lalu dengan berat hati keluar dari ruangan Bossnya.

Dua Tahun Tersulit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang