"Hanya tinggal enam bulan lagi kau dan Cempaka bisa bercerai," gumam Larissa membuat Erlangga menghentikan makannya lalu menatap ke arahnya.
"Apa kau akan menikahiku setelah bercerai dengannya?" tanyanya lagi menatap Erlangga yang menghela napas pelan sebelum menjawabnya.
"Tentu, apa yang kau ragukan sebenarnya? Sudah hampir dua tahun, dan aku masih tetap mencintaimu. Begitupula dengan Cempaka yang masih mencintai Liam," jawab tegas Erlangga meyakinkan Larissa yang tersenyum tipis lalu mengangguk percaya.
Benar, sudah hampir dua tahun dan Erlangga tak berubah sama sekali. Pria itu masih memperlakukannya dengan baik dan penuh cinta. Hanya satu yang berubah diantara mereka, yaitu persahabatan mereka yang perlahan hancur tanpa komunikasi satu sama lain. Mereka justru lebih fokus pada kisah percintaan masing-masing tanpa mau memikirkan cara agar persahabatan mereka tak hancur begitu saja.
"Sebentar lagi malam, mau aku anter pulang?" tanya Erlangga digelengi pelan oleh Larissa.
"Kamu pulang duluan saja, aku tadi ke sini bawa motor," jawabnya diangguki paham oleh Erlangga yang berdiri dari tempat duduknya.
"Yaudah aku bayar dulu, terus langsung pulang gak papakan?" Larissa mengangguk pelan sambil tersenyum menjawab pertanyaan Erlangga.
Seperti yang Erlangga katakan, ia segera membayar makanan mereka lalu pergi dari tempat tersebut dengan sendirian. Sedangkan tak lama setelah Erlangga pergi, Larissa menyusul ikut pergi dengan kendaraannya sendiri. Mereka pulang dengan kendaraan masing-masing dan tujuan arah yang berbeda.
........"Eh?--" kaget Erlangga saat dirinya akan membuka pintu, tiba-tiba ada seseorang yang menduhuluinya dan langsung masuk dengan cueknya.
"Kau juga baru pulang Ka?" tegur Erlangga yang menyusul Cempaka setelah didahului oleh wanita itu.
"Apa ada masalah?" dingin Cemapaka menatap datar Erlangga yang menggeleng sambil tersenyum tipis.
"Tidak. Mandilah, sudah sore. Tak baik mandi malam-malam," kata Erlangga mengelus gemas kepala Cempaka sebelum kembali berjalan menuju ke kamarnya.
Cempaka mengusap kasar kepalanya yang baru saja disentuh oleh Erlangga. Pria itu selalu bersikap seperti seorang Kakak ataupun seorang sahabat disaat dirinya yang sesungguhnya adalah sosok menjijikan yang hanya menginginkan harta warisan hingga mau menikahinya. Syukurnya dalam waktu kurang lebih enam bulan lagi mereka bisa bercerai, dan Cempaka akan terbebas dari pria yang selalu berkeliaran disekitarnya selama hampir dua tahun ini.
"Sepertinya aku harus keramas," dumel Cempaka setelah mengusap kasar kepalanya yang baru saja disentuh oleh Suaminya.
Cempaka berjalan cepat ke kamarnya lalu masuk ke dalam kamar mandi setelah meletakkan tasnya.
......Larissa menggertakkan giginya kesal kala melihat orang yang bertamu dirumahnya malam hari begini. Pria itu salah satu rekan kerjanya, ia merupakan salah satu Guru ditempat Larissa bekerja, dan entah apa yang membuat pria itu sering berkunjung ke rumahnya akhir-akhir ini. Apalagi Kakak laki-lakinya selalu menyambut hangat pria tersebut.
"Hati-hati Pak Rifki, sering-sering berkunjung kemari," kata Kakak Larissa saat menghantarkan Rifki yang akan pulang sampai didepan pintu.
Larissa menghampiri Kakaknya setelah pria itu menutup pintu dan memastikan Rifki pulang.
"Kak Yoga kenapa sih nyambut dia begitu?"kesal Larissa membuat Yoga menatap Adiknya dengan tatapan dinginnya.
"Kamu yang kenapa? Pak Rifki itu baik dan selalu merhatiin kamu, tapi kamu malah cuek kayak gini," balasnya membuat Larissa memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Tahun Tersulit [END]
Romansa"Sebelum meninggal, kedua orang tua kalian menuliskan wasiat untuk kalian agar mau menikah. Setidaknya kalian harus menjalankan pernikahan selama dua tahun" Sejak saat itu semuanya menjadi rumit. Mungkin sebenarnya tidak serumit itu jika mereka mau...