"Kau dimana sekarang?"
"Baiklah, jangan menangis. Aku akan menjemputmu ok? Tunggu aku," kata Erlangga lalu mematikan panggilan yang ia dapatkan dari Larissa yang baru saja mengadu jika telah diusir oleh Kakaknya.
Erlangga bergegas keluar dari kamar setelah meraih jaket dan kunci mobilnya. Pria itu terlalu fokus untuk segera menemui Larissa hingga tak melihat ataupun menyadari keberadaan Cempaka yang tengah bersantai diruang tv sambil menikmati camilan.
Cempaka sebenarnya tak peduli Erlangga akan pergi kemana, hanya saja ia merasa sedikit aneh saat melihat Erlangga tak menyapanya saat bertemu. Padahal biasanya pria itu sibuk mengusik ketenangannya. Tapi baguslah, itu artinya Cempaka tak akan mendapatkan gangguan lagi.
.....Sampainya ditempat yang dikatakan Larissa, Erlangga menemukan gadis itu tengah terduduk disalah satu kursi dengan membawa koper yang lumayan besar dan kepala tertunduk ke bawah.
GREEP...
Larissa membulatkan matanya terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang memeluk tubuhnya, hingga ia sadar jika orang itu adalah orang yang tengah ia tunggu kedatangannya."Bawa aku ke apartemenmu," kata Larissa begitu Erlangga melepaskan pelukannya.
"Aku akan berbicara dengan Kakakmu," kata Erlangga digelengi pelan oleh Larissa.
"Sudah malam, besok saja. Malam ini tolong antarkan aku ke apartemenmu untuk beristirahat," pinta Larissa menolak perkataan Erlangga, membuat pria itu menghela napas berat sebelum mengangguk setuju.
"Baiklah, kamu ke mobil dulu, aku akan membawa barang bawaanmu," kata Erlangga diangguki oleh Larissa sebelum berjalan menuju ke mobil.
Diperjalanan tak ada yang membuka suara, mereka tak tau harus membicarakan apa sehingga keduanya memilih diam daripada salah bicara.
Hingga sampai didepan pintu apartemennya, Erlangga menyerahkan kopernya pada Larissa yang mengucapkan terimakasih setelahnya.
"Kau pulanglah, pasti kau juga lelah dan butuh istirahat," kata Larissa dengan pelan. Sepertinya masih ada yang ingin Larissa ucapkan, tapi ia ragu untuk mengatakannya.
Erlangga sadar jika ada sesuatu, gadis itu memang hanya mengatakan jika dirinya diusir karena menolak Rifki. Tapi pasti ada hal lain yang membuatnya bersikap seperti sekarang padanya, dan Erlangga yakin jika hal itu adalah keraguan Larissa atas keseriusannya.
"Kurang dari empat bulan lagi. Tolong tunggu sebentar, dan aku akan menikahimu setelahnya," kata Erlangga membuat Larissa yang semula menunduk menjadi mendongak menatap matanya.
"Kau yakin? Kenapa harus empat bulan? Kenapa tidak sekarang?" tanya Larissa dengan sorot mata yang sudah terlihat lelah.
"Kau tak akan mengerti. Aku akan menjelaskannya besok, sekarang istirahatlah," kata Erlangga membuat Larissa tersenyum kecut.
"Aku pulang. Aku akan kembali besok dan menjelaskan semuanya padamu dan juga Kakakmu," janji Erlangga lalu mengecup singkat kening Larissa sebelum berbalik dan melangkahkan kakinya menjauh dari Larissa yang masih menatap punggungnya yang semakin menjauh.
........Sampainya dirumah Erlangga dikejutkan dengan Cempaka yang berada diruang tengah dengan memakai masker wajah berkarakter.
Cempaka menoleh sekilas ke arah Erlangga sebelum fokus kembali ke layar laptopnya, sedangkan tvnya ia biarkan menyala begitu saja.
"Kau belum tidur?" tanya Erlangga mendekat lalu mendudukkan dirinya disamping Cempaka.
Cempaka menggeleng pelan sebagai jawaban, membuat Erlangga mengangguk paham lalu membuka salah satu jajanan yang ada didepan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Tahun Tersulit [END]
Romantik"Sebelum meninggal, kedua orang tua kalian menuliskan wasiat untuk kalian agar mau menikah. Setidaknya kalian harus menjalankan pernikahan selama dua tahun" Sejak saat itu semuanya menjadi rumit. Mungkin sebenarnya tidak serumit itu jika mereka mau...