11. PESTA TANTE RIA

318 48 9
                                    

CHAPTER 11

Pesta keluarga pasti akan dihadiri oleh seluruh anggota keluarga suaminya ini. Meskipun ini pesta kecil-kecilan. Tapi jujur,  Rinta belum siap untuk datang. Ia merasa keberatan. Tapi bagaimana pandangan anggota keluarga Muljadi jika Rinta tidak hadir? Pasti mereka berasumsi negatif. Apalagi ia dan Arfi baru saja menikah. Bukankah minimal Rinta harus menghargai undangan ini? Dan jika Rinta tidak datang ke pesta tante Ria ini, Rinta takutkan, Novan yang hadir disana pasti akan mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya. Memfitnah Rinta dengan kejam dan menorehkan kesan jelek dan buruk dari keluarga untuknya. Mengingat bagaimana kasarnya Novan dalam berbicara akhir-akhir ini. Minimal Rinta harus memaksakan diri untuk datang, supaya bisa memastikan sendiri, Novan tidak menjelek-jelekkannya dihadapan keluarga besar. Karena Novan sudah berusaha menjelekkan Rinta dihadapan mama Intan. Sengaja memecahkan piring dan menuduhnya. Untung saja mama baik padanya.

Rinta tiba diruang sekitar pukul 10 pagi. Ia membereskan rumah dan memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Jika nanti sudah dijemur dan Rinta tidak bisa mengantarnya kerumah sakit, biasanya kakak-kakaknya yang akan mengambilnya dari jemuran, kaku mengantarnya ke RSUD.

Rinta : berangkat jam berapa mas?

Arfi : jam 2 lewat deh
Arfi : saya pergi sendiri. Jadi mau nyetir santai. Perjalanannya lewat pantai gitu

Rinta : ikut

Ponsel Rinta malah berdering. Nama Arfi tertera di layar ponsel sehingga Rinta langsung mengangkatnya.

"Rin! Serius?!" Suara Arfi terdengar amat bersemangat dari seberang sana.

"Iya ikut."

"Nanti saya jemput kamu!"

"Iya, dirumah orangtua ya."

Setelah urusan rumah beres. Rinta segera masuk ke dalam kamar dan membuka lemari.

Rinta menyadari tidak punya baju bagus di dalam lemari tua miliknya. Ia bahkan sudah hampir mengeluarkan sebahagian isinya hanya untuk menemukan baju yang menurutnya pantas ia kenakan ke pesta tante Ria. Rinta hanya tidak ingin membuat suaminya malu karenanya.

Hingga Rinta mengingat sesuatu. Hantarannya. Rinta langsung berlari ke kamar lain, kamar orangtuanya karena semua isi hantaran itu tersimpan disana.

Alangkah leganya ia karena melihat isi hantarannya sangat bagus-bagus dan cantik. Tak hanya ada bakal kain untuk dijahitkan kebaya, tapi juga ada baju atau gaun yang sudah jadi, sehingga Rinta bisa langsung mengenakannya untuk pakai hari ini. Bahkan ada tas, sepatu dan juga perhiasan.

Jam terus berjalan dan kini mengarah pada pukul 2. Rinta sudah selesai mandi dan berpakaian. Ia memutuskan untuk memakai salah satu gaun berwarna biru muda dengan corak bunga-bunga kecil berwarna pink dan flatshoes broken white. Rinta juga memakai kalung serta sepasang anting dari set hantaran perhiasan. Sangat cantik kalung dan anting itu terlihat di leher dan telinganya. Mama pasti senang melihat perhiasan yang diberikan sebagai isi hantaran pernikahan, Rinta pakai.

Rinta memoles sedikit wajahnya agar terlihat lebih fresh. Setelahnya menata rambut dan selesai.

Sekali lagi Rinta berputar di depan cermin. Ia benar-benar percaya diri untuk berdiri disebelah Arfi sore ini.

Tok...tok...

Suara pintu rumah menginterupsi perempuan itu untuk segera membuka pintu. Terlihat Arfi di depan pintu rumah tengah melongo memperhatikan Rinta dari ujung kaki hingga puncak kepalanya. Berbeda dengan Rinta yang malah tertawa karena tanpa janjian mereka sama-sama memakai baju berwarna biru-biru muda. Meskipun gaun Rinta dihiasi bunga-bunga pink yang lucu.

Pernikahan impianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang