Untuk sahabat-sahabat ku yang Muslim, utamakan membaca Al-Qur'an, Shalawat dan Hadist ya 💕
Jgn lupa tinggalkan komentar dan tekan tombol vote nya, sahabat!
HAPPY READING
🦨🦨🦨
(Name) menghela napas lega setelah hampir tiga jam ia berada di toilet cewek. Ia baru sadar, toilet ini sangat kotor dan bau. Ia bahkan hampir muntah saking baunya. Heran, padahal penghuninya cewek semua, tapi kenapa bisa sejorok ini.
(Name) keluar dari toilet dengan membawa alat pembersih seperti alat pel, sikat beserta ember.
"Biarkan aja. Itu ritualnya Shinsuke."
(Name) menoleh sembari tangannya menutup pintu toilet. Keningnya mengerut melihat Suna, Gin dan satu orang asing berdiri di depan toilet cowok.
"Suna, ngapain lo? Bukannya ekskul malah nongki depan toilet." ujarnya sembari menghampiri ketiga cowok itu.
Suna yang mendengar itu mendengus pelan, "Ini juga lagi ekskul, cuman lagi istirahat." jawabnya.
(Name) ber-oh ria, ikut mengintip ada apa di dalam toilet cowok. Detik kemudian bola matanya membulat, melihat Shinsuke yang begitu rajin membersihkan toilet cowok. Ia meringis pelan, toilet tersebut lebih bersih dari pada toilet cewek yang baru ia bersihkan.
Sebagai cewek yang harusnya pintar bersih-bersih, ia insecure sampai pengen pindah ke uranus.
"Abis di hukum lo ya?" tanya Suna setelah melihat alat pel di tangan (Name).
(Name) menoleh lalu menyengir, "Hehe...biasa lah."
"Ckckck...gak ada tobat-tobatnya lo."
"Biarin. Dah ah, gue mau balik. Semangat ekskul nya ganteng." ujar (Name) kemudian beranjak dari sana.
Ia tertawa melihat wajah Suna yang mendengus kesal.
Setelah menaruh alat pembersih di tempatnya semula, ia kembali ke kelas. Mengambil tasnya lalu berjalan menuju loker sepatu, mengganti uwabakinya dengan sepatu. Kemudian ia pun berjalan pulang ke rumahnya.
Rumahnya cukup jauh dari sekolah, ia harus naik kereta terlebih dahulu lalu harus berjalan lagi karena rumahnya tidak sedekat itu dengan stasiun. Melelahkan memang, tapi ia juga tidak mau di antar jemput oleh supir pribadi di rumahnya.
Ia ingin menjadi murid yang biasa saja, bukan murid pintar atau murid yang kaya raya sehingga di hormati atau di hargai semua orang.
Menurutnya, jika ingin di hormati, maka berbuat baiklah kepada sesama. Orang tersebut lebih pantas di hormati dan dihargai ketimbang di hargai karena kepintaran atau kekayaan.
"Pak Noji selamat sore!" sapa (Name) pada satpam rumahnya setelah membuka pintu pagarnya sendiri.
"Non (Name) baru pulang? Kenapa gak telpon orang rumah biar di jemput?" ucap Pak Noji setelah keluar dari pos penjagaan dan menatap anak majikannya dengan khawatir.
"Gak papa kok, Pak. Santai aja, aku lebih seneng pulang naik kereta heheh...sekalian jalan-jalan." ujar (Name) sembari menyengir, "Aku masuk dulu ya, Pak!"
"Iya ,Non."
(Name) pun melangkah menelusuri taman berukuran cukup luas kemudian masuk ke dalam rumah bergaya modern yang berlantai tiga itu.
"Aku pulang!" serunya kemudian mendudukkan diri dan membuka sepatunya. Lalu meletakkannya ke rak sepatu.
Ia bergumam ria kemudian masuk ke sebuah ruangan yang merupakan ruang tengah dan juga dapur, yang memang ada di lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅My Perfect Future || KITA SHINSUKE X READERS
FanfictionMasayoshi (Name). Cewek yang selalu di pandang sebelah mata itu merupakan anak dari orang terkaya di negaranya. Di depannya orang-orang segan padanya, namun di belakangnya orang-orang mengatainya sebab ia anak orang kaya namun sifatnya bar-bar dan j...