🦨5. Date Night

450 73 4
                                    

Sorry for typo besties!

📚Happy Reading📚

Shinsuke mengernyitkan dahinya ketika melihat sebuah mobil berwarna hitam terparkir di depan rumahnya.

Mungkin tamu depan rumah. batinnya berkata seraya menoleh pada rumah bertingkat dua di hadapan rumahnya.

Shinsuke pun masuk ke dalam rumah, membuka sepatunya seraya mengucapkan salam.

"Shin? Udah pulang? "

Shinsuke meletakkan sepatunya lalu menoleh dan tersenyum pada sang nenek.

"Iya, Nek. "

"Kesini dulu sebentar. Ada hal penting yang perlu dibicarakan. " ucap Yumie kemudian

Kening Shinsuke mengerut, ia mengangguk lalu mengikuti Yumie yang memasuki ruang santai. Ia tertegun melihat seorang pria asing berjas rapih kini duduk di sofa dengan secangkir teh di atas meja.

"Duduk, Shin. " ucap Yumie mengalihkan pandangan Shinsuke.

Cowok itu kembali mengangguk dan duduk di samping Yumie.

"Kamu sudah besar, Shin. " Shinsuke mengangguk canggung ketika pria asing di hadapannya bersuara.

"Sepertinya kamu sudah lupa sama saya ya? " tanya pria itu dibalas anggukan oleh Shinsuke.

Karena memang Shinsuke merasa asing dengan pria dewasa yang kira-kira akan seumuran ayahnya jika ayahnya masih hidup.

"Saya Akiyama Hiroshi, sahabat ayahmu sejak SMA sekaligus sekretaris ayahmu sewaktu beliau masih hidup. " jelas pria bernama Akiyama Hiroshi tersebut.

Shinsuke hanya terdiam, jujur saja ia sedang bingung saat ini. Jangankan sekretaris ayahnya, ayahnya bekerja apa sewaktu hidup saja Shinsuke tidak tahu. Pasalnya, ayah dan ibunya meninggalkannya sewaktu ia masih duduk di bangku sekolah dasar, saat itu Shinsuke jelas belum mengerti mengenai pekerjaan kedua orang tuanya. Ia hanya fokus belajar dan sesekali mengunjungi neneknya untuk belajar banyak hal seperti bersih-bersih, menanam padi dan lain sebagainya.

Dan setelah kedua orang tuanya meninggal, ia langsung pindah ke rumah neneknya. Setelah mengerti bahwa kedua orang tua nya tidak akan pernah kembali, Shinsuke tidak pernah menanyakan tentang mereka lagi. Bukan tidak peduli, Shinsuke hanya ingin lebih mandiri dan tidak ingin memberikan beban pikiran pada Yumie yang ia yakini juga tidak mudah mengikhlaskan kepergian anak dan menantunya.

"Pak Akiyama--"

"Panggil Paman Hiroshi saja. " potong Hiroshi cepat membuat Shinsuke sedikit tertegun.

"Baik." jawab Shinsuke kemudian, "Paman Hiroshi, ada perlu apa kemari? "

Hiroshi tertawa pelan mendengar itu, "Wahh, kamu benar-benar mirip dengan ayahmu. To the point sekali. " kata nya lalu menoleh pada Yumie, "Saya kira hanya wajahnya saja yang duplikat Satoshi, ternyata sifatnya juga sama ya, Tan? "

Yumie tersenyum lalu mengangguk, "Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. "

Yumie dan Hiroshi kemudian tertawa bersama, sedangkan Shinsuke hanya diam, biasalah beda selera humor.

"Sekarang umurmu berapa? " tanya Hiroshi setelah meredakan tawanya.

"18, Paman. " jawab Shinsuke.

Hiroshi tersenyum lalu mengangguk, "Sekarang kelas tiga SMA? "

"Iya."

Hiroshi mengangguk mengerti, pria itu menyesap teh hangatnya lalu tersenyum pada Shinsuke sejenak dan menoleh pada Yumie.

✅My Perfect Future || KITA SHINSUKE X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang