Light 10

137 27 17
                                    

Jiang Yuelou menghela nafas panjang dan berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiang Yuelou menghela nafas panjang dan berat. Dalam benaknya, ia mencoba merangkum potongan informasi yang disampaikan Yuzhi secara acak. Potongan teka-teki ini masih kacau, dan belum jatuh pada tempatnya. Namun setidaknya ada beberapa hal yang bisa ia ingat dan simpulkan.

Chen Yuzhi mengawali permainan petak umpet ini dari sebuah bagasi sedan hitam. Kemungkinan yang diparkir di halaman rumah nyonya Qiu. Kemudian, dalam kondisi bingung, shock dan hilang ingatan, pemuda itu merangkak keluar dari bagasi yang tidak tertutup rapat, tersaruk-saruk beberapa kilometer melintasi kebun dan padang rumput di malam hari yang diguyur hujan. Beberapa orang mengejarnya, mungkin. Termasuk polisi.

Chen Yuzhi bersembunyi di sembarang tempat hingga secara acak memilih villanya dan menunjukkan diri. Hal yang mengganggu Yuelou adalah, apa yang dilakukan Chen Yuzhi hingga para pria mengejar dan ia mengklaim bahwa mereka ingin membunuhnya. Siapa mereka? Oke, salah satunya adalah Jin Dacheng, pria gondrong di minimarket, lantas dua petugas polisi. Ada berapa banyak lagi? Chen Yuzhi bermimpi buruk tentang elang.

Elang hitam. Apakah semacam monster? Yang benar saja.

Hari beranjak sore ketika Jiang Yuelou mulai menjalankan mobilnya lagi perlahan-lahan. Kali ini mereka menyusuri tepian hutan dan melewati satu taman luas dan sepi mirip bumi perkemahan dilengkapi fasilitas umum sederhana. Bayang-bayang pohon di sekitar mereka membuat sore terasa seperti malam.

Jiang Yuelou menghentikan mobil, kembali bersandar dan mencoba merebut lebih banyak detail dari ingatan Chen Yuzhi.

"Aku ingat. Sewaktu di villa, kau mengatakan telah melihat jari seseorang dipotong," katanya.

"Ya."

“Dan kau ingat seseorang terbunuh di dekat air. Apakah itu orang yang sama?”

"Aku pikir begitu."

"Pria atau wanita?"

"Pria."

"Apakah kau tahu siapa dia?"

Yuzhi menggelengkan kepalanya.

"Apakah kamu melihat wajahnya? 
Apa kau tahu seperti apa dia?”

“Hari sudah gelap. Aku hanya ingat dia cukup tinggi.”

"Jadi itu terjadi pada malam hari?"

Yuzhi mengangguk.

“Apakah itu tadi malam? Malam kau datang kepadaku?”

"Aku pikir begitu."

"Dan apakah kau benar-benar melihat orang ini dibunuh?"

"Ya."

“Itu pasti sangat mengerikan. Bisakah kau memberi tahu detail yang sekarang berhasil kau ingat?"

Yuzhi mengangguk. Wajahnya serius, dan agak naif, seperti biasanya. Dia menceritakan peristiwa itu dengan suara yang terpisah dan tanpa emosi, yang membuat apa yang dia katakan menjadi lebih mengerikan.

𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang