Light 24

86 20 20
                                    

Ketika Jiang Yuelou kembali ke kamarnya untuk menemui Chen Yuzhi dan menceritakan hasil pertemuan singkatnya dengan Zinning, ia disambut dengan wajah muram yang sulit dipahami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Jiang Yuelou kembali ke kamarnya untuk menemui Chen Yuzhi dan menceritakan hasil pertemuan singkatnya dengan Zinning, ia disambut dengan wajah muram yang sulit dipahami.

“Aku sudah selesai dengan Zinning,” Jiang Yuelou berkata tanpa menanyakan kenapa ekspresi Chen Yuzhi nampak tidak senang.

“Aku tahu.” Chen Yuzhi memunggungi Yuelou, menatap ke luar jendela.

“Kupikir dia tidak tahu apa pun tentang perbuatan Yu Tangchun.” Yuelou menutup pintu di belakangnya, bersandar dan melipat kedua lengan di dada.

“Ya. Kau hanya bisa mempercayainya. Dia satu-satunya temanmu, bukan? Lagipula, sikapnya terlihat meyakinkan.”

“Aku hanya mengikuti insting,” sahut Yuelou, mengernyit.

Chen Yuzhi tertawa kecil, terdengar getir. “Lalu di mana instingmu yang hebat itu saat Yu Tangchun membawa kita ke rumah terpencil dan merencanakan penyergapan?”

Lagi, Jiang Yuelou mengernyit. Bukan karena sindiran tajam itu, tetapi karena nada bicara Chen Yuzhi yang berubah. Seakan dia bukanlah pria lemah lembut yang ditolongnya malam itu.

“Yah, kuakui aku salah,” Yuelou tergagap, lumayan bingung. “Maafkan aku tentang itu. Namun, aku heran mengapa kau baru merasa kesal sekarang? Kukira itu agak terlambat.”

Chen Yuzhi menggertakan gigi.

“Baiklah. Kita lupakan Yu Tangchun, tapi aku tidak setuju kau begitu mudah percaya pada Zinning. Sejak awal, aku merasakan firasat buruk tehadap wanita itu.”

Jiang Yuelou tertegun, tak bisa meneliti ekspresi Chen Yuzhi karena pemuda itu membelakanginya. Jadi, ia hanya bisa menatap punggungnya yang kaku.

“Tidak perlu khawatir tentang Zinning lagi. Aku sudah menyuruhnya untuk menjauhiku, dan tidak melibatkan diri dalam masalah kita.”

“Benarkah?”

“Aku yakin dia tidak terlibat.”

“Kau membelanya? Tidak heran, dia sahabatmu.”

“Yuzhi,” desah Yuelou. “Bisakah tidak membahas ini lagi. Kita harus fokus pada tindakan selanjutnya. Kita akan pergi menjemput adikmu.”

“Kau benar,” Chen Yuzhi menyahut datar, memutar tubuhnya, berniat keluar kamar untuk menghindari perdebatan. Namun saat ia mendekati pintu, tangan Yuelou meraih pergelangan tangannya.

“Ekspresi apa ini? Aku mengharapkan wajah yang lebih manis,” protes Yuelou, wajahnya serius menatap tepat ke mata Chen Yuzhi.

“Kau ingin aku tersenyum? Baiklah … “ Chen Yuzhi memaksakan seulas senyum.

“Yuzhi, kau kesal padaku?” desis Yuelou.

“Aku tidak punya alasan untuk kesal padamu. Itu terdengar tidak tahu diri. Bagaimanapun kau adalah penolongku,” sahut Yuzhi datar, membalas tatapan Yuelou dengan sorot mata dingin.

𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang