Light 16

101 19 13
                                    

Awalnya Yu Tangchun keberatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awalnya Yu Tangchun keberatan.

Itu yang Zinning katakan saat Yuelou terbangun pada dini hari yang senyap di kamar tamu rumah Zinning. Dia membiarkan Chen Yuzhi terlelap sebentar lagi sementara ia mengendap-endap menuju dapur.

Lewat jendela dapur, ia bisa melihat petak halaman rumput basah dan langit sewarna arang yang menjulang ke tenggara. Pepohonan di kejauhan berwarna hijau zamrud nampak suram di bawah angkasa yang masih kehitaman.

"Kau sudah bangun?"

Tiba-tiba suara Zinning bergema di pintu dapur. Yuelou terkesiap. Tangannya yang akan mencari-cari kopi terhenti seketika seperti seorang maling tertangkap basah.

"Tidak perlu terkejut," ujar Zinning. Merasa bersalah karena telah mengejutkan sahabatnya.

Yuelou tersenyum kaku, tidak yakin dengan apa yang akan dia lakukan. Kopi pada pukul tiga lebih tiga puluh?
Kedengarannya seperti masalah pada lambung yang akan muncul setelah beberapa tahun.

"Sebenarnya --" Yuelou tergagap, "aku tidak bisa tidur."

Zinning bersandar pada tepian pintu dan mengangguk maklum.

"Aku akan mengalami hal yang sama jika tengah bermain petak umpet seperti dirimu sekarang."

"Kenapa kau terbangun?" tanya Yuelou. "Apa Yu Tangchun tidak membiarkanmu tidur?" Nadanya mengandung godaan.

Zinning menggeleng, tidak menanggapi serius ocehan itu.

"Hanya terjaga sejenak, lalu aku mendengar suara-suara, dan kulihat lampu dapur menyala."

Gadis itu mengamati Yuelou sekilas sebelum melanjutkan, "Apa kau lapar?"

Yuelou menggeleng.

"Aku ingin secangkir kopi. Ringan saja. Mungkin latte atau mocha. Tapi kau lihat.." ia menggaruk tengkuknya, "aku tidak tahu pasti di mana kau menaruh persediaan."

Zinning tertawa kecil dan berjalan mendekat.

"Biar kubuatkan."

"Tidak usah."

"Ayolah, jangan bersikap seperti anak baik. Aku sering melihatmu bersikap garang pada office boy di kantor."

Yuelou meringis, lantas bergerak mundur ke dekat jendela membiarkan tuan rumah melakukan tugasnya.

Di dekat jendela dapur ada satu meja kayu bundar dengan diameter delapan puluh centi dan dua kursi kayu yang saling berhadapan. Sepertinya Zinning senang duduk di sana dan menikmati pemandangan hijau lewat jendela. Yuelou duduk di sana, menghela nafas berulangkali seraya menatap kosong pada kegelapan.

"Hujan turun beberapa jam lalu.." gumam Yuelou.

Aroma kopi yang lezat dan manis memenuhi udara dapur. Zinning membuat dua cangkir dan membawanya ke meja kayu. Dia duduk di depan Yuelou dan berkata, "Yah, cuaca buruk akhir-akhir ini. Namun apa kau tahu apa yang lebih buruk?"

𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang