Light 31

40 10 6
                                    

Jiang Yuelou tiba-tiba menjadi gugup. Dia meremas saputangan itu di jarinya yang mulai lembab. Kemudian tanpa pikir panjang, ia melayangkan tendangan pada pintu gudang hingga mengeluarkan suara berderak. Pintu gudang itu terbuka, dan ia menyerbu ke dalam.

"Yuzhi!" serunya panik.

Suasana remang-remang di dalam gudang membuat tatapannya gelap untuk sesaat. Udara di dalam sedikit pengap hingga Yuelou terbatuk kecil dan mengibaskan tangan di depan wajah. Laba-laba kecil merayap panik di dinding, menyelinap ke balik tumpukan barang lama dan kotak-kotak besar yang berselimut debu. Gudang itu seharusnya jarang dibersihkan karena aroma debu memenuhi udara. Hal itu membuat Yuelou mengernyit heran. Tak ada siapa pun di dalam, ia juga tidak menemukan jejak-jejak seseorang yang mungkin ditangkap paksa. Semua barang berada di tempatnya, tidak ada kekacauan yang disebabkan perkelahian.

Napas Yuelou tersengal sementara matanya menatap liar, mengawasi setiap sudut gudang luas itu. Siapa tahu seseorang menempatkan Yuzhi di tempat tersembunyi. Dia memanggilnya lagi beberapa kali tapi tetap tak ada jawaban. Setelah dua kali memeriksa, Yuelou memutuskan bahwa Chen Yuzhi tak ada di dalam gudang. Marah sekaligus dicekam gelisah, Yuelou berteriak frustasi dan menendang beberapa dus besar di lantai dengan brutal. Kotak-kotak itu berjatuhan, dan bagian paling bawah sedikit bergeser memperlihatkan papan-papan kayu di bawahnya. Hal kecil itu luput dari perhatian Yuelou karena pikirannya mengembara yak tentu arah memikirkan ke mana Chen Yuzhi pergi.

"Arrrggghhh, sial! Di mana Chen Yuzhi?!" ia menggeram.

Saputangannya tergeletak di depan pintu, jadi seharusnya Chen Yuzhi pernah kemari, demikian Yuelou berpikir seraya bergegas keluar gudang dengan perasaan geram.

Ketika dia tiba kembali di tengah halaman belakang dan menghirup udara bersih, Yuelou baru merasakan bahwa kemarahan kini berubah jadi kesedihan yang mencekik. Dia dan Chen Yuzhi baru saja melewati bahaya di jalanan, lolos dari tabrakan maut, tapi nyatanya para preman sialan itu belum selesai. Yuelou sangat yakin bahwa siapa pun yang menyembunyikan Chen Yuzhi saat ini, dia pasti pihak-pihak yang sama yang sejak awal ingin mencelakainya.

Jiang Yuelou menghela napas panjang, bahunya turun dengan lesu, dan menatap aliran sungai dengan alis bertaut.

Xiao Xin, pengkhianat itu ... dia kembali pada pertemuan terakhir dengan si petugas. Yuelou sangat yakin polisi korup itu adalah antek Zhan Junbai yang ditempatkan di kepolisian dan menjadi mata-mata.
Yuelou mengepalkan tinjunya. Xiao Xin adalah satu-satunya yang harus dia cari sekarang. Dia memang tidak menculik Chen Yuzhi, tapi dia mungkin mengetahui di mana kekasihnya sekarang.

Kuharap mereka tidak menyakiti Chen Yuzhi, batinnya cemas.

Yuelou mengitari rumah itu sekali lagi, memastikan tak ada orang di dalam. Kemudian ia kembali ke area penyisiran, memeriksa sekali lagi tanpa hasil, lalu ia menelepon Komisaris Bai.

"Paman," katanya dengan suara berat.

"Chen Yuzhi menghilang. Aku ingin kau mengerahkan beberapa petugas untuk melacak keberadaannya."

"Astaga!" Komisaris Bai berseru di telepon. "Bagaimana itu bisa terjadi di depan matamu sendiri?"

"Ini salahku," Yuelou menghela napas, dadanya terasa sesak. "Tapi Aku memiliki kecurigaan pada seseorang."

"Jangan gegabah, Yuelou. Aku akan mengirim petugas untuk melakukan pencarian."

"Aku juga akan bergerak dengan caraku sendiri," tukas Yuelou, rahangnya mengeras.
"Chen Yuzhi harus ditemukan secepatnya."

"Tetap tenang! Polisi akan menanganinya." Komisaris Bai berusaha membesarkan hati keponakannya.

Setelah beberapa patah kata lagi, Yuelou menutup panggilan dan kembali ke mobilnya dengan langkah lunglai.

𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang