Light 14

117 28 20
                                    

Chen Yuzhi merangkak berpindah ke kursi di samping kemudi sewaktu Jiang Yuelou memberikan instruksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chen Yuzhi merangkak berpindah ke kursi di samping kemudi sewaktu Jiang Yuelou memberikan instruksi. Mobil mereka sudah menderu jauh hingga sosok Zhan Junbai tak terlihat lagi. Duduk bersandar lesu, Chen Yuzhi menoleh ke arah jendela, menurunkan kaca untuk  merasakan udara malam yang sejuk bertiup di kulitnya. Dia merasa pusing, dan dia sepertinya tidak bisa bernapas karena cemas.

"Mereka sudah benar-benar pergi?" tanyanya pada Yuelou.

"Kukira begitu." Dia melirik spion, memastikan Zhan Junbai tidak membuntutinya.

"Sebenarnya siapa mereka? Aku tidak bisa melihat maupun mendengarkan percakapan kalian."

"Akan lebih baik bagimu untuk tidak mendengar," ujar Yuelou.

"Mereka mengejarku, bukan?"

Yuelou menggeleng. "Mereka mengujiku."

"Aku tidak mengerti."

"Tidak perlu mengerti sekarang. Mari kita cari tempat yang aman terlebih dahulu."

Yuelou menginjak gas membawa mobilnya melesat cepat.

"Jadi ke mana sekarang tujuan kita?"

Otak Yuelou berpikir cepat. Dia tidak tahu ke mana harus pergi dan ia tidak mempercayai siapa pun.  Orang-orang tak dikenal mungkin akan mengawasi dan mencarinya. Tetapi dia harus memutuskan.

"Shanghai," ia menjawab.

"Kita akan menuju rumah kawanku, Yuan Zinning. Hanya sekitar empat puluh kilometer menuju perbatasan dan satu jam perjalanan lagi menuju kota. Kuharap kita akan sampai di sana sebelum tengah malam."

Chen Yuzhi terdiam. Apa yang telah Yuelou lakukan sejauh ini demi dirinya? Dia merenung dalam kemuraman. Jiang Yuelou begitu gigih melindungi dan mengambil resiko terlibat dalam masalah yang masih samar-samar. Memilih berhadapan dengan bahaya yang bisa menyergap secara tiba-tiba, memutuskan tetap tinggal di sisinya di saat ia bisa saja memilih pergi.

Dia menoleh untuk melihat Yuelou gelisah dalam duduknya, bahu tegang dan meringkuk di atas kemudi. Ekspresinya tampak muak karena kecemasan dan beragam prasangka. 
Dia benci melihat Yuelou menderita kesulitan karena dirinya, sebaliknya Yuelou tidak nyaman dengan cara Chen Yuzhi memandangnya seperti itu.

"Jangan memandangiku dengan penuh belas kasihan," protes Yuelou pelan. "Aku teman baikmu, pelindungmu, bukan pasienmu."

Chen Yuzhi termangu. Ada banyak kilau buram di matanya, ada begitu banyak kesakitan.

Hujan perlahan-lahan mulai turun disertai hembusan angin dingin. Jiang Yuelou mendengar suara-suara dari bawah, dan ia menyadari meskipun dalam pikiran kacau, bahwa dirinya dan Chen Yuzhi mulai lapar.

"Kau dengar itu?" ia bergumam.

Chen Yuzhi melirik kikuk.

"Apa?"

𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang