Light 35 (End)

36 7 2
                                    

Hujan deras bulan November menebarkan hawa dingin di seluruh kota. Butiran air hujan menerpa jendela, mengaburkan pemandangan, tidak terkecuali satu jendela dalam ruangan VIP Red Cross Hospital di Shanghai. Hari demi hari berlalu setelah insiden menegangkan malam itu di mana Chen Yuzhi terkena tembakan dari senjata Zhan Junbai. Tubuhnya kini terbaring di ranjang rumah sakit dikelilingi alat-alat medis untuk membantu mempertahankan hidupnya.

Sesekali petir meledak di angkasa, membuat hari hujan semakin muram. Chen Yuzhi tersentak, membuka mata, bereaksi terhadap suara keras jauh di atas atap. Ruangan tempatnya berada saat ini terang, tidak gelap dan pengap seperti kamar dalam bangunan gudang. Dia terbaring sendirian dikepung aroma tajam alkohol medis dan disinfektan. Pengharum ruangan menebarkan dengan sia-sia aroma cemara dan bunga-bunga, melahirkan sensasi yang campur aduk pada Chen Yuzhi yang baru saja siuman. Di suatu tempat tidak jauh dari ranjang, sebuah mesin berbunyi pelan seirama jantungnya. Chen Yuzhi berupaya menggerakkan tangan, tapi rasa nyeri menghentikannya. Rupanya ada jarum infus tertancap di lengan bawahnya.

Di mana aku? Apa yang terjadi? Apa aku belum mati?

Bagian punggungnya berdenyut-denyut, seakan ada yang menggerogoti. Rasa nyerinya cukup menusuk bahkan jika ia hanya melakukan gerakan kecil. Chen Yuzhi memejamkan mata, mencoba mengingat insiden yang telah menimpanya.

Hanya ada kegelapan malam. Gemuruh kereta, peluit panjang bernada sedih. Itu adalah yang tertangkap indranya sebelum dia jatuh dan menutup mata.

Pria jahat itu menembakku, pikirnya dengan dada dirayapi sesak.

Tangan bertato elang, mimpi buruknya sejak berminggu-minggu lalu. Waktu itu Jiang Yuelou ada di sisinya, meratap memanggilnya namanya. Di mana dia sekarang? Di mana Jiang Yuelou?

Tiba-tiba ada suara pintu terbuka, disusul derap langkah kaki. Ah, itu mungkin dia. Jiang Yuelou telah datang di saat yang tepat, seperti biasanya.

Chen Yuzhi seketika membuka mata. Seorang pria paruh baya berseragam operasi bergegas masuk, tampaknya mendapat peringatan dari monitor jantung yang berbunyi cepat.

"Anda sudah siuman," pria itu bergumam, menatap pasiennya dengan mata kelabu yang lembut. Wajahnya memancarkan ketenangan. Dari auranya, jelas sekali bahwa dia seorang dokter.

"Apa yang terjadi?" tanya Chen Yuzhi pelan. "Di mana ini?"

"Red Cross Hospital, ruang VIP. Anda mengalami insiden yang cukup buruk. Untunglah semua bisa diatasi tepat waktu dan masa kritis Anda berhasil terlewati."

Dokter memeriksa bagian vitalnya sekilas, menyoroti mata Chen Yuzhi dengan pena senter lalu mengeluarkan papan clip untuk mencatat sesuatu.

"Ada rasa nyeri?" tanyanya.

"Punggungku, dan juga bagian bahu," jawab Chen Yuzhi. Menghela napas saja sudah membuat rasa nyeri itu menusuk lagi.

"Anda menderita luka tembak di punggung kanan. Beruntung, hanya beberapa inchi di dekat jantung. Tim Dokter melakukan pembedahan untuk mengeluarkan peluru. Sampai hari ini, terhitung Anda telah pingsan selama lima hari. Aku sarankan Anda jangan terlalu banyak beraktivitas."

Kecemasan adalah emosi yang familiar sejak Chen Yuzhi menjadi target pengejaran Zhan Junbai, tapi kali ini bentuknya berbeda. Dia memikirkan adiknya dan juga Jiang Yuelou. Apa yang mereka alami setelah insiden itu selama dirinya tertidur lima hari di rumah sakit?

"Dokter," katanya, terbata-bata.

"Bisakah aku menghubungi pihak keluarga?"

Dokter melemparkan senyum penuh pengertian. "Kami akan segera menginformasikan pada mereka bahwa Anda telah siuman."

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) 🎉
𝐀 𝐓𝐡𝐨𝐮𝐬𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐭𝐲𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬 (𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang