Welcome to Readrs🔥🔥
Siap tuk mengetahui Anza?
Let's reading!!
•Anza•
.....
Anza memarkirkan mobilnya, ia menatap rumah berwarna putih polos, ia menghela nafasnya dan masuk kedalam rumah akan tetapi ia malah di sambut oleh sang Papa yang sedang menghitung pengeluaran.
"Malam pa"datar cowok itu membuat Zean menatapnya dengan senyum.
"Malam sayang, ayo duduk sini"senyum Zean kembali fokus menatap menghitung uang.
Anza langsung salim dan segera duduk tepat di samping Zean dengan wajah santainya ia menyeruput kopi milik sang Papa.
"Nza, gimana keadaan dirumah sakit masih aman terkendali?"tanya Papa tanpa menatap Anza.
"Aman kok untuk saat ini"datar Anza sambil memakan cemilan.
Zean menatap Anza dengan lekat, ia melihat anaknya yang kini beranjak dewasa.
"Masih sering mukulin orang Nza?"tanya Papa mengetahui seluk beluk anaknya yang akan berubah brutal jika ada orang yang di aniaya.
"Ya begitulah"datar Anza sambil menutup wajahnya.
Zean merapihkan semua uangnya kedalam tas, ia menepuk pundak putra semata wayangnya.
"Nza, kamu kenapa membahayakan nyawa kamu sendiri, demi menolong orang? Itu sangat berbahaya Nza"ujar Zean membuat Anza menghela nafasnya.
"Anza gak mau Pa, ngeliat orang yang di tindas di depan mata Anza sendiri, dan Papa tenang aja Anza bisa jaga diri"ujarnya membuat Zean bersedih.
Sifatnya yang dulu berlawanan berlawanan dari Anza, ya Anza memiliki sifat seperti Anya yang baik hati dan tak ingin membiarkan orang tersakiti, sementara Zean semasa mudanya sering menyiksa Anya dengan kejam.
"Anza"
"Iya pa?"
"Maafin Papa ya, karena Papa membuat kamu ngga bisa merasakan kasih sayang seorang ibu"lirih pria berumur 40 tahun ini, ia masih begitu menyesali perbuatannya terhadap Anya hingga gadis yang tak bersalah itu tiada.
"Pa, stop! udah pa! jangan pernah Papa menyalahkan diri sendiri, Anza udah ikhlas pa. Anza tau Mama sekarang udah tenang disana, Anza sayang sama Papa jadi stop berfikir Papa yang salah! Ini udah takdir Pa!"lirih cowok itu sambil berdiri, terlihat dengan jelas raut wajahnya begitu sedih.
3 tahun yang lalu, Anza di berikan buku diary milik Anya sang Mama.
Ia membaca buku semua itu dan merasa sangat kecewa pada Zean yang begitu kejam menyiksa sang Mama.Akan tetapi, setelah ia masuk akademi kedokteran ia melihat sang Papa begitu di selimuti rasa bersalah menyebabkan mentalnya terombang-ambing dalam ketakutan, ia kini mengerti bahwa sang Papa tak bersalah yang bersalah adalah sang pelaku pembunuhan. Satu tekatnya kini yaitu akan menghancurkan hidup sang pelaku dan keturunannya.
"Anza, Papa gak ngerti lagi harus apa, Papa..."
"Anza paham Pa, Papa gak perlu khawatir. Anza gak akan buat nekat lagi kayak waktu itu"ujarnya sambil tersenyum walaupun hatinya begitu rapuh.
"Makasih sayang"
Anza menatap Zean orang tunggal yang sangat berharga baginya, menurutnya sosok Zean adalah pria yang sangat bijaksana dan sayang dengan keluarga.
"Anza, pamit ke kamar Pa"ujarnya langsung diangguki Zean.
Cowok itu berjalan dengan langkah lemas menuju kamar, ia membanting tubuhnya ke kasur, hatinya begitu hampa. Perlahan air matanya mengalir begitu saja menerobos matanya. Tangannya terkepal kuat.
"Gua gak akan biarin lu hidup bahagia setelah apa yang lu lakukan! Pembunuh!"kesal cowok itu, segera beranjak dan menuliskan sesuatu di buku diary miliknya tepat di sebelah foto Anya di meja belajar.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan telepon dari seseorang membuat Anza beranjak dari meja belajar.
"𝘈𝘯𝘻𝘢!"panggil seseorang dari sebrang jaringan.
"Iya tan?"
"𝘈𝘯𝘻𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘪𝘢𝘱?"
Anza tersenyum mengembang, terlihat dengan jelas raut wajahnya yang begitu menyeramkan.
"Siap tan"
.....................
Zean Amara Michaelis
umur 40 tahun
Pengusaha besar sekaligus papa Anza
•Anza•
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta atau dendam Anza?? (End)
Novela JuvenilCerita ini mengisahkan tentang anak korban pembunuhan yang bertekad untuk membalaskan dendam ibu yang melahirkannya. Cerita ini bukan hanya tentang balas dendam tetapi.. cerita ini juga menceritakan tentang pertimbangan yang berat bagi seorang Anz...