Cerita ini mengisahkan tentang anak korban pembunuhan yang bertekad untuk membalaskan dendam ibu yang melahirkannya.
Cerita ini bukan hanya tentang balas dendam tetapi.. cerita ini juga menceritakan tentang pertimbangan yang berat bagi seorang Anz...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
....
Matahari semakin meninggi menyinari gundukan tanah yang masih baru, Anza terdiam menatap tanah itu yang tak jauh dari basecamp genk Danderos.
Cowok itu mulai merasa janggal apalagi ia menatap sekeliling yang terlihat begitu aneh seperti tanah yang berserakan menuju rumah kumuh tak berpenghuni.
Cowok itu menatap dengan mata elangnya menatap sekeliling penjuru rumah berharap ia menemukan sesuatu sampai akhirnya ia menemukan gelang karet hitam milik Revan.
Cowok itu mengambil gelang itu dengan wajah lekat, ia menatap gundukan itu dengan wajah tak percaya.
Setelah berdiskusi cukup panjang, Anza dan anggota genknya membongkar tanah itu dengan menggunakan pacul dan alat seadanya hingga mereka menemukan tangan di penuhi bercak biru dan memar.
Cowok itu terpelohok menatap apa yang ia liat, sahabat karibnya yang sering menemaninya kini pergi untuk selamanya.
Cowok itu terduduk lemas menatap tubuh Revan yang di angkat oleh anggota genknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Revan, lu kenapa ninggalin gua kayak gini Van.."lirih Anza memeluk tubuh Revan dengan erat.
Anza mengusap air matanya ia langsung berdiri dan menatap semua anggotanya.
"Cepat bawa Revan kembali ke rumahnya, kita harus cepat menemukan siapa dalang pembunuhan Revan!"
"Baik"
Mereka berjalan menuju rumah Revan yang terlihat ramai, apalagi banyak tetangga yang menyayangkan kepergian cowok tampan itu dengan cara mengenaskan.
