bantuan

62 27 17
                                    

   •anza•

   •anza•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Pagi menyapa hari, Anza terbangun dari tidurnya sebelum jam weker, Anza segera mandi dan membersihkan luka semalam, Anza menatap cermin ia tersenyum menatap luka sabetan itu.

"Untung gak dalem"ujarnya sambil memakai kemeja, ia segera turun dan di sambut ramah oleh Zean sang Papa yang sedang memasak sarapan.

"Nza, ini masih terlalu pagi untuk berangkat"ujar Zean membuat Anza terdiam.

"Iya Anza tau, Anza cuma mau makan aja sama Papa"datar Anza melihat jam yang menunjukan pukul 5 pagi.

  Zean tersenyum senang dan menghidangkan karyanya memasak di meja makan.

  Zean segera terduduk sambil mengelus rambut Anza.

"Hari ini Papa pulang setengah hari Nza, jadi Papa bisa berkunjung ke rumah sakit"ujarnya membuat Anza senang.

"Sekalian kontrol?"tanya Anza langsung di angguki Zean.

  Pria paruh baya itu segera menyendok makanan itu dan menyantapnya begitupun Anza.

Jujur saja jarang sekali Zean bisa meluangkan waktu untuk Anza karena perkerjaan yang cukup padat, Anza sangat senang akan hal itu, ia akan menunjukan perkembangannya di depan sang Papa.

"Anza"

"Iya?"

  Zean menatap Anza dengan lekat, matanya menyorot menerawang wajah sang putra tunggalnya.

"Itu mukanya jangan lupa dikasih plester biar gak ada yang curiga"ujar sang Papa membuat Anza memegangi pipinya, ia tersenyum dan mengambil plester di saku celananya.

"Sini biar Papa yang pasangin"ujar Zean sambil mengambil plester di tangan Anza.

  Anza menatap ekspresi Zean yang begitu datar membuatnya susah menebak apa yang sedang di pikirkan pria yang ada di hadapannya.

  Wajahnya yang menua tak membuat paras tampan pria setengah umur ini hilang.

"Papa, bisa awet muda gini gimana si?"tanya Anza membuat bola mata sang Papa menatapnya.

"Caranya masalah yang ada di jalani bukan di pikirin"ujarnya membuat Anza mengerutkan keningnya.

"Bagaimana caranya? Masalah tanpa di pikirin?"tanya Anza membuat pria itu tersenyum kecil.

  Ia memundurkan tubuhnya setelah selesai mengobati Anza.

"Caranya ketika ada masalah berfikirlah positif dan jalani dengan tenang dan jangan terburu-buru"ujarnya membuat Anza terdiam.

   Matanya tersorot menangkap ekspresi sang Papa yang bisa ia baca, kini ia tau bahwa sang Papa sedang menyemangatinya dalam diam.

"Iya Pa makasih"ujarnya.

cinta atau dendam Anza?? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang