Yang tersakiti

5.9K 517 2
                                    

Pokoknya selamat membaca aja!
Love you zico ❣

"Lebih baik melepaskan, dan sakit satu kali, daripada bertahan dengan luka yang sama setiap hari." -Sasa

Lonna gabriela, gadis dengan tinggi 170cm. Baru kembali dari kanada, katanya dalam rangka permodelan. Entahlah aku tidak begitu mengerti dengan dunia modeling. Gadis ini mengaku-ngaku sahabat kecil dari Sasa, tiba tiba kemaren sore datang ke rumah, dengan terisak.

"Hiks.. Maafin aku, kamu koma, aku engga nemenin."

Kurang lebih seperti itu kalimat yang berkali-kali terlontar dari bibir seksi milik Lonna. Aku juga memaafkan, anggap saja sebagai pemandu di dunia fiksi ini. Lagian aku terlihat konyol tidak memiliki kawan sama sekali.

"Sa, mikirin apa? Bengong mulu."

Aku tersenyum tipis ke arah Lonna, "engga papa," Ucapku menenangkan.

Mobil Lonna sampai di parkiran Sma Yudiks. Pagi ini kita berangkat bersama atas paksaan Lonna tentunya, jangan lupakan dia membujuk Bagas dengan segala cara. Dan ya final diizinkan!

PLAK!

Suara tamparan yang nyaring mengalihkan atensi ku, disana gadis berambut gelombang memaki seseorang siswi berkaca mata, setelah menamparnya. Sedangkan siswi berkaca mata itu hanya menunduk dengan bahu bergetar. Menangis!

"Lo jadi cewe gatel banget, Adrian itu tunangan gua bangsat!"

Aku sedikit terkejut, ternyata Dua orang itu adalah tokoh utama di novel ini, seperti di novel asli, cewe berkaca mata itu adalah Anisa. Gadis cupu, lugu, yang hanya bisa menangis. Sedikit heran apa motivasi penulis menciptakan tokoh utama penuh kekurangan ini, bahkan dari standar kecantikan, Gentari. Si antagonis, jauh lebih unggul. Apa Adrian buta? Cinta memang bukan diliat dari segi fisik. Aku tidak bisa menilai dari satu sisi saja.

Laki-laki dengan tinggi 178cm dengan rambut penutupi jidatnya berlari ke arah keributan dua gadis itu, menarik Gentari dan menamparnya.

Mata ku membola, sialan! Dasar cowo sinting! Enteng sekali tangannya dalam menampar, apa dia tidak tau? Menyakiti perempuan sama dengan menyakiti ibunya sendiri. Dan kenapa Gentari ini bodoh! Hanya menatap laki-laki itu dengan pandangan terluka, harusnya kamu tinju muka sok gantengnya Gen! Aku sebagai penonton drama live, sangat kesal. Mengecewakan!

Dan aku, sejujurnya emang tidak berniat membantu, lupakan bahwa aku akan belari ke sana seola-ola menjadi pahlawan untuk antagonis, kemudian antagonis mulai berteman dengan aku hanya karena kejadian tersebut. Tidak minat! Lebih asik menonton drama yang ada.

"Kenapa kamu nampar aku? Aku engga salah Adrian!" Lirih Gentari dengan perasaan terluka.

Aku termenung, laki-laki tadi adalah male lead, kenapa begitu sampah? Kasar dan tidak berperasaan. Sia-sia wajah unreal miliknya!

Adegan pagi ini, aku ingat ini adalah awal dari Gentari menjadi antagonis, seharusnya dua hari lalu, Gentari memergoki Adrian dan Anisa satu motor, dengan Anisa memeluk pinggang Adrian mesra. Dan senin pagi, Gentari melabrak Anisa.

Aku tau Gentari, menajadi antagonis karena keadaan yang memaksanya. Dia yang paling tersakiti di sini, kalo aku jadi Gentari, tanpa pikir dua kali akan membatalkan pertunangan. Untuk apa tampan jika kasar bahkan bermain tangan?

Bahu ku terguncang, menoleh ke Lonna dengan wajah bingung.

"Bengong mulu, ayo ke kelas!" Lonna keluar mobil dan melenggang pergi tanpa menungguku. Tidak berperisahabatan!

Aku kembali menoleh ketempat keributan tadi, disana telah sepi. Sepertinya drama telah berakhir, sayang sekali aku tidak melihat klimaksnya tadi. Aku akan tebak sendiri, jika tidak Gentari yang berlari pergi dengan menangis, berarti Adrian yang membawa pujaan hatinya pergi. Wait! Pujaan hati? Lebih terlihat pelakor di mata ku si. Maaf, hanya berbicara fakta.

*♡∞:。.𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡

Figuran tak penting! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang