Sejarah

4.4K 419 3
                                    

Pagi, semangat buat hari ini.
Btw, YEYYY! 500 VIEWS, AHH SENENG BANGET, MAKASIH ZICO KU ♡

Mohon bantuannya, sekaligus dukungannya, satu bintang dari kalian sangat berarti untuk cici, jika ingin mutualan dm saja!

Selamat membaca!

"Masa lalu di sebut sejarah, masa kini di sebut pembelajaran, dan masa depan di sebut teka-teki." -Sasa

Kabar baik, aku tidak lagi di ganggu oleh dua antagonis, siapa lagi jika bukan, Gentari dan Morgan. Dan kabar buruk, Alan masih menghantuiku bahkan makin parah, seperti minggu kemarin, Alan datang kerumah dengan tujuan. Pendekatan dengan Ayah! Iya engga salah, katanya "Dapetin restu orang tua lebih susah, dari pada dapetin anaknya." Perkataannya memang ada benarnya, seperti kebanyakan temanku di kehidupan pertama, gagal menikah. Dengan alasan orang tua calon pasangan tidak memberi restu. Restu orang tua itu sangat penting dalam ikatan sakral seperti pernikahan, restu orang tua juga yang bisa menentukan berkah atau tidaknya jalan yang kita ambil.

Alan tidak pernah lelah dalam pedekatenya dengan ayah, walaupun berujung penolakan. Alan memang tampan, sangat bahkan. Tapi untuk menjadi pasangan? Aku sama sekali tidak memikirkan itu. Percuma, lebih  baik menyerah wahai tuan Alan. Bukan so cantik, tapi Alan lebih cocok menjadi adik dari pada pasangan. Aku tidak memiliki cita-cita untuk memiliki suami lebih muda dariku!

Dan, kabar lainnya. Alur novel masih berjalan, sekarang sepertinya sudah ada pada pertengahan alur. Karena kegiatan saat ini yang ku tonton ada dalam alur novel.

Dapat aku lihat, Anisa seperti gembel, dengan bau amis menyengat akibat beberapa telur di tubuhnya. Bukan beberapa menurut ku ada satu atau dua kilo, gokil terlalu niat! Kenapa harus telur? Telur bagus lagi, bukannya terlalu mahal untuk gadis bernama Anisa itu? Gentari terlalu baik!

Tidak ada pahlawan kesiangan bernama Adrian, anak itu mendapat skors selama satu bulan ini. Akibat membuat murid lain mendapatkan 6 jahitan di kepala alias bocor! Orang tua si murid tidak terima dan menuntut Adrian. Syukur tidak di laporkan pihak berwajib! Ini kesempatan Gentari untuk bersenang-senang. Jika perlu aku ingin berkata begini ke Gentari "SEMANGAT, JANGAN KASIH KENDOR, AKU SUKA KERIBUTAN!"

"Gadis yang malang," Gumamku prihatin untuk Anisa, gini-gini aku punya sisi manusia tau, aku berjalan kembali ke kelas, menolong? Bukan kewajibanku, lagipula, aku bukan lagi ketua osis. Bebas! Tentu dengan sedikit ancaman mengunakan marga Casablanca.

Sejujurnya aku langsung mengantuk ketika guru sejarah memasuki kelas kami, apa hanya aku saja yang merasa bahwa guru sejarah seperti ibu membaca dongeng untuk anaknya? Atau mungkin efek begadang semalam?

Apa aku bilang, guru itu seperti mendongeng. Tapi ketika topicnya tentang "Sejarah Sma yudiks," Aku sedikit bersemangat, mau bagaimana pun aku kepo. Hanya sedikit!

Sma Yudiks, awalnya bernama Sma Yudikara 01, tapi ketika pindah ke tangan anak bungsu pasangan abraham, nama sekolah pun di ubah, dengan alasan lebih elegan dan simpel. Aku pribadi tidak memiliki kesan itu pada nama sekolah ini, tapi suka-suka pemiliknya lah.

Sma Yudiks, juga salah satu sekolah termegah di negara, biaya pembangunan menghabiskan beberapa miliyar, belum lagi fasilitas yang memanjakan murid. Menurut para petinggi, sekolah ini di bangun atas kemauan nyonya besar Abraham agar anaknya dengan mudah dan lancar dalam menuntut ilmu. Olang kaya, bebas!

Dan sekarang, sekolah Yudiks sudah berpindah tangan ke generasi ke tiga keluarga Abraham, untuk keluarga ini, aku tidak tau. Di novel hanya berisi tentang percintaan antara Adrian dan Anisa.

Begitulah kira-kira penjelasan guru dan jangan lupa nada membanggakan atas pencapaian Sma yudiks dalam tiga generasi, menurutku tidak ada spesialnya sama sekali. Hanya aku sedikit iri dengan kasih sayang nyonya Abraham untuk anaknya, tapi! Aku kan juga punya sosok hebat seperti ayah Bagas! Beryukur dong Sasa!

*♡∞:𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡. 

Figuran tak penting! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang