Berujung pada akhir cerita, makasih udah dukung dari awal sampai ending.
Ini cerita pertama yang tamat dan yang cici ketik dalam waktu kilat, mulai tanggal 19 dan berakhir pada tanggal 23. Jadi jika terlalu maksa, maafin ya!
Kamis, cici mulai kerja, doain betah ya...
Selamat membaca!
"Aku terlalu biasa, hidup dalam delusi manusia, aku tidak nyata atau kalian yang fatamorgana?" -Sasa
Di rumah sakit kejiwaan, kota Kalianda. Di kamar 02C dengan nama pintu AMELIA SANTIKA. Terlihat ramai dengan satu orang dokter dan tiga orang suster yang memegangi bagian tubuh gadis penghuni kamar 02C.
Dokter mau tidak mau, menyuntikkan obat penenang kepada pasien. Tak lama gadis tersenyum tertidur, sebelum pulas bibir pucat miliknya selalu mengatakan.
"Gentari, aku sudah membalasnya! Maafkan aku!"
Aku. Sang dokter, menatap kasihan ke arah gadis yang tertidur itu, namanya Amelia Santika. Sudah dua tahun menjadi pasien di rumah sakit jiwa disini, Amelia diantarkan beberapa orang warga yang kasihan melihatnya seperti berinteraksi dengan orang lain, padahal kenyataannya gadis itu hanya berkata sendirian.
Dokter Geria, panggil aku begitu, menurut dugaan ku Amelia menderita gangguan skizofrenia yang mengakibatkan berhalusinasi, tapi untuk tingkatan Amelia terlihat parah. Terkadang Amelia berteriak kesal dengan menyebut nama orang, terkadang memaki, terkadang tersenyum senang, terkadang bahkan memuji angin kosong sebagai sosok sempurna dan tampan atau cantik. Yang paling mengkhawatirkan, Amelia suka sekali berdiam diri selama berjam-jam dengan satu pandangan kosong.
Satu hari setelahnya, Amelia sadar dari tidurnya dalam keadaan lebih tenang. Aku berusaha mengajaknya berbicara, tapi Amelia memilih bungkam, entah apa yang ada pada otak milik gadis yang beberapa tahun lebih muda dariku.
"Ini dimana?"
Aku menjawab ragu, sejujurnya aku senang Amelia mau membuka suara walaupun hanya dua kata, "Rumah Sakit Jiwa Harmoni."
"Aku kenapa?"
"Kamu mengalami gangguan halusinasi parah, sebut saja skizofrenia. Dua tahun lalu kamu datang kesini, dan ini pertama kalinya kamu berbicara dengan baik," Aku tidak berniat menyembunyikan apapun, biarkan Amelia mengetahui kondisi tubuh dan jiwanya sendiri.
Amelia termenung, menatap pantulan diri sendiri di kaca jendela. Apa selama ini dia hanya berhalusinasi? Kenapa terlalu nyata? Sudah pasti berhalusinasi, mana ada kejadian nyata tentang pindah jiwa apalagi ke dalam novel! Konyol!
"Hahahaha!" Amelia tertawa miris dengan kenyataan yang dia terima. Mungkin ini adalah hukuman Tuhan karena rasa simpatinya yang sedikit dan mungkin memang tidak ada kata simpati dalam hatinya.
*♡∞:。𝐈 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐳𝐢𝐜𝐨 ❣
Information!Cici bukan anak psikolog, jadi itu belum tentu seseorang yang mengalami halusinasi adalah penderita skizofrenia.
Dari Google, cici cari informasi tentang masalah gangguan mental yang mengakibatkan halusinasi dan selalu yang muncul skizofrenia. Jadi cici pake itu buat dianogsa Amelia, maaf jika tidak tepat bahkan salah! Mohon tegur jika salah.
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap. Umumnya pengidap skizofrenia mengalami gejala psikosis, yaitu kesulitan membedakan antara kenyataan dengan pikiran pada diri sendiri.
Skizofrenia tidak gila karena kondisi ini dapat ditangani. Penderitanya pun dapat hidup normal dan aktif seperti orang-orang lainnya.
Skizofrenia adalah penyakit serius dan seringkali menghancurkan hidup pengidapnya. Penyakit tersebut akan memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak
Sedangkan yang menjadi pemicunya adalah stres dan trauma. Selain itu, stres pada usia muda, penyalahgunaan obat tertentu dan obat-obatan terlarang (narkoba) juga dapat menjadi salah satu penyebab dan faktor risiko skizofrenia paranoid.
Semoga bermanfaat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran tak penting! [End]
FantasyMengalami perpindahan jiwa hanya karena terbentur tembok. Konyol! Ya, kekonyolan yang terjadi pada ku. Awalnya aku hanya menganggap ini mimpi, tapi ketika seorang pemuda bernama Bagas mengaku-ngaku bahwa dia adalah ayahku. Oke, tolong yakinkan aku...