Selamat malam, semoga hari ini, hari yang menyenangkan untuk zico!
Mohon dukungannya! Untuk menambah semangat cici.
Selamat membaca!
"Hidup damai, dan menghindari masalah itu lebih penting. Oke!" -Sasa
Satu hari. Aku menempati raga milik Sasa Geometri putri tunggal keluarga Casablanca, kenapa nama belakang pemilik tubuh ini tidak tercantum? Apa anak haram? Anak punggut? Musuh keluarga?
Bodoamat aku tidak mau memikirkan hal rumit untuk sekarang. Karena kehadiran ku disini adalah hal paling rumit!
Dokter juga menjelaskan kondisi ku kepada keluarga gadis ini. Bahwa putri mereka mengalami amnesia sementara, bagus aku tidak perlu repot meniru gaya Sasa, lagipula di novel tidak ada penjelasan tentang tokoh Sasa! Selain dia menjabat sebagai ketua osis. Untuk jabatan ini aku tidak perlu pusing, karena aku pernah menjabat ketua osis waktu sekolah menengah atas.
Ceklek...
Aku menoleh ke arah pintu, seorang pria paruh baya yang ku ketahui bernama Bagas. Ayah dari Sasa, dan dokter muda menghampiriku.
"Hallo, nona Sasa."
Aku hanya menganggukan kepala tanda persapaan balik. Bukan, aku tidak sedang cosplay jadi ice girl dadakan, tenggorokan ku dalam kondisi sakit. Kata dokter ini karena efek luka di belakang leher, pantas waktu pertama kali aku tiba dan membuka suara luar biasa sakitnya."Ada yang sakit?" Tanya dokter yang bernama Deni itu, jangan lupakan senyum profesional miliknya. Aku hanya menanggapi menggeleng dan mengangguk atas semua pertanyaan dokter Deni.
Dokter Deni bercakap-cakap dengan Ayah di depan pintu keluar setelah proses pemeriksaan, lebih tepatnya tanya jawab denganku.
"Terima kasih, dokter Dani." Ucap ayah, sayup-sayup terdengar olehku. Beberapa detik selanjutnya ayah masuk kembali keruangan ku.
"Putri ayah, ingin makan apa?" Aku hanya menggelengkan kepala, maaf aku sedang tidak nafsu makan.
Aku heran, kenapa dari kemarin yang datang menemani tubuh ini hanya Bagas, Ayahnya. Dimana sang istri? Apa benar dia membenci gadis ini? Wah, gawat!
"Jika membutuhkan sesuatu bilang ke ayah," Ucapnya, tangan kekar itu membelai lembut rambutku. Aku menikmatinya, "Ayah kerja dulu."
Ayah terlihat sibuk dengan laptop, dan beberapa berkas yang berceceran di meja. Terkadang alis tebal milik ayah mengkerut, mungkin dia menemukan kesulitan.
Hei, bukankah harusnya aku memikirkan rencana? Rencana untuk bertahan di novel ini. Tapi, bukannya aku hanya figuran yang tidak memiliki akhir tragis layaknya di kebanyakan novel lain! Jadi aku tidak membutuhkan rencana bukan? Tidak.. Tidak! Aku masih butuh untuk mencegah tragedi di masa depan. Hanya berjaga-jaga oke!
Pertama, aku tidak perlu mengusik, berhubungan dengan para tokoh fiksi disini.
Kedua, hidup dengan nyaman dengan kekayaan ayah. Hei, begini juga aku gadis pencinta uang dan harta lainnya oke!
Ketiga, bersikap biasa saja tanpa perlu mencolok!Intinya dari ketiga rencana ini aku tidak berniat merubah alur novel. Apa aku tidak kasian dengan antagonis? Hei hei... Dari pada mengasihani orang lain, lebih baik aku mengurus diri sendiri. Siapa juga yang mau mencemplungkan diri ke kolam masalah? Tentu bukan aku orangnya! Aku tidak sebaik itu oke!
"BYE PARA TOKOH FIKSI!"
*♡∞:。.。𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡!
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran tak penting! [End]
خيال (فانتازيا)Mengalami perpindahan jiwa hanya karena terbentur tembok. Konyol! Ya, kekonyolan yang terjadi pada ku. Awalnya aku hanya menganggap ini mimpi, tapi ketika seorang pemuda bernama Bagas mengaku-ngaku bahwa dia adalah ayahku. Oke, tolong yakinkan aku...