Semakin dekat

1.4K 141 1
                                    

"Naruto senpai!!"

"Naruto senpai!!"

"Apa benar itu Naruto si madesu (masa depan suram)? Aku tidak menyangka dia sepopuler ini ternyata."

"Ya, sejujurnya dia memang tampan hanya saja karena pendiam tidak pernah bergaul, anak-anak di kelas selalu memanggil si madesu."

"Tapi dia, tampan sekali kyaaa!!"

Begitulah teriakan para gadis ketika melihat anak club basket sedang bermain di tengah lapang. Terlebih mereka semua teruju pada siswa yang selama ini pendiam sedang bermain basket disana. Sungguh sulit di percaya.

Hinata yang saat itu baru saja keluar dari ruang rapat, tak sengaja mendengar sorak riuh dari arah lapang basket. Hari ini anak kelas XII memang sedikit di bebas tugaskan karena rapat.

Sebenarnya ia tak terlalu peduli dengan teriakan anak-anak, mereka seperti itu sudah pasti tim kesayangannya menang. Tapi saat para gadis meneriaki nama Naruto, ia jadi penasaran. Bahkan banyak yang memuji Naruto. Hal itu membuat perasaan aneh di hati guru muda tersebut.

Karena penasaran, ia pun segera melihat pertandingan tersebut. Dan benar saja Naruto ada disana. Meski wajahnya terlihat datar namun itu sangat keren saat ia bermain bola basket. Hinata sampai harus menutup telinganya karena teriakan para gadis, apalagi meneriaki nama Naruto.

"Jadi ini ya, bakat yang selama ini dia pendam. Benar saja dia jadi populer sekarang." Hinata tersenyum melihat ke arah lapang, ia senang Naruto melakukan hal dia sukai. Dengan begitu, akan mudah mengaturnya untuk hal lain.

Sedangkan di tengah lapang, ke dua tim terlihat bersemangat karena permainan kali ini imbang. Dan di menit terakhir, akhirnya Naruto berhasil memasukkan bola kedalam ring. Sorak riuh semakin menggema, apalagi teriakan namanya. Di tambah lagi kobaran semangat dari timnya.

"Wah Naruto, kau jadi terkenal seperti ini. Kenapa tidak sejak dulu bergabung dengan tim basket?" Tanya Sasuke, ia teman sekelas Naruto yang kebetulan juga masuk tim basket sejak di bangku kelas X.

Naruto tak begitu peduli dengan teriakan para gadis, atensinya justru menatap bahagia pada sosok guru muda nan cantik yang akan menjadi istrinya.

"Aku duluan." Tanpa menjawab pertanyaan Sasuke, ia pergi begitu saja. Meninggalkan timnya yang hanya bisa memaklumi.

"Merepotkan sekali, baru satu kali bermain sudah seberisik ini. " Mereka hanya bisa tertawa dan kembali merebahkan tubuhnya di lapang basket karena kelelahan.

Saat Hinata hendak berbalik, seseorang memanggilnya jadi dia mau tidak mau harus megurungkan niatnya untuk pergi.

"Sensei.."

Ya ampun, pantas saja dia di teriaki para siswi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya ampun, pantas saja dia di teriaki para siswi.

Hinata segera menetralkan jantungnya. Jika tidak rona di wajahnya akan terlihat.

I LOVE BRONDONG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang