18

277 30 3
                                    


Pagi pun tiba.

Irene terbangun dari tidurnya, Irene merasakan badannya yang entah mengapa terasa sangat lelah.

Irene menggeliat dan merasakan nyeri dan sesuatu yang mengganjal di bagian kewanitaannya.

Seketika Irene tersadar lalu langsung melihat kearah seseorang yang sedang memeluknya.

Leon masih memeluknya, dan mereka sama-sama tidak menggunakan sehelai benang pun. Belum lagi kejantanan milik Leon masih menyatu dengan miliknya.

Irene melepaskan tangan Leon yang melingkar di perutnya dan melepaskan tautan mereka.

Menyibakkan selimut yang mereka gunakan, Irene berjalan menuju kamar mandi sambil menahan nyeri di bagian kewanitaannya.

Sampai di dalam, Irene mengunci pintu kamar mandi lalu berjalan kearah wastafel dan menatap wajahnya di cermin.

Irene bisa melihat memar kemerahan di bagian leher dan dadanya yang di berikan oleh Leon semalam. Irene mengingat kegiatan panasnya bersama Leon semalam, itu adalah yang pertama baginya dan Irene tidak menyangka bahwa Leon lah yang akan mengambilnya.

"Apa yang sudah ku lakukan?" Batinnya

Irene merutuki dirinya yang terbuai oleh Leon semalam, namun Irene tidak munafik bahwa dia juga menikmati kegiatan mereka semalam.

Irene segera membersihkan dirinya, setelah selesai, Irene keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi tubuhnya.

Irene bisa melihat Leon yang masih tertidur pulas di kasur, Irene juga bisa melihat memar kemerahan di bagian leher Leon dan dadanya.

Astaga, mereka sangat ganas semalam. Mengingat itu membuat wajah Irene seketika memerah.

Dengan cepat Irene memungut pakaiannya semalam lalu memakainya.

"Hmm" gumam Leon membuat Irene yang sudah memakai pakaiannya itu menatap kearah Leon.

Leon membuka matanya, dan hal yang pertama dia lihat adalah Irene yang sedang menatapnya.

"Kak Irene?" herannya

Irene menundukkan kepalanya.

Leon mendudukkan tubuhnya lalu memegang kepalanya yang pening karena pengaruh alkohol semalam.

Setelah pening di kepalanya hilang, Leon heran melihat tubuhnya yang tanpa menggunakan sehelai benang tersebut.

"Kok aku bisa telanjang?" herannya

"S-semalam k-kamu mabuk" jelas Irene

Leon menatap Irene, mencerna situasi yang terjadi saat ini.

Setelahnya Leon melotot kan matanya terkejut.

"J-jangan bilang?!"

Irene mengangguk perlahan namun masih menundukkan kepalanya.

Leon langsung menyibak selimut yang di pakainya dan benar saja, ada bercak darah di kasur, dan lagi Leon bisa melihat memar kemerahan di bagian dadanya.

Dengan cepat, Leon berjalan kearah kamar mandi sambil menutup tubuhnya dengan tangan.

Irene masih menunduk sambil memainkan jarinya.

"Kak Irene jangan keluar dulu" ucap Leon dari arah kamar mandi

Irene mengangguk seolah Leon sedang melihatnya.

Irene berjalan kearah sofa yang berada di kamar hotel tersebut lalu mendudukkan dirinya disana.

Selang beberapa menit, Leon telah selesai membersihkan dirinya lalu keluar dari kamar mandi yang sudah berpakaian.

Kontrakan VsualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang