26

179 21 0
                                    


Nathan dan Karin telah sampai di kontrakan.

"Leana, buka pintunya" ujar Nathan sambil mengetuk pintu.

"Iya-iya" Leana membukakan pintu untuk Nathan dan terkejut saat melihat Karin yang kayak habis menangis.

"Loh rin?, Lu kenapa?" tanya Leana saat mereka masuk.

Karin mendudukkan dirinya di sofa di ikuti oleh Leana yang duduk di sampingnya dan Nathan masih berdiri di ambang pintu sambil menelfon Febrian.

"Tadi gue di bawa paksa oleh Jake, untung saja ada Gibran sama Juan" jelas Karin yang sudah merasa baikan.

"Sialan cowok brengsek itu!, Gue bakal bilang ke kak Leon" ucap Leana yang tersulut emosi.

"Jangan Le, gue gak mau kak Leon repot gara-gara masalah ini" tolak Karin, dia tidak ingin merepotkan Leon apalagi Irene sedang hamil 5 bulan.

"Tapi cowok brengsek itu sudah keterlaluan rin, harus di beri pelajaran orang kayak gitu"

"Tidak apa-apa Le, kan ada Nathan dan teman-temannya"

"Gimana kalo si brengsek itu ngelakuin macam-macam lagi saat lu sendirian?, Orang kayak gitu tidak akan berhenti kalau tidak di beri pelajaran rin"

Karin hanya terdiam sambil menunduk.

"Ah sialan, ini Febrian mana sih?!, Nomornya gak aktif lagi" gerutu Nathan lalu duduk di single sofa

"Febrian sedang kencan bersama pacarnya" ujar Karin membuat Leana dan Nathan menatapnya

"Febrian sudah punya pacar?" tanya Leana

"Gue liat mereka berdua tadi di cafe dekat kampus"

Nathan buang nafasnya pasrah.

"Cewek yang bersama Febrian itu namanya Giselle" ujar Nathan

"Febrian pernah cerita ke gue, dia dan Giselle sudah berteman sejak mereka masih kecil bahkan sangat dekat, namun saat umur 12 tahun, Giselle pindah ke Cina karena papanya tugas disana" lanjut Nathan

"Tapi rin, gue yakin. Mereka tidak ada hubungan lebih dari sahabat" tutur Nathan ke Karin, sebenarnya dia tidak yakin juga tapi melihat kesedihan di mata Karin, Nathan jadi merasa tidak enak.

Karin tersenyum sendu sambil menatap Nathan.

"Tidak mungkin mereka tidak memiliki perasaan satu sama lain Nat"

"Walaupun kecewa, gue juga tidak punya hak untuk melarangnya, gue sama Febrian tidak punya hubungan spesial, salah gue juga yang terlalu jual mahal ke Febrian" lanjut Karin

Nathan hanya terdiam menatap Karin. Jujur saja, dia merasa bersalah sama Karin walaupun dia sebenarnya tidak salah apa-apa.

Dalam hati Leana, inilah salah satu alasan mengapa dia tidak pernah menaruh perasaan ke orang yang di rasanya belum tentu tepat.

"Udah, dari pada kita bicara in hal yang tidak berguna. Mendingan kita girls time yuk rin" ajak Leana

"Lagi gak mood gue Le, pengen sendiri dulu" ujar Karin lalu beranjak dari sana menuju kamarnya.

"Rin, tungguin gue" Leana menyusul Karin ke kamarnya.

Nathan hanya bisa membuang nafasnya lelah dengan keadaan.

Nathan pun berdiri lalu pergi entah kemana.












"Hati gue sakit Le hiks.." tangis Karin yang berada dalam pelukan Leana

"Sudah rin, gak usah menangisi hal yang tidak berguna" ujar Leana sambil menenangkan Karin

"Tapi ini masalah hati Le hiks..."

Kontrakan VsualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang