12. Damai dengan Papah

117 61 26
                                    

Happy Reading♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading♡♡
.
.
.
_

__________________________________________________________

Arick duduk diam dengan tatapan yang kosong, ia sadar bahwa tingkahnya barusan salah. Setelah menurunkan egonya, ia memutuskan untuk menghampiri putranya. Pukul 2 malam, mungkin saja putra nya telah tidur tapi masalah ini harus selesai sekarang juga. Ia mengetuk 3 kali pintu kamar anaknya.

"Bang? Bang Yathan udah bobo? Bangun dulu yuk sebentar. Kayaknya kita harus ngobrol deh."ucap Arick setelah mengetuk pintu.

"Papah mau ngapain? Kalo papah mau nampar Yathan lagi, jangan harap papah bisa masuk."

Arick diam. Itu bukan suara Yathan, melainkan Radhi. Arick tersenyum. Rupanya Radhi sedang menemani Yathan.

"Loh? Ada bang Radhi juga? Bang adhi kita ngobrol yuk? Kalian bobo bareng kok gak ajak papah si. Papah kan juga mau ikut." Ucap Arick dengan lembut.

Pintu terbuka, dan memunculkan kedua putranya dibalik pintu itu. Terlihat Radhi dengan wajah ngambeknya, dan Yathan dengan wajah sendunya. Arick memeluk kedua putra nya dan menciumi satu persatu kepala putranya.

"Anak papah. Anak baik. Anak ganteng, maafin papah ya, nak?" Ucap Arick. Kemudian ia melepas pelukannya dan melihat kearah pipi kiri Yathan. Pipinya sedikit biru. Dalan hatinya, Arick terus terusan menyalahi dirinya. 'Bodoh! Gak lindungi anaknya! Papah yang gagal! Dan macam macam lagi umpatannya.

"Maafin papah ya. Papah egois. Pipi kamu masih sakit gak?" Tanya Arick pada Yathan. Mata Yathan berbinar. Air matanya sudah mengumpul pada satu tempat. Sebisa mungkin ia tahan agar tidak jatuh. Yathan menggeleng. "Eng.. enggak pah.." ucapnya terbata bata.

Yathan tidak tahan menahan tangisnya. Air matanya telah turun dengan deras. "Ma..afin.. Yathan.. p-pah.. Yathan.. sa..lah." isak nya. Sang papah memeluknya kembali.

"Enggak. Enggak ada yang salah. Bang Yathan gak salah, bang radhi gak salah, papah gak salah. Kita cuma lagi di posisi yang sama sama sulit. Sulit jujur dan sulit menerima." Ujar Arick. Ia melepas pelukannya dan menuntun kedua putranya ke atas kasur dan berbaring bersama. Arick berada ditengah kedua putranya. Ia memeluk keduanya dengan erat.

Berkali kali ia melirik kedua putranya. Anak anak kesayangannya. Mereka belum tidur, mengantuk namun belum bisa tidur lantaran semua yang terjadi begitu cepat. Mereka hanya diam dengan pikirannya masing masing. Hingga akhirnya Arick mengeluarkan suaranya.

"Sejak kapan bang?" Tanya Arick pada Yathan.

"Setahun yang lalu, pah." Jawabnya.

Arick mengangguk. "Besok ke Singapur ya? Kita ketemu dokter yang hebat?"

Yathan menggeleng. "Di indonesia aja pah. Lagian juga Yathan punya dokter hebat yang selalu nemenin Yathan kok."

"Dokter Rey ya?"

Under 10.000 Stars | Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang