Langkahmu terdengar pelan di koridor sekolah yang sepi. Udara siang itu terasa panas, membuatmu semakin mengantuk. Semalam, kamu nyaris tidak tidur sama sekali, entah karena pikiran yang berputar-putar atau karena kebiasaan Oikawa yang semakin membuatmu gelisah.
Sudah hampir dua bulan sejak kalian menjalin hubungan, sesuatu yang kalian sepakati untuk dirahasiakan dari siapa pun. Di permukaan, semuanya tampak sempurna. Tidak ada pertengkaran, tidak ada drama. Kalian sering menghabiskan waktu bersama, termasuk seks. Kalau dihitung, mungkin kalian melakukannya hampir setiap hari.
Tapi belakangan, ada hal-hal kecil yang mulai mengusikmu. Senyum manisnya yang dulu terasa istimewa, kini menjadi terlalu murah hati, Oikawa berikan pada gadis-gadis lain. Dan sentuhan... Jangan lupa sentuhan itu. Seorang gadis yang berani menyentuh dadanya, dan dibiarkan begitu saja. Tidak ada keberatan, tidak ada penolakan. Kamu bahkan sempat ragu apakah dia ingat kamu berada di sana menyaksikan semuanya.
Awalnya, kamu mencoba mengabaikannya, berpikir bahwa itu memang sifat dasarnya—ramah, karismatik, terlalu menyukai perhatian. Tapi, semakin sering kamu memperhatikan, semakin sulit rasanya untuk menepis rasa cemburu yang perlahan menggerogotimu.
Setelah semalam tidak tidur cukup karena pikiran yang bercampur aduk, kamu merasa kepalamu berat. Kamu mengubah arah langkah, memutuskan untuk ke kamar mandi dan membasuh wajahmu. Mungkin air dingin bisa membantu mengusir kantuk sekaligus mengalihkan pikiran.
Dengan langkah pelan, kamu masuk ke kamar mandi, membasuh wajahmu dengan air dingin. Mata yang lelah menatap cermin di depanmu.
Saat kamu membasuh wajah, kamu merasakan sepasang tangan melingkari perutmu. Seseorang memelukmu dari belakang. Kamu mendongak dan melihat pantulan wajah Oikawa yang nampak di cermin. "Kuharap kamu punya alasan yang kuat, (name).. " nada bicaranya terdengar serius.
"Kenapa aku harus beralasan?" jawabmu datar, mencoba menghindari pertanyaan yang sebenarnya kamu tahu jawabannya.
Oikawa mengeratkan pelukannya. "Lalu kenapa kamu terus menjaga jarak denganku selama satu minggu ini? "
Kamu berusaha bersikap normal, "sepertinya yang dibawah sana sudah gatal, hum? " kamu menyeringai tipis terpaksa.
Oikawa menunduk malu, ia menyembunyikan wajahnya yang memerah pada ceruk lehermu.
Kamu tersenyum tipis ketika melihat tingkah lucu Oikawa. "Hah.. Bahkan untuk bersikap cuek padamu saja sulit. "
Perlahan, lidah Oikawa bergerak menjilati area lehermu, mencoba merangsang tubuhmu.
"Aku sangat merindukanmu... "
"Hng.. " kamu mengerang kecil ketika Oikawa berbisik di telingamu. Ia kemudian menjilat daun telingamu dengan sensual. Tangannya tidak tinggal diam, perlahan ia bergerak membuka kancing bajumu.
Kamu bisa merasakan batang penis Oikawa berkedut kencang dibalik balutan celananya. Ia kemudian membalikkan badanmu, membuatmu menghadap padanya, ia lalu mendudukkanmu di wastafel. Memberi kecupan pada seluruh area dadamu. Tangan kirinya bergerak meremas payudaramu yang masih terbalut bra.
"Tooru stop! Ki-ta di sekolah! "
Oikawa acuh, tidak menghiraukan omonganmu. Ia membuka resleting celananya lalu memajukan pinggulnya. Membuat gundukan keras yang semakin membesar itu kini menyentuh area selangkanganmu.
"Hmp" desahanmu tertahan oleh lumatan bibir Oikawa. Ia semakin bersemangat menggesekkan penisnya pada area vaginamu yang masih tertutup celana dalam.
Desah Oikawa tidak tertahan, penisnya semakin mengeras, bahkan kini kepala penisnya menyembul keluar dari celana dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot's Haikyuu Chara x Reader🔞
FanficHALU RANDOM WITH HAIKYUU CHARA BUT STILL DIRTY JANGAN LUPA VOTE YA CINGTAHH BACA DOANG LU TINGGAL SEKALI KLIK AE SUSAH AMAT VOTE KOMEN JUGA GAUSAH DIFOLLOW GPP DAH EH BOONGAN, FOLLOW YA MANIEZZZ😙❤