Bokuto Kotarou : Sweetie Pet

7.5K 271 15
                                    

Puluhan manusia berjoget ria di iringi musik yang mengalun keras. Aroma alkohol dan asap rokok menyeruak menusuk indra penciuman. Kamu meminum tegukan wine terakhirmu, lalu membetulkan riasanmu yang mulai memudar. "Aku mau pulang. "

Kiyoko Shimizu dengan setengah kesadarannya mendongak menatapmu, "akhir-akhir ini kau seperti anak rumahan. "

"Aku punya peliharaan. " Kamu menjawab singkat.

Yukie kini mendongak, menatapmu dengan senyuman miringnya, "seorang (name) punya peliharaan? Really? "

"Ya. Seekor burung hantu yang kuberi nama Bokuto Koutaro. "

Yukie sontak berdiri lalu menatap tajam kearahmu. Kamu kemudian berdiri diikuti sorot mata tajam Yukie yang mengikuti pergerakanmu.

"Burung hantu memang hewan yang cocok untuk menjadi pengintai, tapi dia mudah tertangkap. Kau tau itu kan? " Setelah berkata demikian, kamu kemudian pergi dari bar.

"Dia berhasil membuatmu membuka identitas. " ujar Kiyoko santai sembari meneguk wine nya.

Raut wajah Yukie kini berubah menjadi gelisah dan ketakutan sebelum akhirnya ia terduduk lemas di sofa.
"Dia menangkap Kotarou! "

"Lalu? Kau akan pergi ke rumahnya, kemudian membongkar semua kebusukanmu dan menyerah agar dia melepaskan Bokuto? "

Yukie tertegun, "ide bag-"

"Kau gila? "

"Nyawa Bokuto terancam, Shimizu! Kau pikir aku akan diam saja?! "

Kiyoko memutar bola matanya malas, "biarkan saja, toh kau masih punya banyak pria yang mau menuruti perintahmu. "

Sementara itu, kamu mengendarai mobil dengan kecepatan delapan puluh kilometer per jam. Jalanan lengang, tentu saja karena jalan yang kamu lalui mengarah ke vila pribadimu. Tidak banyak orang yang tau.

Kamu kemudian menata dengan cantik makanan yang sudah kamu beli ditengah perjalanan kemari. Lalu menuju ke ruangan yang letaknya terpisah dengan bangunan utama. Ruangan terasa dingin karena lampu dan penghangat ruangan yang sengaja kamu matikan.

Disamping tempat tidur terdapat seorang pria yang berdiri lemas tanpa atasan. Tangannya terangkat dengan pergelangan tangannya yang terikat oleh rantai. Pria itu kemudian mendongak, tatapan matanya terlihat penuh harap padamu. Bibirnya pucat dan kering, bahkan sekujur tubuhnya terasa dingin.

Kamu segera meletakkan nampan yang kamu bawa diatas meja lalu melonggarkan ikatan rantai yang membelenggu pria itu. Saat itu juga, pria yang bernama Bokuto itu ambruk ke lantai. Kakinya tidak mampu menopang tubuhnya lagi.

Kamu segera membantunya duduk dan bersender di tempat tidur. "Kau mungkin akan segera dijemput oleh pemilikmu, jadi sekarang aku akan memberimu makanan terakhir. " ucapmu sebelum menyuapinya.

Bokuto membuka mulut, sebenarnya kini perutnya mual saking lamanya ia menahan lapar dan haus, tapi ia harus tetap mengisi perutnya atau dia bisa mati.

"Aku tidak ingin kembali kesana.. " ujar Bokuto setelah menelan suapan pertamanya.

Kamu mengernyitkan dahi, "kenapa tidak? "

"Disana bahkan lebih buruk.. "

DEG!

"Benarkah? " ucapmu spontan. Memang selama ini yang kamu lihat dari Bokuto hanyalah kepolosannya, jadi kemungkinan besar dia mengatakan yang sebenarnya.

"Aku lebih suka disini, lebih hangat, aku bisa makan enak, tubuhku tidak terlalu sakit lagi... "

Lidahmu kelu, hatimu terasa bagaikan teriris. Bagaimana mungkin? Siksaan yang kamu berikan ini justru lebih baik dari apa yang dulu dialami Bokuto? Seberat dan sesulit apa hidupnya kemarin? Dan kamu masih saja memberinya rasa sakit tanpa mencari tahu dengan jelas masa lalunya..

Oneshoot's Haikyuu Chara x Reader🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang