Part 8

23 6 0
                                    

Assalammu'alaikum Sobat
Udah mulai ada titik terang nya nih..

Lanjutin yuk...

Selamat membaca ...

"Assalammu'alaikum"
Tiba-tiba muncul suara orang mengucapkan Salam.

"Wa'alaikumussalam"
Jawab Ibu Sita dan Aish berbarengan.

"Annisa?"
"Pak Zidan?"
Ucap Zidan dan Aish bersamaan.

Deg..

Mendadak keadaan menjadi kaku.
Baik Zidan dan Aish, dua-dua nya tidak menyangka akan bertemu di sini. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing.

Ibu yang menyadari situasi yang canggung, langsung mengambil alih keadaan.

"MaaSyaaAllaah. Jadi kalian udah saling kenal?"
Tanya Ibu mencairkan suasana.

Dua-dua nya tak menjawab, hanya bisa mengangguk pelan.

"Jadi Bang, Aish inilah yang Ibu ceritain selama ini. Dia yang sudah menolong Ibu waktu itu"
Ucap Ibu mencoba mencairkan suasana.

Tak ada kata yang terucap dari mulut Zidan. Dia hanya melihat ke arah Aish dan sepintas dan mengangguk paham dengan cerita sang Ibu.

Melihat dua-dua nya masih pada diam, ibu jadi curiga akan satu hal.

Sebenarnya nya Ibu sudah bisa mengambil kesimpulan dari tingkah aneh dua anak yang disayangi nya ini. Tapi Ibu tak mau gegabah, beliau butuh kepastian untuk perkiraan nya ini.
Jika benar, betapa bahagia nya Ibu.

"Btw kalian kenal dimana?"
Tanya Ibu memulai, sambil menatap Zidan terlebih dahulu.

"Dia adalah mahasiswi Abang di kampus Ibu"
Jawab Zidan yang dianggukkin oleh Aish.

"Ooo begitu. Ya udah, kalau gitu Abang mandi dulu gih, biar kita langsung makan. Aish ama Ibu dah laper nih. Iya kan Aish?".
Tanya Ibu lembut pada Aish. Sebenarnya Ibu butuh waktu berdua dengan Aish untuk membuktikan dugaan nya.

Lagi-lagi tanpa menjawab, Aish hanya menganggukkan kepala nya pelan.

"Baik, Abang mandi bentar ya"
Ucap Zidan sambil berdiri.

Sebelum beranjak, mata Zidan dan Aish sempat mengunci beberapa saat.

"Iya Bang, jangan lama-lama ya. Kami tunggu di bawah"
Ucap ibu memberi peringatan pada Zidan.

"Baik boss"
Jawab Zidan berlalu

"Ekhem. Sayaang... Ada apa?"
"Ada yang mengganggu pikiran kamu?"
Tanya Ibu lembut.

Lagi-lagi Aish memasang aksi diam nya, tapi kali ini tatapan Aish seperti meminta sesuatu pada Ibu.

"Sini peluk Ibu"
Ucap Ibu tiba-tiba merentangkan tangan nya untuk memeluk Aish.

Sempat Aish kaget dengan permintaan Ibu, namun memang pelukan Ibu lah yang dia butuhkan saat ini.

Tak perlu waktu lama, Aish sudah berada dalam pelukan Ibu Sita.

"Menangis lah kalau Aish pengen nangis"
Ucap Ibu lembut sambil mengusap pelan penggung Aish.

"A- aish kaget Ibu..."
Terdengar suara Aish terisak.

"Aish... Sayang ... Lihat sini...
Benar kan kata Ibu. Skenario Allah itu jauh lebih indah. Allah ingin kalian lebih dekat melalui perantara Ibu. Aish ga perlu khawatir, Ibu sayang kalian dua-dua nya. Ibu ga akan bocorin masalah ini kepada Abang"

Aish langsung melepaskan pelukannya pada Ibu.

"Maksud Ibu?"
Tanya Aish bingung.

"Abang Zidan kan DosPem yang Aish ceritain tadi?"
Ibu memastikan nya.

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang