Aisyah

Part 18

Assalammu'alaikum SobatBahagia
Gimana ya kondisi Ibu?
Apakah sudah mulai membaik atau justru semakin drop?
Yuk.. Lanjutkeun..

Selamat membaca...

Alhamdulillaah...seluruh rangkaian acara sudah berjalan dengan lancar...
Zidan dan Aish kini sudah resmi menjadi suami istri... Halal dalam ikatan suci pernikahan..

Saat kemarin kondisi Ibu drop, Zidan memang langsung memutuskan secara cepat tentang pernikahan ini dengan kesediaan Aish juga tentunya.
Dia berdiskusi dan membicarakan segala persiapan nya dengan Aish dan Imran. Zidan pun langsung menghubungi paman Yudi saat itu juga, Alhamdulillaah Paman dan Bibi merestui dan memaklumi keadaan mereka. Dan terjadilah pernikahan yang penuh haru tadi...
Namun, rasa haru itu juga disertai dengan kebahagiaan kedua mempelai bahkan seluruh orang yang ada di dalam ruangan ibu saat itu.

Kini ruangan Ibu sudah kembali lengang, hanya tersisa Zidan, Aish dan Ibu yang masih belum sadar dari koma nya. Paman dan Bibi memutuskan untuk segera kembali ke perkebunan setelah acara selesai. Banyak urusan yang tertunda yang harus diselesaikan oleh Paman, mengingat kemarin Paman dan Bibi juga mendadak datangnya. Sama halnya dengan Paman dan Bibi, Imran dan Nola pun memutuskan untuk pulang. Imran harus standby di kantor selama Zidan tak ada, sedangkan Nola memilih pulang mengingat kondisi nya yang sedang hamil muda.
Namun sebelumnya, Zidan meminta tolong kepada Imran dan Nola untuk menemani Paman dan Bibi makan siang di restoran yang sudah di booking oleh Zidan.

Bukannya tak ingin berlama-lama di kota, Paman dan Bibi ke kota memang khusus untuk menghadiri pernikahan sang ponakan, tidak ada saudara yang bisa mereka kunjungi disini selain Aish, jadi lebih baik mereka segera kembali ke perkebunan, toh Zidan sudah berjanji akan mengajak Aish berkunjung ke perkebunan setelah kondisi Ibu membaik.

"Sayang, terima kasih sudah menerima Abang dan terima kasih juga karena bersedia menerima pernikahan kita dalam keadaan seperti ini. InsyaaAllah setelah Ibu membaik, kita akan adakan walimahan pernikahan kita ya Sayang"
Saat ini Zidan dan Aish baru saja menyelesaikan shalat sunnah pasca pernikahan mereka. Masih dalam posisi duduk diatas sajadah, mereka saling berhadapan dengan tangan saling menggenggam satu sama lain.

"Justru Adek yang berterima kasih pada Abang, karena Abang sudah memilih Adek untuk mendampingi Abang. Untuk masalah walimahan, tidak usah dipikirkan dulu ya Bang. Sekarang yang terpenting adalah kondisi Ibu."
Jawab Aish lembut.

"Iya bener, saat ini memang Ibu yang terpenting. Tapi untuk walimahan, sebaiknya memang harus kita lakukan sayang, biar tak menimbulkan fitnah buat kita. Karena kan pernikahan ini belum ada yang tau"
Jelas Zidan yang dianggukin oleh Aish.

"Iya juga ya.. Ya udah, Adek serahkan semua nya ke Abang. Abang pasti bisa memutuskan yang terbaik buat kita"
Jawab Aish menanggapi penjelasan Zidan sambil menatap lembut mata suaminya itu.

"MaasyaaAllah.. Beruntungnya Abang memiliki istri cantik dan shalihah kayak Aisyah Nur Annisa ini" ucap Zidan sambil merentangkan tangan meminta Aish untuk mendekat dan masuk ke dalam pelukannya.

Mereka berpelukan hangat, saling melepaskan semua rasa. Tak lama, Zidan merenggangkan pelukannya, Zidan menatap lembut sang istri. Seolah hanyut dalam suasana romantis yang mereka buat, Zidan memberanikan diri untuk mencium Aish dengan lembut. Awalnya, ciuman itu mengarah ke kening Aish, lalu turun ke pipi daaaaaan akhirnya ciuman itu pun sampai di bibir ranum Aish.
Zidan melakukan nya dengan lembut, Aish pun menerima dan membalasnya dengan senang hati. Mereka sama-sama terbuai dengan ciuman halal itu walau itu adalah sama-sama ciuman pertama bagi mereka.

Tok.. Tok.. Tok..

"Astaghfirullah"
Ucap mereka bersamaan.

Zidan dan Aish langsung salah tingkah karena merasa sudah ketangkap basah sedang berciuman.