Part 19

78 1 0
                                    

Assalammu'alaykum SobatBahagia
Suasana lagi mencekam ni..
Di ruang inap nya Ibu Sita..
Kita kepoin yuk..

Selamat membaca

"Lancang kamu..."
Sepertinya emosi Ibu Nilam sudah tak tertahan kan lagi. Dari posisi duduk, kini dia sudah mengambil posisi berdiri, menghadap ke arah Zidan.

"Maaf, maksud Tante apa ya?"
Zidan masih bisa tenang menanyakan maksud dari pernyataan Ibu Nilam.

"Lancang kamu menikah, disaat Ibu kamu masih tidak sadarkan diri. Dimana letak pikiran kamu. Saya kira kamu anak yang berbakti, seperti yang dibangga-bangga kan ibu kamu. Ternyata dia salah. Dia pasti sangat kecewa."
Ibu Nilam bicara dengan napas yang memburu, dia bicara sambil menunjuk-nunjuk ke arah Ibu.

"Apalagi kamu menikahi cewek kampungan kayak dia ini"
Ucap Ibu Nilam sambil menunjuk ke arah Aish dengan angkuhnya.

"Maaf Tante... Saya sedari tadi masih bisa menahan emosi saya. Saat Tante menuduh saya yang tidak-tidak. Tapi jika sudah menyangkut harga diri istri saya, saya tidak bisa tinggal diam."
Aish mencoba menenangkan Zidan dengan membelai lembut lengan suaminya.

Sebenarnya Aish juga tersinggung dengan perkataan nya Ibu Nilam, namun Aish masih bisa menahan emosinya. Dia juga sadar, bahwa apa yang dikatakan oleh Ibu Nilam ada benarnya. Dia memang nyaman dengan penampilannya saat ini. Sederhana...

Menurutnya, jika kita nyaman menggunakan sesuatu, maka otomatis kita akan merasa PeDe dengan penampilan kita. Tidak peduli itu adalah barang branded atau barang biasa. Penampilan sehari-hari Aish memang terlihat sederhana..
Saking sederhana nya, jadi timpang dengan penampilan Zidan yang selalu tampil elegant.

Zidan berpenampilan seperti itu juga karena tuntutan dari profesi nya. Sebenarnya Zidan juga berpenampilan sederhana jika sedang tidak bertugas.

Jika kita bicara masalah gaya busana. Penampilan Aish itu sebenarnya sama saja dengan penampilan mahasiswa lainnya. Hanya saja, dia yang sudah terbiasa dengan jilbab panjang dan baju gamis nya, memang terlihat kurang modis bila dibandingkan dengan teman-teman ceweknya. Terlebih lagi, Aish tidak suka model dan warna baju yang mencolok. Dia lebih suka warna yang soft dan model yang simple, sehingga nyaman dikenakan.

Tapi justru itu yang menjadi daya tarik Aish bagi kaum pria yang mengenalnya. Bahkan Zidan pernah bilang pada nya, jika penampilan Aish yang seperti itu tidak membuat Zidan malu untuk bersanding dengan Aish, justru dia bangga dengan penampilan Aish saat ini. Aish bisa menjaga marwah nya sebagai wanita muslimah sejati.

Seharusnya, semua kenyataan itu tidak serta merta membuat seseorang bisa merendahkan orang lain, hanya dengan melihat penampilan nya saja. Apalagi sampai merendahkan orang lain hanya dengan melihat penampilan luarnya.

"Pertama, tante tidak berhak mengatakan jika saya lancang menikah disaat Ibu tidak sadar. Karena untuk tante ketahui... Pernikahan ini justru permintaan Ibu sendiri. Ibu pula yang sudah mencarikan dan mengenalkan Aisyah pada saya. Beliau yang telah memilih gadis shalihah ini untuk dijadikan bidadari Surga saya"
Zidan berucap dengan tenang, walau saat ini emosinya sedang memuncak. Itu semua tak lepas dari peran Aish. Genggaman tangan Aish pada Zidan, seperti menyalurkan ketenangan pada Zidan saat menghadapi situasi ini.

"Kedua, Tante tidak berhak berkata yang tidak baik mengenai istri saya. Justru Istri saya jauh lebih terhormat dibandingkan dengan gadis lain yang pernah saya kenal sebelumnya. Dan terakhir, tidak ada juga kewajiban saya untuk menjelaskan detail cerita kehidupan saya pada Tante"
Zidan akhirnya lega setelah mengatakan semua nya.

Sebenarnya Zidan tidak ada niatan untuk menanggapi Ibu Nilam ini, namun emosi Zidan terusik kala Ibu Nilam mulai merendahkan Aisyah, istrinya.

"Ga mungkin... Pasti kamu sedang bersandiwarakan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang