Part 10

35 7 4
                                    

Assalammu'alaikum SobatBahagia.
Bagaimana kelanjutan kisah Aisyah..
Yuk ramein..

Selamat membaca...

Setelah seharian Aish berada di rumah Ibu Sita, tidak sedikit interaksi yang terjadi antara dia dan Zidan. Interaksi kaku antar dua manusia tapi sangat menggemaskan untuk dilupakan.

Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi mereka. Keduanya ditempat yang berbeda, sama-sama larut dengan pikiran masing-masing.

Zidan dikamar nya, hanya tiduran santai memandang langit-langit kamar dengan tangan nya yang dilipat ke belakang kepala untuk dijadikan bantal. Tak lupa senyum yang selalu terukir di wajah tampan nya.

Sedangkan Aish terus memandang laptop nya dengan tatapan kosong, entah apa yang dia pikirkan, namun sama halnya dengan Zidan, senyumnya pun tak pernah hilang dari wajah ayu nya.

Tak ada niat dari mereka untuk berinteraksi malam ini melalui ponsel. Mereka berdua sama-sama masih menjaga jarak walau sudah menemukan signal masing-masing.

Ting..

Tiba-tiba notif suara HP mereka berbunyi.

Ibu
Pertimbangkan permintaan Ibu ya Nak.
Ibu sayang kalian berdua.
Udaaah.. ngelamun nya udahan, bobo gih.. dosa lho bayangin seseorang yang bukan mahram.
Makanya segera kalian halal, biar ga dosa.

Ternyata Aish dan Zidan menerima pesan yang sama dari Ibu Sita. Keduanya kaget dengan isi chat Ibu.

Bagaimana beliau bisa tau hal ini? 😁🤭

Tidak ada satupun dari mereka yang membalas pesan Ibu. Mereka sama-sama malu karena merasa ketauan oleh Ibu.

***

Keesokan harinya - kediaman Ibu Sita

Hari ini adalah hari minggu.
Seperti hari-hari minggu biasanya, Zidan selalu menghabiskan waktu nya dengan berolah raga dan beraktifitas di rumah. Dia selalu mengusahakan tidak buat janji pada hari minggu, karena hari minggu adalah hari ibu bagi nya. Dia selalu mencari kegiatan untuk menghabiskan waktunya bersama sang Ibu.

"Assalammu'alaikum Ibu"
Ucap Zidan tiba-tiba mencium pipi sang Ibu yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

"Wa'alaikumussalam, abang ini, bikin Ibu kaget aja"
Ibu tetap menjawab salam walau sedikit kaget dengan kehadiran Zidan tiba-tiba.

"Jalan yuk, kemana ya enaknya kita hari ini?"
Tanya Zidan masih memeluk sang Ibu dari belakang.

"Abang lupa ya, hari ini kan kita kan mau ke makam"
Ucap Ibu sambil menyuapi sedikit nasi goreng ke mulut anak nya.

"Hhmm, enak Bu."
Sambil mengacungi jempol pada Ibu nya saat mencicipi nasi goreng yang disuapi Ibu, Zidan beralih duduk di meja makan.

"Oiya, Abang lupa. Yaudah, abis sarapan kita siap-siap ya Bu"
Ucap Zidan saat menerima sepiring nasi goreng dari Ibu.

Tak ada jawaban dari Ibu, hanya senyuman dan anggukan kecil.

Tadi malam sesampainya di rumah setelah mengantarkan Aish pulang, Ibu minta dianterin ke makam Suami dan Anak perempuan nya. Karena kesibukan Zidan, sudah lama mereka tidak berziarah.

Ada banyak hal yang ingin Ibu ceritakan kepada alm suami nya. Kebiasaan Ibu jika berziarah, pasti akan betah berlama-lama. Biasanya dia suka bercerita apa saja dimakam itu.

Makam suami dan anaknya Ibu Sita terletak jauh dari perkotaan. Sesuai permintaan alm, makamnya terletak di kampung halaman alm. Jadi butuh waktu kurang lebih dua jam untuk mereka berziarah.

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang