Part 9

24 6 0
                                    

Assalammu'alaikum SobatBahagia
Makin seru nih..

Ramein yukk..

Selamat membaca ..

"Nisa"
Panggil Zidan.

"Yess.."
Jawab Aish cepat.

"Bisa ga, di luar kampus, jangan panggil saya Bapak. Emangnya saya udah tua banget ya?"
Tanya Zidan dengan mimik ngambek.

"Iyalah.. tuh dah banyak uban nya"
Ledek Aish sambil tertawa.

"Mana adaa. Kamu ini, ngeledek ya"
Zidan tak terima.

"Aish mau aja, tapi dengan satu syarat juga"
Pinta Aish.

"Apa?"
Tanya Zidan penasaran.

"Bapak juga tidak manggil Aish dengan sebutan Annisa lagi"
Jawab Aish tanpa menoleh ke arah Zidan dengan tangan nya bertengger pada pot di hadapannya saat ini.

"Aku manggil kamu dengan sebutan itu, agar beda dari orang lain. Aku mau manggil kamu dengan panggilan beda. Karena kamu special"
Ucap Zidan lembut

Deg ...

Ucapan Zidan sontak membuat Aish menoleh. Sempat beberapa saat mata mereka mengunci.

"Astaghfirullah"
Ucap mereka bersamaan saat tersadar.

Mereka langsung salah tingkah satu sama lain. Sama-sama tidak tau apa yang harus mereka lakukan.

"Allahu akbar.. Allahu Akbar"
Suara Azan menyelamatkan mereka dari kekakuan ini.

"Abang ke masjid dulu ya"
Pamit Zidan lembut pada Aish.

Tanpa menjawab dan menoleh, Aish hanya bisa mengangguk kan kepala nya pelan. Aish berusaha menghindar untuk kembali bertatapan dengan Zidan. Dia merasa ada aneh terjadi pada dada nya, saat mata mereka saling mengunci.

"Ibu... Abang ke masjid dulu"
Teriak Zidan pamit pada Ibu.

Ibu hanya melambaikan tangan dari kejauhan.

"Assalammu'alaikum"
Kembali Zidan melembutkan suara nya saat memberi salam pada Aish.

"Wa'alaikumussalam"
Jawab Aish sambil mencuri pandang ke arah Zidan.

Tatapan mereka saling mengunci lagi beberapa saat. Begitu juga dengan hati mereka. Hati mereka sama-sama sedang menari. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut mereka.

***

Ruang keluarga Ibu Sita

Saat ini Ibu dan Aish sedang duduk diruang keluarga, sambil menunggu Zidan pulang dari Masjid, menunaikan shalat Isya berjamaah.

Rencananya, setelah ini Aish akan diantar oleh Zidan dan Ibu untuk pulang ke asramanya.

Yup, bisa dibilang seharian Aish berada di rumah Ibu Sita. Sudah banyak kegiatan dan obrolan yang mereka lakukan bersama.

Kekakuan antara Zidan dan Aish pun sudah sedikit mulai mencair walau masih terlihat jelas sikap malu-malu mereka layaknya ABG sedang jatuh cinta.

"Sayang... Terima kasih ya untuk hari ini"
Ucap Ibu lembut pada Aish.

"Ibu, justru Aish yang harusnya banyak mengucapkan syukur dan terima kasih pada Ibu dan Pak Zidan"
Jawab Aish tak kalah lembut.

"Kasian Abang, masih muda udah dipanggil Bapak ama gadis special nya"
Ucap Ibu memasang wajah lesu.

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang