18) Pulang atau tidak?

475 66 10
                                    

Tidak enak jika mereka berbicara di supermarket, jadi kali ini mereka sedang duduk sambil menunggu pesanan di sebuah café. Dan Wendy sudah menceritakan semua kejadian dari awal hingga akhir kepada Seulgi.

Yeri hanya melipat tangannya, ia masih marah dengan Seulgi karena sudah bicara yang tidak-tidak tentang Wendy.

"Ma-maaf, saya ga tau kalau Anda yang membantu keponakan saya"

"Iyaa gapapa"

Seulgi sangat sangat sangat merasa malu dengan Wendy. Sudah membentak, menjambak rambut, padahal yang diperlakukan seperti itu tidak bersalah. Inilah pentingnya mencari tahu!!

Bahkan Yeri sekarang duduk disamping Wendy. Karena ia masih marah dengan sikap Seulgi kepada Wendy dan juga takut jika Seulgi akan marah kepadanya.

Seulgi melihat ke arah Yeri, ia masih terharu bisa menemukan Yeri. Seulgi tersenyum melihat Yeri yang sedang merajuk, ia sudah lama tidak melihat pemandangan seperti ini.

"Kamu marah sama aunty?"

"Ya iyaalah, Malu-maluin tau! Pake berantem segala sama tante Wendy, makanya dengerin dulu aku ngomong. Ini malah langsung main tangan"

"Iya maaf"

Seulgi menciut sekarang, tidak bisa berkomentar tentang pertengkarannya dengan Wendy.

"Yaudah, pulang yuk Yer"

Hayoloh, Yeri belum siap. Ia menoleh ke arah Wendy meminta bantuan. Sedangkan Wendy hanya tersenyum.

"Tapi tante gimana?"

"Oh iya, mau mampir ke rumah dulu?"

Tawar Seulgi, tidak enak jika Wendy ditinggal sendirian disini. Hitung-hitung sebagai tanda permintaan maaf.

"Ayoo tante ke rumah Yeri, yaa please"

Yeri memohon, Wendy tahu ini akan mengarah kemana. Dan Wendy pikir, masalah dengan aunty-nya sudah clear. Jadi selanjutnya, Yeri saja yang bekerja.

"Tante ada urusan Yer"

Yeri menghela napas, sebenarnya ia tahu Wendy akan menolak. Tetapi Yeri tidak bisa melakukannya sendiri, ia sangat membutuhkan Wendy.

"Yaa tante... ayoo dong"

Wendy tersenyum, lalu mengusap pelan kepala Yeri. Sedangkan Seulgi bingung dengan interaksi mereka berdua.

"Pahami yang tadi tante bilang. Tante pulang yaa, kamu pasti bisa tanpa tante"

"Please tante, sekali ini aja. Aku yang bakalan ngomong, tante cuma nemenin Yeri yaa"

Wendy berpikir, sepertinya Yeri benar-benar tidak bisa tanpanya. Hanya mendampingi tidak apa bukan? Jadilah Wendy ikut bersama mereka ke rumah Yeri.


ㅇㅇㅇ


"Ayoo diminum"

Tawar Seulgi kepada Wendy, tidak dengan Yeri. Padahal keponakannya baru saja pulang.

"Kamu ga mau ganti bajun di kamar Yer"

"Siapa bilang aku mau tinggal disini?"

Seulgi dan Wendy dibuat terkejut oleh pernyataan Yeri, ini diluar skenarionya Wendy.

"Gi-gimana?"

Uhuk uhuk

Seulgi langsung menoleh ke arah sumber suara dan menghampirinya. Irene masih sakit, jadi tidak baik jika ia keluar dari kamar. Dirinya masih dalam pemulihan.

"Kak, kakak ngapain?"

"Kakak mau ambil minum, itu ada tamu yaa?"

"Iya kak, Yeri"

Mata Irene membelalak mendengar nama anaknya.

"Si-siapa kamu bilang?"

"Yeri kak" ucap Seulgi sambil tersenyum

Irene langsung menuju ruang tamu dan benar saja, ada Yeri disitu. Ia memeluk erat Yeri dan menangis.

"Kamu pulang sayang"

"Mama kangen sama kamu"

Yeri hanya diam, ia tidak membalas pelukan Irene. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan? Yeri melepaskan pelukan Irene, duduk di dekat Wendy.

"Yeri... kamu mau disini kan?" tanya Seulgi

Pertanyaan itu, Yeri terlalu takut untuk menjawabnya. Ia ingin pulang, tetapi tidak ingin pulang.

"Ga tau"

Wendy menghela napasnya, ia tahu anak ini pasti masih bimbang dan juga galau. Padahal rumah Yeri hanya disini, untuk apa dia menggalau?

"Mama kamu sakit Yer.... Kita semua mikirin kamu terus. Kamu ga sayang sama keluarga kamu hmm?"

Seulgi berusaha membujuk Yeri, lagi pula semua yang dikatakannya memang benar. Untuk apa Seulgi berbohong?

"Kalau aku ga mau gimana?"

Yeri sengaja menjawabnya seperti itu. Sebenarnya ada banyak hal yang ia takutkan jika ia pulang ke rumah.

"Emangnya kamu mau kemana lagi selain di rumah?"

"Aku bisa sama tante Wendy, lagian tante Wendy juga lebih baik"

"Kalau tante Wendy ga setuju gimana?"

"Ga mungkin, tante Wendy di rumahnya ga ada temen jadinya kesepian. Kalau disini aunty sama mama, berdua aja kalian disini"

Seulgi menghela napas, apa yang membuat Yeri menjadi seperti ini? Seulgi benar-benar akan gila jika Yeri tidak ingin pulang.

"Jadi kamu sengaja kabur?"

"Iya, aku cape aunty terus bela mama dibanding aku"

"Aunty kan membela yang benar Yeri"

"Berarti aku salah?"

Seulgi terdiam, sepertinya ia salah bicara, bukan itu yang dimaksudnya.

"Mau kamu apa sih Yeri?!"

Seulgi benar-benar dibuat gila akan semua ini. Yeri tersenyum, itu pertanyaan yang ia tunggu-tunggu. Sementara Wendy sudah was-was dengan semua jawaban Yeri. Ia takut Yeri salah mengambil langkah.

"Kalau aku jawab, apa aunty bisa kabulin?"

"Aunty bakal berusaha"

"Janji?"

"Yaa janji"

"Oke. Aku mau pulang, tapi aku ada satu keinginan..."




























punten, kayaknya saya tamatin hari ini aja deh. jangan lupa vomment nyaaa.

Verleden ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang