19) Berdamai

573 61 11
                                    

"Oke. Aku mau pulang, tapi aku ada satu keinginan..."






























































"Jangan paksa aku lagi untuk baikan sama Mama"

Seulgi sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Ia menatap nanar sang kakak, sebenci itukah Yeri terhadap Irene?

"Kenapa Yeri? Kamu ga sayang sama Mama kamu?"

Irene menatap Yeri sambil menahan tangisnya, Irene benar-benar lelah.

"Ga usah tatap aku kayak gitu. Disini bukan Mama doang yang sakit"

Semua terdiam dengan ucapan Yeri. Apa maksud anak itu? Kenapa bisa ia berbicara seperti itu?

"Mama kira cuma mama doang yang sakit? Aku juga Ma... aku jugaa!!"

Yeri memukul dadanya dan cairan bening mulai keluar dari kedua mata Yeri, ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Dulu aku selalu iri sama temen-temen aku! Kenapa mereka punya Mama yang baik tapi aku engga! Mama yang selalu nganter anaknya ke sekolah, masakin makanan buat bekal! Sedangkan aku?! Bisa ketemu aja aku udah seneng!!..."

"Mama ga tau seberapa sayangnya aku dulu sama Mama!! Tapi Mama malah mentingin semua pekerjaan Mama!! Apa Mama pantes disebut seorang ibu?! Harusnya mama bersyukur aku masih panggil Mama dengan sebutan itu!!!..."

Yeri mengusap kasar air matanya yang sudah kemana-mana. Dan aemua orang disitu hanya menangis dalam diam mendengar ucapan Yeri.

"Terus Mama tiba-tiba dateng kesini buat minta maaf? Cih, kesambet apa Mama? Udah 12 tahun Mama memperlakukan aku dengan kasar!! Sedangkan aku aja baru dua bulan memperlakukan Mama dengan kasar!! Ini belum adil, masih ada beberapa tahun lagi?! Tapi sekarang aja mama aja udah kayak gini, payah!!..."

"Aku bener-bener udah muak sama semuanya!! Ga ada yang ngerti sama perasaan aku!! Aku juga butuh kesabaran untuk maafin Mama!! Bukan Mama doang yang butuh kesabar atas semua kelakuan aku!! Nyesel udah lahirin aku? Aku kayak gini juga karena Mama!! Aku lelah..."

Yeri merasa lega, semuanya yang selama ini ia pendam ia keluarkan. Tetapi bagaimana dengan Irene yang mendengarnya? Tentu saja sakit. Irene memeluk erat Yeri dan menangis dibahunya.

"Maaf sayang, Mama menyesal"

"Percuma, aku udah terlanjut sakit Ma"

"Mama bakal sembuhin kamu sayang, mama bakal lakuin semua buat kamu"

"Semua?"

Irene mengangguk sambil tersenyum, dengan wajah yang sudah dibasahi oleh air matanya. Irene sudah pasrah, entah Yeri akan menyuruhnya pergi atau apapun itu. Irene akan berusaha untuk menerimanya. Demi Yeri, putrinya.





























"Aku mau Mama jangan pernah lagi ngelakuin hal yang kayak dulu. Aku mau punya Mama yang baik, yang pengertian sama anaknya, yang selalu ada buat anaknya.... Aku sayang sama Mama"

Yeri tersenyum melihat wajah Irene yang terkejut. Ia berusaha memaafkan sang mama, meski masih ada rasa benci di dalam sana.

Bukan Irene saja yang terkejut, Seulgi juga. Ia baru melihat sisi Yeri yang berbeda dari biasanya.

"Ka-kamu maafin, Mama?"

"Iya Ma, aku juga capek kayak gini terus"

Irene menangis bahagia, dipeluknya lagi putrinya itu. Rasanya ia sangat-sangat bahagia, ia berjanji akan melakukan yang terbaik untuk putrinya. Irene berterima kasih kepada sang pencipta, semua akan indah pada waktunya.

"Makasiih sayang, makasiih!"





"Kamu harus bisa memaafkan mama kamu Yeri. Tante tahu pasti rasanya susah untuk memaafkan. Tante dulu seperi mama kamu, dan tante kehilangan putri tante. Tante tahu sebenarnya kamu masih sayang sama mama kamu, apa kamu mau kehilangan dia?"

"..."

"Kalau kamu kehilangan dia, dan penyebabnya adalah kamu. Kamu akan menyesal selama seumur hidup Yeri. Sebelum terlambat, lebih baik kamu yang memperbaikinya."

Sebelum sampai di supermarket, Yeri menceritakan masalahnya. Dan itu adalah pesan dari Wendy. Awalnya ia tidak mengerti, tetapi sekarang ia paham akan semua itu.

Memaafkan memang hal yang paling sulit untuk dilakukan. Jangankan memaafkan orang, memaafkan diri sendiri saja sangat sulit. Disini Yeri berusaha untuk memaafkan Irene, ia sadar bahwa Irene melakukan itu karena ada masa lalu yang buruk.

Memang, Irene juga salah. Tetapi setiap manusia memiliki kesalahan bukan? Tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, lebih baik kita memaafkan sesama kita.





~ END ~






























TAPI BOONG AHAHAHAHA, masih ada satu lagi kawan-kawan. tanggung kalau 19, jadi ini nanti saya tambahin 1. jangan lupa vote dan commentnya 🌻

Verleden ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang