Sementara Yeri yang sedang menikmati kedamaian bersama Wendy. Seulgi dan Irene stress memikirkan dimana keberadaan Yeri.
"Udah jam segini, dia masih ga bisa dihubungin kak"
Seulgi yang sedang sakit, terus memikirkan Yeri. Dirinya menyesal karena tadi membentak Yeri. Sedari tadi ia juga sudah menghubungi orang rumah, dan ternyata Yeri tidak pulang ke rumah. Padahal Seulgi kira, Yeri akan pulang.
"Seulgi, kamu disini dulu yaa. Kakak cari keluar dulu"
"Aku ikut kak"
"Jangan Gi, kamu disini aja"
Irene langsung mencari Yeri di sekeliling rumah sakit. Ia sudah mengelilingi rumah sakit dan menanyakan juga kepada pegawai disini, tetapi tidak ada yang tahu keberadaan Yeri.
Lalu Irene ingin pergi keluar dari rumah sakit, tetapi hujan sangat deras. Ia sangat khawatir dengan keadaan Yeri, apa dia baik-baik saja?
"Kamu dimana sayang..."
Irene menangis, ia merasa bersalah telah datang kesini. Bukannya memperbaiki keadaan, malah memperburuk hubungan mereka. Tetapi Irene tidak boleh menyerah, kamu pasti bisa!!!
Dari pada ia menangis disini, lebih baik ia menuju kamar Seulgi. Ia takut keadaan Seulgi memburuk seperti sebelumnya. Irene pun masuk ke ruangan dan mendapati Seulgi sedang bersama Jimin.
"Kak"
"Kakak ga bisa nemuin Yeri"
"Bawahannya Jimin juga lagi lacak kak"
"Makasih yaa Jim"
Mereka hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Yeri. Berharap bisa memeluk anak gadis itu lagi. Beberapa jam kemudian Jimin mendapat informasi dari bawahannya. Jimin langsung pergi kesana sendiri.
"Gimana kalian udah nemu?"
"Hmm.... kami menemukan kalungnya di sungai ini pak"
Jimin terkejut, apa Yeri hanyut disungai? Pikirnya.
"Di dekat sini ada jembatan. Bapak mengerti maksud saya kan?"
Jimin hanya diam, tidak mungkin keponakannya itu melakukan hal tersebut. Ia menjambak kasar rambutnya sendiri.
"Hubungi polisi sekarang!! Dan cari Yeri sampai ketemu!!"
Pikiran Jimin kalut sekarang, ia bingung bagaimana menjelaskan hal ini kepada Seulgi dan Irene. Jimin pun akhirnya memutuskan untuk membantu mencari Yeri, ia percaya bahwa Yeri tidak melakukan hal gila tersebut.
ㅇㅇㅇ
Jam menunjukkan pukul 1 malam, Seulgi dan Irene masih terjaga. Padahal Seulgi membutuhkan istirahat yang cukup, dengan kondisinya yang seperti ini.
"Kamu tidur aja Gi"
"Ga usah kak, aku nemenin kakak aja"
Mereka masih setia menunggu kabar dari Jimin. Bahkan Seulgi beberapa kali menelpon Jimin, tetapi tidak diangkat. Ia jadi kesal dengan suaminya itu.
"Ish, dia ga angkat telpon aku kak"
"Mungkin dia lagi repot Gi"
Seulgi menatap Irene, sedari tadi kakaknya ini berusaha untuk menyembunyikan tangisannya. Ia menghela napas, dirinya juga merasa bersalah kepada Irene.
"Kak"
"Iya Gi?"
"Maafin aku yaa kak, karena aku bentak Yeri, dia jadi kabur begini"
Irene memeluk Seulgi, mereka menangis. Kedua manusia ini saling menyalahkan dirinya. Lihatlah Yeri, Irene dan Seulgi sangat membutuhkanmu.
ㅇㅇㅇ
Matahari telah menyingsing, tetapi mereka belum mendapatkan informasi tentang Yeri. Sementara Jimin, keadaannya sudah kacau sekarang.
"Keponakan bapak masih belum kami temukan. Karena semalam hujan deras, jadinya aliran sungai juga mengalir deras"
Jimin lelah, ia langsung pergi ke rumah sakit. Ia berpikir keras, bagaimana memberitahu Irene dan Seulgi tentang ini. Tetapi tidak baik juga jika ia terus menyembunyikan ini.
"Yeri udah ketemu?"
"Belum"
Jimin menghela napas, berat rasanya bicara tentang Yeri yang belum ditemukan.
"Bawahan aku nemuin kalung Yeri di sungai"
Seulgi dan Irene yang mendengar itu panik. Bahkan Irene sudah mulai menangis.
"Maksudnya?!"
"Dengerin dulu Seul. Kita cuma nemuin kalungnya doang, dan polisi udah bantu nyari di sekeliling sungai tapi tetap ga ketemu. Karena kemarin hujan, aliran sungainya jadi deras..."
"Maksud kamu Yeri hanyut di sungai?"
Belum sempat Jimin menjawab, Irene terkulai lemas dan dengan digap Jimin memegangi Irene.
"Kasih kakak minum Jim"
Jimin memberi Irene minum, lalu ia menangis. Tidak menyangka Yeri pergi meninggalkannya dengan cara seperti ini.
"Kamu bohong kan Jim?"
Jimin tidak menjawab dan Seulgi yang melihat Irene hanya menangis dalam diam.
"Ga mungkin Yeri..."
Irene tidak sanggup lagi, ia menangis tersedu-sedu. Sakit rasanya mendengar berita tadi. Ia gagal, ia bukan ibu yang baik. Irene terus menyalahkan dirinya.
Jimin membawa Irene pulang ke rumah, dan dirawat oleh bibi. Setelah itu Jimin balik lagi ke rumah sakit untuk menemani Seulgi.
"Seul"
"Hmm"
Jimin mengusap kepala Seulgi, sepertinya dia memberi tahu kepada istrinya saja tentang Yeri.
"Aku ga tau mau gimana ngomongnya"
"Maksudnya?"
"Sebenernya aku takut, kalau Yeri..."
Jimin menghela napasnya, sementara Seulgi makin dibuat penasaran olehnya.
"Apa sih? Kalau ngomong jangan setengah-setengah!"
"Aku takut kalau Yeri..... bunuh diri"
Seulgi sangat terkejut, tidak mungkin keponakannya bisa berpikir seperti itu.
"Ga mungkin Jim"
"Bawahan aku nemuin kalung itu, dan tempatnya ga jauh dari jembatan. Mereka masih beransumsi kayak gitu, semoga Yeri ga ninggalin kita"
Seulgi tidak sanggup berkata-kata, ia memeluk Jimin. Berharap keponakannya bisa ditemukan dalam keadaan hidup. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya kehilangan Kim Yeri.
permisi, update lagi niih. saya lagi banyak ide nih, jangan lupa vote dan comment. love love 🌻❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Verleden ✔
FanfictionKim Yeri, seorang gadis yang sangat membenci ibu kandungnya karena masa lalu yang menyakitkan. Lalu, tiba-tiba Irene datang dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka yang rusak. "𝘔𝘢𝘢𝘧 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘮𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭" ~ Bae Irene "�...