part 1

1.1K 62 1
                                    

Oksigen melesak memaksa paru berkerja lebih dari biasanya.

Mata ber iris coklat melebar, berusaha tenang.

Sakit

Itulah yang di rasakan oleh seseorang yang baru saja mengalami suatu yang berbeda dari jalan hidupnya.

Matanya mengerinyit sadar akan situasi yang berbeda.

"Bukannya tadi gue di club ya? dan YA BAJU HITAM.. Akhh.. Apa gue udah mati? terus  gue kok bisa nafas dan.. Gue ngerasa ada yang beda deh."

Flashback

Kepulan asap menyerbu sekumpulan manusia yang berada di bangunan tempat pelarian segala emosi. Dentuman musik bersautan dengan decakan gelas beradu. Sorak semorak bergemuruh menghentak tubuh mengikuti alunan buatan dj.

"Lun, bos lo mana?" Tanya pemuda bertumbuh gemulai mendekat.

"Entahlah, mungkin ada di lantai atas room VIP no. 2" Jawab gadis bernama Luna tanpa menoleh ke arah pria gemulai bernama Keren alias Dio.

Sendari tadi perhatiannya hanya berpusat pada beberapa botol yang bermuatan minuman alkohol. Dengan cekatan, ia membuat menuman yang di pesan oleh pelanggan.

Karna kesal tak di perhatikan oleh Luna, Keren beranjak menghentakkan kaki kesal dengan tangan ber oleh minuman buatan Luna.

Melihat sikap Keren seperti itu membuat Luna menggelengkan kepalanya tanda tak peduli. Sekarang yang perlu ia lakukan hanyalah membuat minuman pesanan pelanggan dan membuat pelanggan puas atas kinerjanya.

"Permisi nona nona semua...  Minuman telah datanggg" Heboh Liu rekan kerja Luna menggebu. Walau sudah terbiasa melihat wanita memakai pakaian kurang bahan sekalipun tidak membuat kemesuman Liu menghilang.

Luna terkekeh pelan mengamati tingkah pria berdarah campuran itu. Perpaduan rambut coklat dengan wajah blesteran membuat Liu memanfaatkan kelebihan yang ia milikki.

Cukup bosan dengan rekan kerjanya, mata Luna memutar menjuru arah mengamat random para tamu. Namun, cukup aneh.

Sesosok pria berbaju hitam lengkap dengan topi, berdiri menyempil diantara 2 lipatan tembok dekat dengan dance floor. Cukup lama mengamati, akhirnya ia menemukan penemuan yang cukup mengejutkan.

"Bukankah itu pistol?" pekik Luna dalam hati.

Dirogoh ponsel milik nya dan menulis beberapa kalimat singkat kepada kepala keamanan. 

Perlahan ia berjalan tanpa menimbulkan kecurigaan orang lain. Takut - takut bisa jadi pria itu orang jahat yang ingin membuat kekacauan club boss nya.

Namun na'as, sebelum melangkah lebih jauh. Tembakan menggema melesat bebas begitu saja.

Pekikan menyakitkan menggema, lunggang langgung para penjaga berlari nerusaha menyelamatkan tamu sekaligus melumpuhkan plaku.

Dengan khawatir, Luna segera berlindung dan menelfon bosnya. Namun matanya bertemu dengan mata rubi pemilik pistol.

DOR....

Timah panas melesak menembus jantung Luna dengan cepat. Tubuh Luna ambruk menimpa Liu.

"Lun...  " Kaget Liu, melihat Luna menyelamatkan nyawanya.
Berbeda dengan Liu yang kaget, Luna merasabnafanya sesak. Sakit, bahkan beberapa indranya mati rasa. 

Hingga saat itulah Luna, bartender berbakat kesayangan pemilik club meninggal akibat tembakan orang tidak di kenal.

Flassback Off

Merasa haus, tubuhnya bangkit. Mencoba menggapai minuman yang ada di atas nangkas.

Setelah membasahi tenggorokannya dengan air, ia berusaha mencerna apa yang terjadi pada dirinya. Bola matanya berkeliling, mengamati kamar dengan nuansa serba hitam.

Namun belum selesai mengamati, Luna merasa kandung kemih nya telah penuh dan memutuskan untuk ke kamar mandi.

"Siapa itu?" Beo Luna, tatkala melihat sosok perempuan di cermin toilet.

Berusaha berfikir membuat kepalanya berdenyut nyeri. Sekelebat ingatan muncul di kepalanya. Tak tahan dengan rasa sakit, Luna berteriak sebagai pelampiasan rasa sakit. Berusaha tegap, matanya berkunang dan membuat tubuh modis milik Kemila jatuh tak sadarkan diri.

Liku itu Aku (kimsanyu2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang