BAB 16

89 3 0
                                    


Bulir keringat merembes pada kain katun yang dikenakan Kemila, beberapa kali mengusap wajahnya asal ia begitu serius dengan masakannya. Kali ini, ia ingin menghidangkan ayam suwir kemangi kesukaannya, dirinya ingin anak dan suaminya dapat mencoba masakan kesukaannya ini. Merasa bahwa bumbu yang sedang ia tumis mengeluarkan bau harum, dengan cekatan ia memasukan ayam yang telah ia suwir sendiri tanpa ingin bantuan dari pelayan, setelah suwiran tersebut masuk ia juga memasukan daun kemangi yang telah dibersikan kedalam wajan dan mengaduknya perlahan menggunakan api kecil. Setelah matang, ia segera mematikan kompor dan kemudian menaruhnya kedalam mangkuk kaca yang telah dirinya siapkan sebelumnya.

"Aku sudah selesai, bisakah kamu membereskannya untukku. Aku akan menaruh masakanku kemeja makan." Ujar Kemila menoleh pada pelayan yang tak asing untuknya, ya dia baru iangat. Pelayan perempuan itu adalah pelayan yang pertama kali menolongnya dikamar mandi dulu.

"Ba.. baik nyonya." Ucap pelayan itu gugup, jujur sudah berkali - kali ia menawarkan diri untuk membantu. Hanya saja, ia juga sudah berkali - kali mendapat tolakan dari nyonya- nya ini. Ia takut, bila mana ketauan kepala pelayan baru dan juga Tuan besarnya karna membiarkan Nyonya memasak bisa saja ia akan mendapat hukuman dan lebih parahnya lagi harus dipecat dari pekerjaannya ini.

Kemila acuh mendapat respon pelayan itu, dia sudah tak heran lagi jika akan mendapati para pelayan yang seakan ketakutan bila bertemu dengannya. Berjalan pelan, ia dengan hati - hati membawa mangkuk yang berisi masakannya ini ke meja makan yang letaknya agak jauh dari dapur. Setelah berhasil meletakkan masakannya, ia mendapati Ryu yang sedang berjalan menghampirinya.

"Pagi Nyonya." Sapa Ryu, asisten sekaligus sekertaris suaminya ramah.

"Hm, pagi Ryu. Bagaimana kabarmu? beberapa waktu ini sepertinya aku jarang melihatmu? oh ya, apa kamu sudah sarapan, jika belum mari sarapan bersama." Ajak Kemila tanpa keberatan sama sekali.

"Kabar saya baik Nyonya, sebenarnya saya beberapa waktu ini sedang mengurusi beberapa pekerjaan saja. Dan terimakasih tawarannya, saya sudah sarapan Nyonya. Kedatangan saya disini hanya ingin menyerahkan beberapa berkas yang harus ditanda tangani langsung ole Tuan Alex." Jelas Ryu

"Baiklah, kamu bisa menunggunya sebentar. Aku akan membangunkan suamiku untuk segera menemuimu."

"Terimakasih Nyonya." Ucap Ryu ramah, jujur biasanya bila keadaan masih seperti dulu, ia bisa langsung menemui Tuannya diruang kerja. Hanya saja, keadaan sekarang jauh lebih berbeda, keberadaan Nyonya yang mulai memunculkan sikap baiknya membuat perubahan bagi Tuannya bahkan untuk waktu aktivitas sehari - harinya.

Merasa jika tubuhnya mulai lengket, ia segera untuk keatas menuju kamarnya. Namun sebelum itu, ia baru ingat jika hari ini adalah waktu untuk anaknya segera bangun tidur. Dengan agak tergesa, ia membelokkan diri menuju kamar anaknya lebih dulu.

TOK... TOK.. TOK...

Cklekkk

"Kamu sudah bangun Zean, Mama ingin membangunkanmu." Ucap Kemila sesaat setelah berhasil membuka kamar anaknya. Melihat anaknya yang masih bergelung dengan selimutnya, akhirnya ia mulai mendekat dan mengelus rambut anaknya lembut untuk membangunkannya.

"Zean, bangun. Ini sudah pagi." Ujar Kemila berusaha membangunkan anak laki - lakinya.

Berhasil, tubuh anaknya mulai terusik hal ini terlihat dengan gerakan tubuh Zean yang mencoba menghindar seakan tidak ingin diganggu.

"Zean, bangun nak. Atau kamu akan terlambat berangkat sekolah hari ini." Coba Kemila sekali lagi. Merasa jika ada suara yang tak asing, membuat Zean akhirnya menyerah dan terpaksa membuka matanya. Mata mereka bertemu, elusan tangan Mamanya bahkan terasa nyata dikepalanya saat ini.

Liku itu Aku (kimsanyu2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang