Kaki jenjang Kemila berjalan cepat menuju arah jejeran mobil. Dengan cepat ia mengadah pada satpam guna meminta kunci. Melihat tampang Kemila yang menakutkan. Dengan cepat Satpam mengerti dan memberikan kunci yang di pinta oleh istri tuanya.
Kaki tanpa alas dan pakaian tipis tanpa lapisan baju hangat, Kemila melupakan semuanya. Yang ia inginkan saat ini adalah ketenangan. Menekan tombol
Bib
Pilihan terjatuh pada mobil abu dengan bodi ramping. Tanpa menunggu lagi, Kemila menaiki mobil tersebut dan menjalankan dengan kecepatan penuh melewati gerbang besar kediaman Lee.
Selang beberapa detik Kemila pergi, tampak Zean yang berlari tergesa. Panik tersirat di wajah tampannya setelah melihat mobil kesayangannya keluar dari bagasi.
"Ada apa?"
"Nyonya Tuan muda, Nyonya tadi pergi naik mobil." Jawab Satpam bergetar takut.
"Mobil? dengan mobilku?" Tanya Zean kembali
"Iya Tuan, tadi juga saya melihat Nyonya sepertinya sedang tidak baik baik saja."
Mengerti apa yang di sampaikan satpam.
"Hubungi Ayahku, saya pergi."
"Baik Tuan muda." Jawab Satpam lalu segera menghubungi Tuan besar.
Tak habis fikir, sejak kapan ibunya ini bisa naik mobil? Naik sepeda saja minta di boncengkan. Takut terjadi sesuatu kembali, Zean berlari menaiki mobil hitam yang tak kalah keren dengan mobil yang di bawa ibunya.
Melaju dengan kecepatan di atas rata rata, Zean menghubungi seseorang.
"Hallo Ze." Sapa seorang dari sebrang sana.
"Bisa kamu lacak mobil abuku?."
Mengerti apa yang di perintahkan Zean.
"Ho ho ho, apakah Tuan muda Lee sedang kemalingan?" Ejek seorang itu dengan tangan mengotak atik komputer guna menyabotase cctv jalan.
"Jangan bercanda"
"Baiklah, aku sudah menemukan nya. Tidak jauh di depanmu Zean. Eh tunggu, Club. Mobilmu berhenti di Club langganan bro."
Sial, memutus sambungan ia segera melaju dengan kecepatan penuh. Tidak peduli dengan serangkaian umpatan yang di tunjukkan orang orang kepadanya. Apa yang sedang di dengar saat ini sanggat tidak masuk akal.
Berbeda dengan Kemila, keluar dari mobil. Kemila lantas berjalan menuju tempat yang di anggap sebagai penghilang penat. Namun ketika ingin mengantri, seseorang menarik tangannya kasar.
"Astaga, Jeng Kemila di sini?" Tanya perempuan yang di ingatnya waktu lalu.
"..."
Menatap ujung rambut hingga kaki tak percaya apa yang Tari lihat. Apakah ini benar teman sosialitanya, Nyonya Lee Alexander?
Sebenarnya ia ragu ketika melihat seulet seseorang yang berjalan ingin memasuki club. Terlebih dengan pakaian lusuh dan tanpa alas kaki. Namun untuk membuktikan apa yang ia duga maka ia berlari meninggalkan belanjaannya begitu saja dan beruntung pengawalnya sigab sehingga belanjaan itu tidak langsung jatuh bercecer di tanah. Dengan sedikit kasar ia menarik tangan wanita itu. Dan betapa terkejutnya apa yang sekarang ia lihat.
"Mau berpesta?" Tanya Kemila acuh melihat tatapan dari Tari.
"Kebetulan, aku juga sedikit bosan." Jawab Tari lalu mengandeng tangan Kemila lewat jalur khusus tanpa mengantri.
Di sisi lain, Alex yang mendapat kabar dari Ru langsung kelimpungan.
Istrinya menyetir? Itu sungguh membuat Alex gusar setengah mati sehingga menyuruh bawahannya untuk mencari Kemila. Dan lebih terkejutnya ia ketika istrinya ada di sebuah Club.Meninggalkan rapat penting yang akan segera di mulai Alex bergegas untuk turun dan menyusul istrinya langsung.
"Gantikan kehadiranku di rapat nanti. " Titah Alex kepada Ru sebelum tubuh tegabnya di telan oleh lift.
Di sisi lain, Zean lebih dulu sampai di tempat Club yang di maksud. Dan segera ia berlari masuk tanpa di halangi oleh petugas.
Suasana yang biasa ia lihat, berjalan sedikit tergesa mata elangnya mencari, mencari seseorang yang di kenalinya.
Dapat.
Namun ketika kakinya semakin mendekat obrolan ibunya menghentikan niatnya. Kemudin ia memilih duduk duduk tepat di belakang ibunya.
".... Aku nggak tau Tar."
"Apakah kamu menyayangi anakmu?"
"Lebih dari apapun."
"Lantas?"
"Aku takut, kamu tau... Rasa sakit itu terasa nyata di benakku. Bagaimana ketika aku pertama kali harus kehilangan seseorang di hidupku (secara tidak langsung Kemila mengungkapkan rasa sakitnya ketika hidup sebagai Luna). Aku bingung, dengan semua ingatan yang aku bawa ini." Seru Kemila frustasi.
"Kamu ingat sesuatu sebelum kamu kecelakaan Mil?" Ucap Tari ragu, walau hubungan mereka seperti ada batas. Namun sesungguhnya mereka adalah sahabat yang saling membagi keluh kesah mereka sebagai bentuk komunikasi.
"Maksudmu apa Tar?"
"Kamu tidak ingat?" Balas Tari menatap Kemila tak percaya.
"Jadi waktu itu kamu nelfon aku sambil nangis dan apa kamu tidak ingat menyuruhku untuk membelikanmu tiket pesawat. Dan kalau nggak salah kamu bilang ingin pergi lalu cerai." Jelas Tari
"Hah!?"
"Gini, kamu ingat tanggal 8 september lalu. Ada rumor tentang suami kamu dengan seseorang model em kalau nggak salah Bella. Bentar. " Jelas Tari mengeluarkan ponsel dan menunjukkan beberapa artikel.
Mentap nanar berita "Apa kamu mencoba bilang bahwa suamiku selingkuh dengan perempuan itu?" Tanya Kemila yang masih bingung dengan situasi.
"Belum tentu Mil, tapi kita bisa menyelidiki ini. Apalagi bisa jadi ini ada kaitannya dengan kecelakaanmu waktu itu."
"Hah, kerja bagus. Makasih ya Tar. Kamu memang sohib ter the beast deh." Seru Kemila melupakan emosinya dan memeluk Tari gemas.
"Santai aja Jeng, yuklah minum. Masa sampai sini kita cuma curhatan saja." Ajak Tari meneriakkan suara karna dj sudah mulai memainkan lagunya.
"Yu...?"
"Tidak!" Suara Zean mengintrupsi Mereka. Dengan segera ia membuka jaketnya dan kemudian di pasangkan ke tubuh ringkih ibunya. Dan tanpa persetujuan Kemila, Zean menarik tangan ibunya dengan paksa untuk keluar dari tempat tidak sehat ini.
Dan bertepatan melewati keluar matanya bertemu seseorang dan wajah ketat suaminya beserta beberapa pria bertubuh besar.
"Aaa ehm, Hai."
![](https://img.wattpad.com/cover/320358182-288-k80246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Liku itu Aku (kimsanyu2)
De Todo(Cerita ini hanya fiktif) Luna adalah seorang bartender di salah satu club milik kakak teman sekolah SMA. Meninggal akibat tembakkan dan kemudian tuhan membuat jalan baru untuknya. Memasuki tubuh seorang wanita bernama Kemila merupakan suatu kegila...