Waktu telah berlalu dan rutinitas baru telah terbangun. Dan menjadi kebiasaan yang menyenangkan untuk di lakukan.
Mengenakan pakaian olah raga, Kemila menunggu dengan sabar kedua prianya yang sedang bersiap.
Hari ini mereka akan melakukan olah raga badminton bersama. Beruntung halaman kediaman Lee sangat besar hingga bisa ia manfaatkan untuk menjadi lapangan dadakan untuk sementara.
"Menunggu lama?" Tanya Alex mengecup dahi istrinya singkat. Kemudian mengambil alih tas raket dan kok dari tangan lembut istrinya.
"Tidak juga, mungkin aku terlalu bersemangat." Balas Kemila menampilkan senyum kecil. Lalu memeluk cepat tubuh Alex.
Dan tak lama kemudian, Zean muncul. Berada di tengah, Kemila menaut tangan prianya dan melangkah ringan menuju lapangan.
Tanpa mereka perhatikan, pelayan menatap haru kedekatan mereka. Begitu pula para penjaga yang jarang melihat mereka bersama.
Sesaat mata Kemila terbelalak melihat perubahan yang begitu mendadak di mana perkarangan bunganya yang indah harus berakhir menjadi lapangan untuk mereka bermain. Tidak ada lagi bunga bunga kesayangannya melainkan lapangan terbuka sangat mirip dengan lapangan basket. Hanya saja, yang membedakan ada net di tengah lapangan.
"A.. AAAA Bungaku!!" Histeris Kemila melepaskan tautanya. Ia tau bahwa akan ada bagian halaman yang akan di buat lapangan untuk mereka bisa olahraga. Tapi ia sungguh tidak tau jika bagian kesukaannya yang di jadikan lapangan.
Tangis Kemila sungguh membuat mereka merasa terjungkal balikkan. Gemetar mereka menunduk takut tidak berani menatap tuannya yang menyimpan emosi tertahan untuk siap di ledakkan.
"Hiks, Mas hiks kesayanganku mana? Huaaaa" Tagih Kemila menangis sesenggukan. Berjongkok lalu menunduk persis seperti anak kecil.
Tergesa Alex menghampiri Kemila, ikut berjongkok dan kemudian mengelus punggung istrinya lembut.
"Saya bukan kesayanganmu hm?" Tanya Alex lembut tanpa menghentikan usapan.
"Bungaku? I need bungaku." Menghiraukan ucapan Alex.
Dalam diam, Zean menyaksikan kedua orang tuanya yang seperti anak kecil dengan jengah. Dengan inisiatif ia menyuruh pekerja untuk membubarkan diri lewat isyarat. Kecuali Ru yang memilih untuk mengecek net lebih dulu.
"Kapan mainnya? Aku tidak punya kesabaran untuk menunggu!" Ucap Zean dingin. Lalu memasuki lapangan untuk melakukan pemanasan lebih dulu.
Mengabaikan sikap ketidak pedulian anaknya, Alex lebih dulu menenangkan istrinya yang sudah mulai berhenti menangis.
"Mau iku saya?" Tanya Alex berdiri kemudian mengulurkan tangannya untuk istrinya.
"Tidak mas, Zean sudah nunggu. Aku juga pengen cepat main badminton." Ucap Kemila lalu meraih tangan suaminya.
"Baiklah" Ucap Alex lalu menggenggam tangan Kemila lalu berjalan perlahan menyusul Zean dan Ru yang sedang melakukan pemanasan.
☀☀
Pemanasan sudah di lakukan, dalam permainan telah terbagi dua tim yang terdiri dua orang.
Tim pertama terisi oleh Kemila dan Zean sedangkan tim kedua terdiri oleh Alex dan juga Ru.
Servis pertama di lakukan oleh tim kedua yaitu Alex.
Kok telah melambung ke tim lawan, dengan sigap Kemila memukul. Kok kembali memutar arah dan mengarah kepada Zean dan dengan sigap Zean memukul cepat melakukan smesan. Namun tidak ingin kalah Ru lebih sigap menampung kok dan kemudian memukul cepat. Kok melambung rendah ke depan dan dengan cepat Kemila berlari dan segera memukul kok dengan rendah. Dan dengan tidak sigap, kok berhasil terjatuh ke daerah lawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Liku itu Aku (kimsanyu2)
Rastgele(Cerita ini hanya fiktif) Luna adalah seorang bartender di salah satu club milik kakak teman sekolah SMA. Meninggal akibat tembakkan dan kemudian tuhan membuat jalan baru untuknya. Memasuki tubuh seorang wanita bernama Kemila merupakan suatu kegila...