Bab 11

549 33 0
                                        

Menyeruput lemon tea nya, wajah Kemila masih menampakkan gurat kekesalan.

Apakah ia sekarang resmi kenjadi pengangguran?

"Surat Sialan!" Maki kemila, membuang amlop putih tersebut ke sembarang tempat.

"Rudijho, sudah lama sekali aku tidak mendengar nama itu. Dan itu nama ayahmu 'kemila'?"

Sejujurnya, ia sama sekali tidak rugi kalau pun dia di 'pecat'. Toh hidupnya sekarang juga tidak kekurangan seperti dulu dan jangan lupakan dengan kartu hitam sakti pemberian suaminya yang masih betah bersemayam di dompet.

Tapi nggak elit banget nggak sih, masa iya seorang anak di pecat sendiri dari peruasahaan ayahnya. Gimana kabar resume kalau mau daftar kerja di tempat lain kalau begitu. Eh tapikan dia bukan orang yang mengandalkan orang dalam. Ehm, masa bodolah.

Menabrakan diri di kasur, wajah Kemila dengan tenang menatap langit langit kamar.

"Kenapa hm?" Tanya Alex yang baru saja keluar dari ruang pakaian.

"Aku beneran jadi pengangguran?" Tanya Kemila masih tak percaya, lalu mengubah posisi menjadi duduk.

Tertawa pelan, sekarang Alex mengerti mengapa sejak tadi istrinya ini uring uringan tidak jelas.

"Kenapa ketawa?" Tanya Kemila kesal dengan bibir mengerucut.

"Mau ikut ke kantor?" Tawar Alex mengalihkan pertanyaan Kemila.

"Ih, males aku tuh sama pegawai kamu Mas. Masa iya, kalau kesana suka banget perang mata. Emang aku ini musuh apa?"

"Aku mau pergi sendiri aja deh, soalnya kalau di rumah sendiri itu suntuk. Kan Zean juga tadi sekolah. Em boleh ya?" Izin Kemila mengerjabkan mata lalu memandang harap Alex.

"Em, nggak sendirian kok. Ada Tari, kamu masih ingat kan Tari?" Sambung Kemila

"Tidak, di rumah atau ikut saya saja ke kantor lebih baik" Tegas Alex langsung menjawab Kemila. Bagaimana bisa Alex percaya kepada perempuan bernama Tari - Tari itu, padahal orang yang bersama istrinya di club waktu itu perempuan bernama Tari.

"Ihhh MAS! Di rumah itu suntuk banget karna nggak ada siapa - siapa. Kalau di kantor kamu juga gitu, sukanya ninggalin aku sendiri buat meeting. Huhuhu aku pengen pergi sendiri jalan - jalan masa sih nggak boleh." Rengek Kemila

"Baiklah, tapi dengan bodyguard." Putus Alex final.

"BIG Nooo! Apa itu bodyguard, kalau aku bisa jaga diri aku sendiri. Mas nggak usah lebai deh, aku tuh cuman pengen pergi jalan - jalan ke kafe atau nggak restoran aja. Ngapain pakai di buntutin sama orang serem kayak itu?" Seru kemila heboh, membayangkan bagimana jika itu benar terjadi.

"Bodyguard atau tidak sama sekali!" Tegas Alex di balas dengusan oleh Kemila karna sangking hafal, kalimat apa yang akan di utarakan suaminya ini.

"Nggak, Aku tetap pergi tanpa izinmu ataupun pengawal." Ucap Kemila tak kalah tegas.

Memijit pelipis pelan, sejak kapan sifat pembangkang istrinya ini muncul kembali.

"Baiklah, tapi di antar sopir. Dan kabari saya setiap lima belas menit sekali." Putus Alex tegas

"Baiklah."
'tapi tidak dengan lima belas menit' Lanjut Kemila dalam hati, mau protes lagi juga muka nya udah nggak enak di pandang ya sudah mengalah adalah kuncinya.

Mendengar jawaban memuaskan dari istrinya, air muka Alex kembali sumringah dan dengan perlahan ia mencium kening istrinya.

"Saya berangkat." Pamit Alex, lalu beranjak untuk pergi ke kantor.

Liku itu Aku (kimsanyu2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang